2. Interview

13 2 0
                                    

"Masalalu yang kelam biarlah berlalu karna masa depan yang cerah sedang menanti.
Selalu ingat Optimis, lupakan Pesimis demi masa depan yang cerah."

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

2 Tahun sebelumnya

"Apa! Tidak mungkin saya belum melunasi hutang saya, saya sudah lunasi hutang saya dengan tuntas," ucap ayah sambil marah ke orang yang menelfonnya.

"Tidak bisa! Kamu tidak bisa melakukan ini kepadaku dan keluargaku. Kumohon jangan lakukan ini kasihan kami," larang ayah dengan memohon ke orang yang menelfonnya.

Tok Tok Tok

"Buka pintunya!" Bentak seorang dengan kasar dibalik pintu rumahku.

Pintu rumahpun dibuka sama ayah.

"Apakah ini rumahnya Bapak subandono?" tanya salah satu laki-laki bertubuh kekar dan besar dengan kasar kepada ayahku dan aku yakin itu salah satu orang suruhan dari seseorang yang telfon ayah tadi.

"I ... iya saya sendiri. A ... ada apa ya?" tanya ayah dengan raut wajah ketakutan.

"Kami disuruh Pak Abimana datang kesini untuk menyampaikan bahwa perusahaan bapak seutuhnya jadi perusahaan Pak Abimana," terang salah satu orang suruhan Pak Abimana (Orang yang menelfon ayah tadi).

"Tapi saya sudah lunasi hutang saya ke Pak Abimana dan saya udah bayarkan ke seketarisnya karena waktu itu Pak Abimana masih diperjalanan pulang dari London," jelas ayah panjang, lebar dan jujur ke 2 orang suruhan itu, tapi 2 orang suruhan itu tidak percaya dan langsung memaksa ayah untuk menandatangani surat dan aku yakin itu adalah surat ambil alih hak atas perusahaan ayah yang sudah ayah bangun dan rintis sejak kakak dan aku masih kecil.

"Bunda ..." ucapku sambil memegang erat tangan bunda.

"Jangan takut sayang ada Bunda disini," ucap bunda dengan lirih sambil mengusap punggungku dengan lembut.

"Tapi Bunda," elakku sambil masih melihat ayah di sana dengan rasa tertekannya.

"Hustt ... kita gak boleh ikut campur sayang dan kita harus ikhlasin semuanya sayang," tutur bunda untuk menenangkanku.

Sejak kejadian itu aku dan keluargaku harus merasakan penderitaan yang dibuat oleh orang yang tak bertanggung jawab.

"Humaira," panggil bunda menyadarkan lamunanku. "Astaufirullah berarti dari tadi aku melamun dan oh ya sekarang jam berapa," ucapku dalam hati sambil melihat jam tangan yang aku pakai.

"Kamu kenapa Humaira? Ada masalah? Apa kamu lagi mikirkan wawancaramu nanti ya?" tanya bunda berturut-turut.

"Eh enggak apa-apa Bunda, Bunda jangan khawatir ya, oh ya kalau mikirin wawancara nanti iya, Humaira lagi memikirkannya, tapi sedikit kok Bunda," ucap sambil memandang bunda dan mengusap dengan lembut punggung tangan bunda.

"Udah sampai Bu," ucap pak supir taxi kepada bunda.

"Oh iya, berapa Pak?" tanya bunda.

"Rp 120.000 Bu," jawab pak supir taxi.

"Ini Pak uangnya, terimakasih ya Pak," ucap bunda sambil turun dari taxi dan akupun juga ikut turun.

"Sama-sama Bu," jawab pak supir taxi lalu pergi menghilang dari hadapanku dan bunda.

🍀🍀🍀🍀

Hari wawancara pertama aku ditemani bunda jadi aku dan bunda berangkat naik taxi dan aku harus berpisah sebentar dengan bunda karena aku mau masuk ke ruangan wawancara karna tadi aku nyampek di perusahaan X-Vactory tepat jam 08.00 .

"Semangat ya sayang," ucap bunda dari kejauhan.

"Siap Bunda," jawabku dengan lirih sambil tersenyum.

Di sinilah aku sekarang, di tempat sepi hanya ada aku dan bapak HRD yang siap mewawancaraiku.

"Humaira Subandono," panggil bapak HRD.

"Iya Pak."

"Humaira, benar anda lulusan SMA?"

"Benar Pak saya lulusan SMA."

"Apa kamu sudah pernah bekerja?" tanya bapak HRD secara singkat, padat dan jelas.

"Belum pernah Pak," jawabku dengan singkat dan pasti jujur.

"Oke Humaira setelah saya wawancara kamu dan melihat surat lamaran pekerjaan yang kamu bawa maaf saya hanya bisa memberi pekerjaan sebagai OB," jelas bapak HRD kepadaku.

"Iya Pak saya terima, malah saya berterima kasih karena Bapak masih mau memberikan pekerjaan buat saya," jawabku dengan semangat.

"Kenapa kamu senang sekali saya beri pekerjaan sebagai OB padahal kamu tahu sendiri kalau OB itu mayoritas disini laki-laki," kata bapak HRD dengan sesikit heran.

"Karena pekerjaan apapun itu jika halal maka saya akan mengambilnya Pak, dengan mendapatkan pekerjaan sebagai OB saya yakin nanti saya akan dapat merasakan penghasilan yang nikmat," jelasku.

"Terima kasih Humaira."

"Loh kenapa Bapak berterima kasih ke saya Pak?" tanyaku dengan terkejut.

"Karena kamu sudah mengajarkan saya ilmu yang sangat bermanfaat karena sebelumnya saya hanya memikirkan jabatan saja," jawab bapak HRD dengan tersenyum padaku.

"Hmm ... begitu, sama-sama Pak," uapku sambil tertawa kecil.

"Besok kamu bisa memulai pekerjaanmu," ucap bapak HRD ke aku.

"Terima kasih pak. Oh ya Pak besok jam berapa saya bisa memulai pekerjaan saya?" tanyaku

"Jam 08.00."

"Siap Pak," ucapku dengan antusias.

*Assalamualaikum semua.....😊. Baca dan vote part baru ini ya biar autornya nambah semangat lagi saat nulis. Hehehe....makhlum autornya single jadi gak ada yang nyemangati.eeaaa...😂

Aku tunggu kalaian semua untuk :
1. Baca
2. Vote
3. Komen.

Sampai jumpa di part selanjutnya ya.

Suamiku Seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang