1. Bersyukur

50 3 0
                                    

"Pandangan kita dan orang memang beda, dengan perbedaan yang ada maka jadikan wawasan pengalaman baru untuk masa depan kita."

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

Sholat tengah malam atau lebih sering dikenal dengan sholat tahajud ini sering dilakukan oleh beberapa orang di luar sana ya begitu pula aku, aku juga selalu berusaha bangun dan meluangkan waktuku untuk melaksanakan sholat tahajud walaupun mungkin belum sempurna seperti orang-orang di luar sana tapi aku akan selalu berusaha memperbaiki sholat tahajudku dan pastinya juga sholat 5 waktuku.

Seperti tengah malam ini aku melaksanakan sholat tahajudku dan pastinya selalu menyelipkan do'a-do'a untuk kebaikanku dan keluargaku. Setelah melaksanakan sholat tahajudku sambil menunggu subuh tiba aku menyiapkan surat lamaran kerjaku, ya aku sekarang memang lagi butuh pekerjaan untuk membantu perekonomian keluargaku maka dari itu sekarang aku lagi menyiapkan dokumen-dokumen pelengkap untuk surat lamaran pekerjaku yang diminta perusahaan. Ya kuakui memang banyak orang diluar sana berfikiran lulusan SMA itu mau kerja apa? Yang lulusan tinggi aja banyak yang nganggur apalagi SMA tapi aku selalu berfikiran positif untuk menanggapi semua omongan itu bukan berarti lulusan SMA itu lemah, tidak bisa bekerja dan tidak akan mendapatkan pekerjaan dengan jabatan yang tinggi itu semua salah, mengapa aku bicara seperti ini? Walau kita hanya lulusan SMA kita tidak lemah, kita bisa bekerja dan pastinya akan mendapat jabatan tinggi jika kita mau bekerja keras untuk mendapatkan jabatan tinggi itu, tapi jabatan tinggi itu tidaklah terlalu penting bagiku karna mau jabatan tinggi atau tidak dan pekerjaan apapun itu jika halal dan diridhoi Allah SWT itu lebih penting. Mendapatkan pekerjaan yang halal dan diridhoi Allah SWT itu akan mendapatkan penghasilan yang sungguh nikmat walaupun sekecil apapun penghasilan kita.

Waktunya sholat subuh akupun langsung mengambil air wudhu dan melakuakan sholat subuh. Setelah sholat subuh tak lupa aku mengaji, setelah semuanya selesai aku latihan bicara didepan cermin supaya nantinya saat diwawancarai sama HRD tidak gugup. Ya kuakui sekarang aku sedang gugup.

Tok tok tok

"Humaira bangun sayang," panggil bunda sambil mengetuk pintu kamarku.

"Iya Bunda, bentar Humaira bukakan pintunya," jawabku sambil jalan mendekati pintu untuk membukanya.

"Sayang bantu Bunda memasak yuk," ajak bunda sambil mengusap kepalaku yang tertutup khimar.

"Iya Bunda ayuk," jawabku lalu jalan menuruni anak tangga.

Rumah sederhana dan minimalis ini yang sekarang aku dan keluargaku tinggali.

"Bunda kita mau masak apa?" Tanyaku sambil mengupas bawang putih dan merah yang ada di tempatnya dari pada menganggur.

"Kita mau masak sup buntut sayang," ucap bunda sambil membersihkan ayam.

"Oke Bunda."

"Oh ya sayang, hari ini kamukan wawancara kerja ya?" Tanya bunda sambil melembutkan bumbu sup.

"Iya Bunda, tapi Humaira sedikit gugup Bunda," kataku sambil mencuci semua sayuran yang sudah aku potong sebelumnya.

"Tidak usah gugup sayang Bunda yakin kamu bisa melewati semuanya dengan lancar. SEMANGAT!" Kata bunda sambil mengepalkan tangannya menandakan kesemangatan bunda.

"Oke siap Bundaku," jawabku dengan tak kalah semangatnya dari bunda.

Setelah selesai memasak aku pergi kekamarku siap-siap untuk berangkat wawancara pertamaku. Ya hari ini tepatnya pukul 08.00 wawancara kerja dimulai maka dari itu aku tidak mau telat dan pastinya saat disana aku masih bisa istirahat sebentar hanya untuk menghilangkan rasa gugup yang sedang melanda.

Jam menunjukkan pukul 06.00 akupun sudah siap tapi sebelum berangkat aku sarapan terlebih dahulu biar nanti tidak terjadi masalah apapun yang tidak aku inginkan.

"Selamat pagi Bunda," ucap ayah yang sudah rapi dengan setelan baju kantornya.

"Selamat pagi juga Ayah," ucapku dan bunda dengan kompak.

"Yuk Yah, sayang kita sarapan," ajak bunda.

"Oke Bunda," jawabku dan ayah dengan kompak.

Sarapan kali ini memang beda dulu waktu masih ada kak Afifah meja makan terasa sangat ramai tapi sekarang enggak serame dulu karena kak Afifah sudah ikut suaminya, tapi ayah selalu bilang bahwa kita harus tetap bersyukur dan ayah juga bilang bahwa kak Afifah sudah bahagia dan tetap ingat kepada keluarga, mengingat ucapan ayah aku langsung tersenyum bahagia.






'Assalamualaikum semua... Ini novel ke 4 aku silahkan dibaca. Oh ya jangan lupa komentar + votenya ya. Maaf ya autornya ngarep. Hihi...

Oh ya satu lagi terima kasih buat yang baca novel ke 2 ku ini dan jangan lupa juga baca novel pertama aku ya. Autornya ngarep lagi...😅

Oh ya hampir aja lupa.😂 Semoga setelah membaca novel ini kalian bisa sedikit terhibur dan baper. Harapan autor. Hehhe...

Sudah dulu deh entar autornya ngarep lagi kan jadinya gak enak.😂😂

Suamiku Seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang