4

6.1K 433 46
                                    

"Aku merindukanmu, hyung... sangat."

Taehyung sontak menatap Jungkook, mencoba mencari kebohongan dari pria itu. Tapi ia menyerah setelah hanya menyaksikkan bagaimana wajah yang biasanya terlihat kaku itu berubah menjadi seperti lelehan salju dengan air mata yang tampak mulai mengalir dari sana.

"Aku benar-benar merindukanmu, hyung..." Jungkook mengusap wajahnya kasar diiringi dengan gerung nafasnya yang tersendat. "Tetapi aku terlalu bodoh karena telah meninggalkanmu seperti ini. Aku terlalu bodoh karena telah melepaskanmu. Maaf untuk segalanya, hyung... maaf untuk segala luka yang telah aku berikan untukmu..."

Ini terlalu mengejutkan bagi Taehyung. Ia bahkan tidak pernah berpikir tentang hal ini. Malahan dirinya selalu berpikir kalau Jungkook sudah benar-benar melupakannya. Semua pernyataan pria itu terlalu mengejutkan bagi Taehyung. Ia tidak tahu harus merespon apa. Sebagian dari dirinya begitu bersyukur karena ternyata bukan hanya dirinya yang menderita tetapi Jungkook juga. Namun sebagian lagi berpikir untuk menolak. Pria ini telah menyakitinya, mana mungkin ia bisa menerimanya begitu mudah? Begitu kata hatinya. Taehyung diam-diam menggeleng, mencoba mengabaikan pikiran-pikiram negatif yang hampir menguasai otaknya. Jantungnya berpacu semakin cepat.

"Jungkook-a... "

Pria yang lebih mudapun mendongkak kala merasakan jemari halus mengusap pipinya. Mata sehitam arangnya balas menatap sepasang lelehan karamel di depannya. Mata indah yang begitu dirindukannya sekarang tengah menatapnya, dan Jungkook tidak pernah merasa lebih hidup dari ini.

"Kau tahu, betapa sakitnya aku ketika kau meninggalkanku waktu itu? Aku bahkan tidak sadar telah berdiri di pinggir puncak gedung dan hampir menjatuhkan tubuhku dari sana." Taehyung tidak kuasa untuk tidak menangis ketika mengatakannya. Air mata tampak sudah membasahi pipinya namun ia harus melanjutkan pembicaraan ini. "Kau pergi tanpa alasan yang jelas. Aku tidak mau bertanya karena waktu itu wajahmu terlihat begitu marah. Aku bahkan tidak pernah melihatmu bisa semarah itu. Aku takut jika aku bertanya, aku akan mendengar jawaban yang menyakitkan darimu, Kook."

Deru nafas Taehyung yang tak beraturan membuat Jungkook meraih tangan pria itu untuk digenggam erat lalu meraih Taehyung ke dalam pelukkannya. Jungkook berbicara lewat matanya dan tindakakannya. Hatinya luar biasa sesak melihat wajah yang dahulu selalu ceria kini ditutupi oleh kesedihan. Taehyung adalah sosok yang rapuh dan begitu rentan. Dalam perjuangan cintanya, Jungkook sudah menyaksikan bagaimana Taehyung yang berulang kali ditolak oleh keluarganya hanya karena memperjuangkan cintanya. Dan dengan begitu bodohnya, dirinya malah menghancurkan semuanya. Jungkook bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya Taehyung ketika ia menyerahkan surat cerai waktu itu. Kenapa dirinya bisa sebegini bodoh hanya karena sang ayah yang begitu memaksa? Kenapa dirinya bisa sebegini bodoh karena lagi-lagi membuat pria ini menangis dan membuat luka tak kasat mata yang luar biasa sakitnya.

"Aku hampir gila, Kook..." isak Taehyung di bahu mantan suaminya. "Sejak awal hidupku sudah kacau. Aku bahagia karena kau membuatku menjadi manusia paling berharga, tapi kau juga yang mengancurkannya. Masih bisa hidup sampai sekarangpun adalah sebuah keajaiban bagiku. Karena sejak kau pergi tanpa menoleh waktu itu, bunuh diri menjadi rutinitas harianku."

Jungkook memberanikan diri untuk mengusap punggung Taehyung seraya membuat tubuh itu merapat pada tubuhnya. Ia ingin memberikan kenyamanan untuk Taehyung karena suara tangisnya yang pilu terdengar begitu menyakitkan untuknya.

"Maafkan aku, hyung..." bisik Jungkook. Jemarinya masih memgusap punggung kurus Taehyung sampai deru nafas pria dalam pelukkannya kembali normal. "Maafkan aku..."

Taehyung mencoba melepaskan pelukkannya lalu menatap sepasang mutiara hitam Jungkook. Begitu dalam dan mempesona. Mata itu lagi-lagi membuatnya terjatuh ketika dirinya mencoba menjauh dan akhirnya membuatnya tidak berdaya dihadapan Jungkook.

Back TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang