Seorang gadis cantik dan manis saat ini sedang bercermin, memperlihatkan seluruh tubuhnya dari atas sampai bawah.
Gadis itu memakai baju putih abu-abu dengan lambang kelas XI. Sambil mempoleskan bedak keseluruh wajahnya gadis itu bernyanyi.
So let mercy come
And wash away.What I’ve done,
I’ll face myselfTo cross out what I’ve become,
Erase myself
And let go of what I’ve done.Sambil terus bernyanyi, gadis itu memakai dasi dan mengambil tas punggungnya dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
"Back to school." Gumam Alana.
***
Gadis itu berjalan menuju kekelasnya sambil mendengarkan lagu 2002 oleh Anne Marie dari headset yang dipakainya."ALANA!!!"
Tiba-tiba sebuah rangkulan mengagetkannya. Ia menoleh kesamping, ia adalah Marsha. Disusul dengan Chelsea yang memakai tampang cueknya, dan Prisilla sambil membawa bedak dan lipstik.
"Marsha! Lo tuh ya! Lo mau gue sakit jantung?!"ucap Alana sambil mengusap-usap dadanya, menetralisirkan jantungnya yang sudah berdetak dua kali lebih kencang.
Marsha menyengir.
Sesampainya dikelas mereka duduk berhadapan. "Oh ya girls, kalian udah buat tugas Matematika nggak?" Tanya Prisilla sambil memakai lipstik dibibirnya.
"Gue udahlah."ucap Marsha.
"Udah dong, Alana Camilla Valerie kan anak rajin, baik hati dan tidak sombong."ucap Alana, membanggakan diri.
"Iyain aja." Sahut Prisilla.
"Iya rajin. Rajin nyontek!" Timpal Chelsea geram. Alana membalas dengan cengiran kuda khas miliknya.
"Ih, kenapa kalian ngeraguin banget sih kepandaian seorang Alana Camilla Valerie?"tanyanya polos.
"Bodo amat Al. Bodo amat."ucap Chelsea menahan amarah.
***
"PERMISI-PERMISI CECAN MAU LEWAT!"ucap Prisilla yang membuat para lelaki yang mengantri ingin makan Bakso buatan Mas Jajang, menepi memberi jalan kepada Prisilla.
Prisilla berjalan mendahului laki-laki itu, disusul Alana, Chelsea, dan Marsha.
Sesampainya didepan kedai Mas Jajang, Alana dengan suara kekanakannya memesan Bakso yang akan disantapnya bersama temannya.
"Mas! Baksonya 4 yah. Buat Alana gak pake sayur kol, kalau buat Chelsea sayur kolnya dibanyakin, terus kalau buat Prisilla sama Marsha mienya dibanyakin ya."ucap Marsha.
Setelah selesai dibuat, mangkok yang berisi bakso itu, Marsha sodorkan kepada temannya satu per satu.
"Yang pertama buat Chelsea yang sayurannya dibanyakin. Terus yang mienya banyak buat Prisilla, dan ini buat Marsha!"ucapnya girang seolah memberikan Berlian kepada teman-temannya.
"Ayo, kita cari tempat duduk."ajak Alana antusias.
"Al, bakso lo belum diambil."ucap Chelsea menahan amarah karena kelemotan otak sahabatnya itu.
Jika Alana bukan temannya, pasti saat ini ia akan dengan segan-segan menumpahkan kuah baksonya ke kepala Alana. Tapi ia mengurungkan niatnya itu.
"Eh, iya! Alana lupa,"ucapnya polos. "Makasih yah Chel udah di ingetin." Sambung Alana sambil menyengir.
Mereka berjalan menuju meja sebelah kiri. Mata para kaum Adam menjelajah melihat kecantikan para gadis ini.
Sambil memakan bakso mereka masing-masing. Prisilla bergosip kepada sahabatnya itu.
"Girls, kalian tau gak? Kalau ada anak baru, cowo. Ganteng banget katanya. Terus yang gue tau, dia jalan bareng sama Kak Xavier, Alvaro, sama Joshua. Hasil gue ngerumpi sama cewek kelas sebelah."
"Masa sih? Kok gue gak tau ya?"tanya Marsha.
Chelsea tidak menanggapi, ia diam sambil menyantap bakso miliknya.
"Namanya siapa?"tanya Alana.
"Nggak tau," Prisilla menggeleng. "Gue juga dengernya dari orang lain. Gue belum ngeliat langsung sih."
"Bentar lagi pasti Kak Xavier sama temennya bakal masuk ke kantin."ucap Marsha yakin.
Saat itu juga semua mata para kaum Hawa, tertuju kepada 4 orang yang baru datang memasuki kawasan kantin.
Xavier dan Alvaro datang sambil melambaikan tangannya dan membuat para kaum Hawa tersenyum manis, menatap hasil karya Tuhan yang sempurna.
Sedangkan Joshua hanya memasukkan tangannya kedalam saku celananya dan berjalan santai.
Dan orang baru yang sedang dibicarakan Prisilla, datang dengan tampang yang Dingin, cuek, dan datar.
Prisilla, Chelsea, dan Marsha membulatkan matanya melihat cowok itu. Bahkan Chelsea yang biasanya tidak menanggapi segala sesuatu, kini ia melihat dengan tatapan yang sulit diartikan.
Mereka bukan berdecak kagum melihat cowok itu.
Melainkan mereka menatap cowok itu dengan tatapan terkejut.Alana yang sibuk meniupi baksonya yang masih panas tidak melihat kearah para Cogan yang sedang berdatangan.
Chelsea menoleh kearah Prisilla, dan Marsha secara bergantian. Mereka bersamaan menoleh kearah Alana yang sepertinya tidak tau apa-apa.
Merasa diperhatikan, Alana melihat kearah ketiga temannya.
Alana menautkan kedua keningnya dan bertanya,"kalian kenapa liatin Alana segitunya? Alana cantik banget ya?"ucapnya polos.
Chelsea lagi-lagi menahan amarahnya. Jika diatas meja ini ada golok, pasti Chelsea sudah memukulnya ke kepala Alana.
"Dasar ogeb. Liat ke arah jam 4."ucapnya serius.
Alana melihat kearah jam 4 persis yang diperintahkan Chelsea.
Betapa terkejutnya Alana saat melihat sosok itu.
Saat matanya menatap kearah cowok itu, tatapan mereka bertemu.
Cowok itu tak kalah terkejut melihat Alana.
Alana dengan segera memutuskan kontak mata dengan cowok itu. Ia menoleh kearah temannya.
"Itu dia kan Al?."ucap Chelsea serius.
Ya, dia datang kembali. Membuat Alana merasa ketakukan, dan rasa bersalah itu hadir kembali.
Alana berusaha mati-matian menghindari cowok itu, dan kini mereka dipertemukan kembali.
Mengapa takdir mempertemukan mereka lagi?
Athala Davino.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Be Him? (Tahap Revisi)
Teen FictionBagi Alana Camilla Valerie, dulu semua ini baik-baik saja. Tidak ada masalah. Tidak ada rasa bersalah. Tidak ada penyesalan. Namun, kejadian 4 tahun lalu mengubah segalanya. Dia berusaha lari dari kenyataan. Menghindari semua yang berhubungan denga...