#9. Viridity

9.7K 933 585
                                    

Warn: Child! JaemRen.

Kun menatap satu persatu kepala-kepala kecil yang saling mengantri meminta snack pada Taeyong, salah satu rekan mengajarnya di Neo Kindergarten ini. Ia terkekeh ketika melihat ada saja tingkah polah yang dilakukan bocah-bocah kecil itu agar bisa mendapatkan jatah snack berlebih.

"Echan jangan diambil!"

Renjun, salah satu murid kesayangannya terlihat merajuk. Tangannya terlipat didada dengan mulut mempout. Anak itu juga sudah terlihat akan menangis.

"Bialin wlee..." Haechan si bocah gembil yang baru saja dimarahi Renjun menjulurkan lidah mengejek. Ia bisa-bisanya masih mencuri kesempatan untuk mengambil snack coklat dari kotak makanan Renjun. Membuat bocah Cina itu makin meradang karna kelakuan usilnya.

Baru saja Kun ingin melerai, tiba-tiba saja Haechan sudah lebih dulu terjengkang kebelakang karna jidatnya yang baru saja di geplak oleh seorang bocah lelaki yang saat ini terlihat sibuk memindahkan semua snack coklat miliknya ke kotak makanan Renjun.

"Ini Njuni... Punya Nana masih banyak," ujarnya dengan ceria sambil memberikan sepotong coklat untuk masuk ke mulut Renjun dan mengabaikan pekikan Haechan yang kesal karna telah ia buat jatuh dari tempat duduknya.

.

.

.

.

.

.

"Haechan! Astaga! Jangan menumpahkan cat!"

Doyoung memekik ketika menemukan murid nakal itu sedang sibuk menumpahkan cat warna keseluruh lantai kelas.

Haechan tertawa, ia makin bersemangat menyebarkan cat hingga seluruh lantai hampir tertutupi oleh warna. "Hei ayo cini bantu," Haechan memanggil teman-teman nya untuk turut andil dalam kenakalan yang ia buat, dan tentu saja bocah-bocah itu dengan senang hati membantunya.

Termasuk Renjun.

Bocah kecil itu bahkan sudah memegang kuas ditangannya, berniat untuk memberikan warna ke tembok kelas. Sebelum...

"Njuni jangan!" Jaemin, bocah laki-laki yang tadi memberikannya banyak coklat, melarangnya. Jaemin mengambil kuas yang Renjun pegang dan mulai mengambil alih untuk memberikan warna di dinding.

"Nanti tangannya kotol, bial Nana aja yang gambal" ujarnya ceria tidak menyadari ekspresi Renjun yang terlihat sebal karena merasa bocah tampan itu dari tadi selalu mengganggunya.

Dengan kesal Renjun pun pergi dari sana. Sudah tidak mau lagi bergabung dengan teman-temannya untuk mencoret-coret kelas. Bocah imut itu lebih memilih menuju ayunan, bermain bersama Jeno disana sepertinya lebih menyenangkan.

"Boleh main?" Renjun bertanya pada Jeno yang sedari tadi memang terlihat sendirian. Jeno mengangguk senang, poninya yang seperti mangkok juga ikut bergoyang. Bocah ber-eyesmile itu bangkit dan mengambil alih posisi untuk berada dibelakang, menyuruh Renjun untuk duduk diayunan dan mulai mendorong ayunan itu dengan pelan.

Selama beberapa menit, kedua bocah itu sibuk saling bertukar peran. Kadang Renjun yang mendorong, lalu berganti dengan Jeno yang mendorong. Namun....

"Njuni jangan main sama Jeno!" Jaemin dengan cepat melepas pegangan Renjun pada tali ayunan, membuat Jeno yang tengah diayun terjatuh kedepan.

Renjun meringis ketika melihat lutut Jeno yang terluka. Meskipun Jeno tidak menangis, tapi Renjun tau rasanya pasti perih sekali. "Nana jahat!" pekik Renjun kemudian. Lalu pergi bersama Jeno dan meninggalkan Jaemin sendirian di sana. Membuat bocah Na itu, merengut sedih karena ingin menangis.

(✔) Oneshot!; ╰Jaemren╮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang