"Oy!"
Adalah sapaan Park Woojin yang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam kelas Jihoon. Padahal kelas masih berlangsung dan Han seonsaengnim masih menjelaskan di depan kelas.
"Ada perlu apa Park Woojin?" Guru Han bertanya dengan senyum ramah. Tapi entah kenapa senyumannya membuat anak-anak di dalam kelas merinding.
Woojin menyengir sebelum membungkuk hormat. "Ah, maafkan saya, Saem. Saya tidak melihat ada Saem di dalam kelas."
Seketika kelas ramai dengan gelak tawa. Woojin dan tingkah semaunya sudah menjadi rahasia umum di sekolah ini. Setidaknya kemunculan tak terduganya menjadi hiburan di tengah tegangnya kelas yang diampu guru tegas tersebut.
"Sudah! Tidak ada yang perlu ditertawakan!" Kelas hening kembali. Guru Han menatap Woojin penuh selidik. "Ada perlu apa? Sekarang masih jam pelajaran, segera kembali ke kelasmu!"
Jika siswa lain yang berada di posisi Woojin saat ini pasti sudah lari terbirit-birit kembali ke kelas. Tapi Woojin tentu saja berbeda. Bukannya kembali ke kelas, ia malah berjalan masuk dan menghampiri meja paling depan yang berhadapan langsung dengan meja guru.
Meja yang diduduki pemuda manis kesayangan semua orang, Kim Jihoon, yang sedari tadi hanya memperhatikan dengan malas. Teman kecilnya ini selalu saja berulah. Jihoon bosan melihatnya.
Tanpa berkata apa-apa, Woojin membereskan buku serta alat tulis milik Jihoon dan memasukkannya ke dalam tas ransel pink dengan gantungan boneka kelinci yang besar.
"Ayo!" Woojin menarik tangan kanan Jihoon untuk mengikutinya setelah menyampirkan tas milik Jihoon di bahu kanannya.
"Mau kemana?"
"Kaasan pulang."
Jawaban singkat tersebut membuat Jihoon mau tidak mau harus mengikuti Woojin.
"Ini surat izin dari petugas piket, Saem." Woojin memberikan secarik kertas. Mereka membungkuk singkat setelah Guru Han mengangguk, lalu beranjak keluar kelas.
xxx
"Nih!"
Jihoon mengambil helm merah yang disodorkan Woojin padanya. Uh, hari ini matahari sedang terik-teriknya. Jihoon tidak membawa jaket karena tadi pagi ia berangkat diantar ayahnya. Ia harus bersiap dengan kulitnya yang akan terbakar matahari.
"Kaitan helmnya jangan lupa! Nanti kalau jatuh trus kepalamu pecah aku gak tanggung jawab loh ya!"
"Pasangin dong..." Jihoon meminta dengan nada yang mendayu manja. Sengaja. Bibirnya ia kerucutkan untuk menambah kesan imut.
"Dasar manja!"
Woojin memasangkan kaitan helm Jihoon. Jika diperhatikan lebih, dapat terlihat semburat merah di pipi Woojin. Namun tidak terlalu terlihat karena tersamarkan oleh kulitnya yang tan.
Kim Jihoon dan pesonanya memang tidak bisa dihindari. Hanya dengan melihat mata cantiknya saja sudah bisa membuat orang tersipu, apalagi diberi nada manja dan bibir yang mengerucut. Double attack. Untung Woojin sudah (sedikit) kebal.
"Sudah." Ditepuknya helm merah yang sudah terpasang sempurna di kepala Jihoon. "Ayo, naik!"
Bukannya naik ke jok belakang, Jihoon malah menyelip duduk di depan Woojin. Mau tidak mau membuat Woojin mundur ke belakang masih dengan kedua tangan yang memegang stang motor. Kini, Jihoon terlihat seperti ada di dalam pelukan Park Woojin.
"Aku aja yang bawa motornya, plis." Jihoon memutar sedikit tubuhnya ke belakang. "Mumpung Ayah gak tau."
"Heh, tega ya bikin aku yang dimarahin Ayahmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] galaxy ✧ taekook ft park jihoon
Fanfiction✨ Karena bagi Taehyung, Jungkook dan Jihoon adalah semestanya ✨ Keseharian keluarga super yang terdiri dari Ayah ganteng, Kim Taehyung dan Ibu cantik, Jeon Jungkook serta Kim Jihoon, si anak semata wayang yang selalu ceria. • a family au with taekoo...