Alana saat ini sedang merapikan tempat tidurnya dan membawa kasur untuk ditiduri para kawannya.
Diluar Chelsea, Prisilla, dan Marsha telah datang memakai piyama. Sambil membawa barang-barang dan beberapa 2 kantong plastik besar berisi snack dan makanan ringan lainnya. Mereka mengetuk pintu rumah Alana.
"Alana!"
"Alana where are you~"
Mendengar namanya dipanggil, pasti teman-temannya telah datang. Alana segera turun untuk menghampiri temannya.
Alana membuka pintu rumahnya dan tersenyum ceria menyambut teman-temannya.
"Hello, my friends."
"Hi Alana! It's me Marsha!"ucap Marsha tak kalah ceria.
"Bacot, ayo masuk!" Chelsea langsung masuk kedalam rumahnya Alana. Disusul Prisilla, Marsha, dan Alana.
Kebetulan orang tua Alana sedang ada kerjaan diluar kota, dan Bi Ijah-pembantu rumah mereka sedang pulang kampung melihat anaknya yang sedang sakit. Jadi ia memutuskan untuk mengundang teman-temannya untuk menginap dirumahnya.
Sesampainya dikamar Alana, Prisilla langsung mengeluarkan laptop miliknya untuk menonton Drama Korea Radio Romance.
Sambil menonton mereka mengemil camilan yang dibelinya tadi. Pada saat adegan sang Pria mengejar Gadis yang disukainya dan mensejajarkan dirinya dengan gadis itu, Alana teringat akan Athala.
Dan Alana teringat kembali kejadian saat pulang sekolah. Saat Athala mengajaknya.
Pada saat pulang sekolah, Alana masih melakukan tugas piket mereka dengan Chelsea. Biasanya mereka akan saling menunggu satu sama lain saat piket. Tapi Prisilla dan Marsha pulang duluan karena ada kesibukan masing-masing.
Setelah selesai melakukan tugas piket, mereka berdua dengan segera keluar dari kelas untuk pulang.
Tiba-tiba ponsel Chelsea berdering, Ayahnya menelponnya, agar ia harus pulang dengan Ayahnya. Ayahnya telah menunggu Chelsea didepan gerbang, dan meninggalkan Alana sendirian.
Alana sibuk memainkan ponselnya sambil berjalan menuju ke depan gerbang, ia tidak melihat Athala sedang bersandar di pagar sekolah, sambil menyilangkan tangan didadanya.
Saat jarak dirinya dengan Alana semakin dekat, Athala berlari menghalangi jalan Alana. Karena terlalu sibuk, Alana menabrak dada Athala dan membuat ponselnya jatuh.
"Ponsel gue!"
Alana tidak sempat melihat seseorang yang menghalangi jalannya. Ia menunduk hendak mengambil ponselnya, dan jidatnya menyambar jidat Athala, alhasil membuat jidat Alana terasa nyeri, "Auu! Jidat gue! Siapa sih yang naru tembok disini?!"ucapnya sambil mengusap-usap dahinya itu. Namun ia masih belum menyadari kalau dia adalah Athala.
Alana segera melihat kearah Athala dan betapa terkejutnya ia melihat Athala yang sudah berada didepannya.
Alana masih diam melihat Athala yang sedang mengambil ponselnya yang jatuh. Athala menekan tombol on pada ponsel Alana, beruntung ponselnya tidak rusak.
"Nih, ponsel lo,"ucapnya sambil menyodorkan ponsel itu kepada Alana."Makanya hati-hati, mata jangan cuma liat ponsel doang. Nanti kalo udah ditabrak kendaraan gimana? Nanti ribet urusannya."
"Sorry, gue gak liat-liat."
Saat hendak pergi ke halte Bis, Athala menahan lengan Alana. "Bareng gue aja, biar gue anter lo. Ini juga udah sore, udah mau jam 5, Bis udah nggak ada. Kecuali kalau lo mau pergi ke halte bis lain, jaraknya cuma 5 km doang kok."
Alana baru menyadari kalau ini sudah sangat sore. Tapi ia tidak ingin diantar pulang oleh Athala.
Alana menggeleng, "Gue bisa naik angkot atau ojek kok."
"Gak!"ucap Athala tegas."ini udah sore, kalau lo diculik gimana?!"ucapnya marah.
Alana menautkan keningnya,"Lo kok jadi marah sih? Terserah gue dong." Alana berjalan meninggalkan Athala.
Athala menarik lengan Alana sebelum gadis itu menghilang dari pandangannya. Athala menghela napas kasar. "Dasar bocah. Buruan naik."ucapnya tegas. Karena tidak ada pilihan lain, Alana terpaksa mengikuti ajakan Athala.
Athala memakaikan helm untuk Alana dan saat diatas motor, Athala sengaja melajukan motornya dan berhenti secara tiba-tiba membuat Alana memeluk erat tubuh kekar Athala.
Athala melihat wajah Alana yang memejamkan matanya karena terkejut. Ia kemudian tersenyum dan menatap Alana lekat,"Jangan lepasin Al." Alana membulatkan matanya dan berusaha melepaskan tangannya dari perut Athala, namun dengan sigap tangan kekar Athala menahan tangan Alana agar tak melepaskannya.
Sesampainya dirumah Alana, Athala kembali membukakan helm yang Alana pakai dan mengatakan sesuatu yang membuat Alana diam.
"Gue galak ya tadi? Maaf ya Al, gue gitu karena care. Oh ya, gue bakal sering kesini, lo tunggu aja."ucapnya tersenyum sambil mengacak rambut Alana.
Kejadian tadi itu membuat Alana bahagia namun disisi lain dia tidak menginginkan Athala berada didekatnya. Karena rasa bersalah itu.
Prisilla men-pause drakor yang mereka tonton itu. Mereka bertiga kompak melihat kearah Alana.
"Al, lo nggak kepikiran tentang Athala kan?"tanya Prisilla.
"Gue masih kepikiran Sil, gue bingung apa yang harus gue lakuin kalau Athala dateng kerumah gue. Jelas dia kan deket banget sama keluarga gue, apalagi sama Nyokap, gimana gue mau ngusirnya?"ucapnya sedih.
"Jangan kepikiran terus Al." Tegur Chelsea.
"Yaudah kita sambung aja nontonnya. Gak usah mikirin Athala lagi, oke?"ajak Marsha.
***
Athala kini telah selesai membersihkan diri dan beranjak untuk turun kebawah untuk memberi kabar bahagia."Bunda!"ucapnya girang. Sambil berlari dan duduk disamping ibunya. Ia memeluk erat ibunya.
"Ath, kamu kenapa sih?"ucap ibunya sambil melepaskan rengkuhan anaknya.
"Tebak Bun, siapa yang aku temui hari ini?"tanyanya antusias.
"Athala...ketemu...sama...Alana!!"ucapnya sangat girang.
Ibunya tersenyum senang.
"Beneran?"
"Iya bun, tadi Athala seneng banget bisa ketemu lagi sama Alana."
"Udah hampir 3 tahun kan kamu udah nggak kontak-kontakan sama Alana?"
"Iya bun, tapi Alana berubah. Alana cuek banget sekarang. Tadi aku bilang kangen ke Alana tapi dia cuma bilang Baperan lo. Alana kenapa sikapnya gitu ke Athala ya bun?" Curhat Athala.
"Kamu penasaran kan? Cari tau aja. Deketin terus Alananya."
"Siap laksanakan!"ucapnya sambil memberi hormat seperti hormat Bendera.
Tbc...
Wah, Athala pengen deketin Alana. Alana jadi lari-larian nih😂.
Votement ditunggu!
Bye:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should Be Him? (Tahap Revisi)
Teen FictionBagi Alana Camilla Valerie, dulu semua ini baik-baik saja. Tidak ada masalah. Tidak ada rasa bersalah. Tidak ada penyesalan. Namun, kejadian 4 tahun lalu mengubah segalanya. Dia berusaha lari dari kenyataan. Menghindari semua yang berhubungan denga...