▪02▪Get closer

0 0 0
                                    

Alana tidak dapat berkonsentrasi. Materi yang dijelaskan Bu Tasya tidak dapat masuk ke dalam otaknya.

Pikirannya melayang memikirkan cowok yang diliatnya di kantin tadi.

Athala Davino.

Ia terus memikirkan apa yang harus dilakukannya. Setelah berusaha menjauhi Athala, kini ia kembali kehadapannya. Membuatnya kembali teringat kesalahannya di masa lalu.

Chelsea yang sedari tadi memperhatikan Alana, hanya berusaha menenangkan sahabatnya itu agar tidak terlalu memikirkan Athala.

Prisilla dan Marsha memperhatikan Alana dari belakang tempat duduk mereka. Mereka merasa khawatir dengan Alana.

Mereka tau, kalau selama ini Alana berusaha menjauhi Athala. Menghapus segala kenangannya dengan Athala.  Menghapus memori saat mereka sedang bercanda ria bersama. Semua itu Alana lakukan untuk mengobati rasa bersalahnya.

"Al, mendingan lo ke UKS aja. Nenangin pikiran lo. Jangan kepikiran Athala terus, nanti lo sakit."ucap Chelsea menyarankan.

Alana menoleh.

"Iya, Alana bakal pergi ke UKS. Sekalian istirahat."ucapnya kelu.

Chelsea merasa khawatir dengan sahabatnya itu,"gue temenin ya?"

Alana menggeleng pelan,"gak pa-pa, Alana bisa sendiri kok."ucapnya sambil berdiri, menuju kearah Bu Tasya untuk meminta isin ke UKS dengan alasan tidak enak badan.

***

Alana berjalan dengan pelan dengan kepala tertunduk, sambil terus berpikir tentang Athala. Ia tidak bisa berhenti memikirkan Athala.

Saat melewati kelas XII IPA 1, seseorang menghalangi langkah Alana.

Cowok itu berdiri tepat dihadapan Alana, dan membuat gadis itu mengangkat kepalanya untuk melihat cowok itu.

Betapa terkejutnya dia, saat menatap mata Athala. Athala tersenyum manis melihat Alana. Tangan Alana bergetar saking gugupnya.

"Hai, Alana."ucap Athala manis.

Alana tersenyum kikuk. "H-hai juga." Setelah berucap dua kata itu Alana langsung melangkahkan kakinya untuk segera pergi menjauh dari hadapan Athala.

Athala mengernyit heran. "Kenapa Alana sikapnya gitu?"

Athala segera berlari menyusul Alana dan berjalan sejajar dengan Alana. Alana terkejut melihat Athala sudah berada disampingnya.

Athala kok ngikutin aku sih?

Alana berusaha tidak mempedulikan Athala dan terus berjalan.

"Alana, lo nggak kangen gitu sama gue?"

"H-hah? Alana biasa aja kok."ucapnya gugup.

"Kok gitu?"tanya Athala heran, melihat sifat Alana yang berbeda dengan Alana dulu.

Alana menoleh dengan polosnya bertanya,"Maksudnya?"

"Lo berubah Al."

"Aku berubah? Emangnya Alana Power Rangers?"tanyanya polos. Athala gemas melihat sikap Alana. Ingin sekali ia mencubit pipi Alana.

Athala terkekeh, "Bukan itu maksud gue Al. Maksud gue, sikap lo berubah. Lo nggak kangen sama gue, padahal selama 4 tahun ini gue kangen banget sama lo."

Alana diam tidak menanggapi. Ia terus berjalan.

"Gue udah berusaha nyari kontak lo, tapi nggak ketemu juga. Gue berusaha nyari rumah lo, tapi lo udah pindah. Gue kesepian Al, apalagi gue udah kehilangan Agatha."

Alana terdiam membeku. Tangannya bergetar dan wajahnya mulai pucat.

"A-Athala, A-Alana duluan ya."ucap Alana dan segera berlari menuju toilet. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke UKS. Jika ia pergi ke UKS, pasti Athala akan mengkhawatirkan dan mengikutinya.

Dari kejauhan Athala melihat kepergian Alana.

Alana berubah.
Alana, gadisnya telah berubah.

***

Alana membasuh wajahnya diatas waltafel dengan tangan yang bergetar dan melihat kearah cermin.

Mengapa Athala mendekatinya? Padahal Alana sudah melupakan memori tentang dirinya dan Athala.

Sepertinya Athala akan terus mendekatinya. Ia yakin Athala pasti akan berpikir mengapa Alana menjauhi Athala?

Alana mengusap wajahnya kasar sambil berpikir keras, memikirkan cara agar Athala tidak mendekatinya lagi.

Ditempat lain, Athala terus berpikir, kenapa Alana berubah?
Kenapa dia berusaha menjauhinya?

Semenjak 3 tahun terakhir, Alana memutuskan kontak dengan Athala. Alana tidak dapat dihubungi, dan mereka telah pindah rumah.

Athala berusaha mencari nama Alana dimedia sosial, namun nihil. Ia tidak dapat menemukannya. Alana seolah hilang ditelan bumi. Keluarganya juga tidak dapat dihubungi.

Saat Athala pergi kerumah Alana, ia melihat sebuah pemberitahuan bahwa rumah itu akan segera dijual.

"ALANA!"

Athala terus memanggil nama Alana, tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Saat Athala sedang berusaha memanggil Alana, Bi Asih, pembantu rumah Alana mengahampirinya.

"Eh, Den Athala?"tanyanya.

Athala menoleh, "Bi, Alana kemana? Mereka pindah?"

"Walah, den Athala nggak tau ya, kalau non Alana udah pindah? Mereka pindah dari kemarin."

Athala terkejut. "Alana nggak kasih tau gue."pikirnya.

"Mereka pindah kemana bi?"

"Maaf den, bibi nggak tau non Alana pindah kemana."

Dan sekarang akhirnya ia bertemu dengan Alana-nya. Ia tersenyum melihat Alana tidak berubah masih sama seperti dulu masih seorang gadis yang polos, ke imutan wajahnya tidak berubah, saat 3 tahun terakhir ia melihatnya, tapi tidak dengan sifatnya.

Alana seolah melupakan bahwa ia bersahabat dengan Athala. Ia melihat Athala dengan tatapan yang biasa. Athala pikir Alana akan tersenyum bahagia melihat Athala satu sekolah dengannya, tapi tidak.

Jika saja ia tidak mengikuti orang tuanya pindah, mungkin saat ini ia tidak akan pernah bertemu dengan Alana lagi. Dikarenakan Ayahnya dipindah tugaskan dari Bandung ke Jakarta, Athala terpaksa mengikuti orang tuanya.

Ia tidak ingin Alana menjauhinya. Athala harus mencari tau alasan Alana menjauhinya.

"Alana, i'll come closer to you. Just wait."gumamnya sambil tersenyum.

Tbc...

Masa lalu apa sih yang disembunyiin Alana? Keep reading guys!

Votement juga jangan lupa ya!

XOXO

Why Should Be Him? (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang