"Ayolah Renjun hyunggg~"
Rengekan itu terdengar lagi dari kamar yang penuh dengan boneka Moomin dimana-mana.
Renjun meringis mendengar suara melengking itu, lalu menutup telinganya dengan earphone, dan menambahkan lagi volume musik dari handphone nya. Berusaha tidak mendengar suara cempreng sepupu --cerewet-- kesayangannya.
Chenle yang merasa diacuhkan menggeram marah. Menarik earphone yang bertengger manis di telinga kakak sepupunya, lalu berteriak melengking dengan suaranya yang seperti lumba-lumba. Membuat Renjun merasa mendengar dengungan panjang pada telinganya.
Sepertinya ia butuh dokter THT untuk memeriksa gendang telinganya sekarang.
Renjun menatap Chenle dengan tajam. Bangkit berdiri dari kasurnya hanya untuk menarik kedua pipi chubby sepupunya, sekuat yang ia bisa.
"Sudah kubilang Chenle.. AKU. TIDAK. MAU. IKUT." desisnya seram, mengabaikan ringisan Chenle yang merasa pipinya kebas karena terlalu lama ditarik.
"Twapi akwu twakut pwergwi swendirian hwung." ocehnya tak jelas karena kondisi pipinya yang masih ditarik oleh Renjun.
Renjun menghentikan penyiksaannya setelah merasa kasihan melihat wajah Chenle yang terlihat semakin melebar karna ulahnya. "Kalau begitu, kau tak perlu datang. Simple kan?" cetusnya.
Chenle merengut. Menggembungkan pipi. "Tapi disana ada Jisung!" protesnya.
Renjun memutar bola matanya dengan jengah. Jisung lagi, Jisung lagi.
"Aku bahkan semakin tidak mau pergi jika tahu ada Jisung disana."
Bibir Chenle semakin maju mendengarnya. "Tapi hyunggg~ jika aku tidak datang, nanti bisa saja Jisung digoda oleh noona-noona genit ituu." rengeknya lagi, sembari menggoyang-goyangkan lengan Renjun. Persis seperti balita yang merengek meminta mainan pada ibunya.
"Dan jika aku pergi, yang ada nanti kau akan sibuk berdua dengan Jisung mu dan membiarkan aku seperti orang bodoh di pesta itu sendirian. Tidak! Aku tidak mau pergi. Kebiasaanmu sudah kuhafal Chenle", dengusnya. Masih mencoba keukeuh dengan pilihannya meskipun saat ini wajah merajuk Chenle sangat membuat iba. Tapi Renjun akan tetap pada pendiriannya. Harus!
"Tapi.. Haechan bilang, disana banyak kue muffin dan cupcake." lirih Chenle pelan.
Dan seketika membuat Renjun terhenyak.
****
Dan disinilah Renjun sekarang, memakai kemeja rapi bewarna baby-blue dengan celana jeans bewarna putih gading, dan sepatu sneakers yang bewarna sama dengan kemejanya. Gaya pakaian yang sederhana sekali. Rambutnya ia biarkan saja seadanya tanpa diberi gel. Renjun pikir tidak perlu bergaya sedemikian rupa, yang penting pakaiannya tidak terlalu norak untuk dipakai pesta seperti ini.
Toh Renjun mau mendatangi pesta ini hanya karena kue muffin dan cupcakenya. Jadi tidak masalah dengan gaya berpakaiannya.
Renjun menatap sekelilingnya sambil tetap mengunyah kue muffin nya yang kesekian. Dia tidak tahu dengan pasti ini pesta apa. Tapi jika Renjun tidak salah dengar, Chenle mengatakan sesuatu tentang perayaan kemenangan team Dance sekolah mereka dan penyambutan seseorang atau semacam itulah. Renjun lupa. Dan juga tidak perduli.
"Kau yakin cucu kepala sekolah yang mengadakan ini?"
Bisik-bisik anak perempuan disekitarnya mau tak mau terdengar hingga ke telinga Renjun. Tapi sifat 'tidak mau tahu' milik Renjun membuat ia tidak perduli dengan itu. Dan dengan santainya tetap memakan muffin nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✔) Oneshot!; ╰Jaemren╮
FanfictionKumpulan Oneshot ff dengan pairing Jaemin-Renjun NCT dari berbagai genre. PS: Hanya untuk menyenangkan hati shipper yang kekurangan moment (khususnya untuk konsumsi pribadi aku hehe), jadi diharapkan jangan sampai salah lapak hwhwhw (*¯︶¯*) ~~~~~~~~...