"Jaehyun, buka pintunya. Aku mohon jangan perlakukan aku seperti ini terus. Terima aku lagi, Jaehyun. Buka pintunya, ku mohon."
Sedangkan dibalik pintu Jaehyun hanya bisa berdiam diri dengan mata yang memerah karna menahan tangis. Urat diwajahnya bisa terlihat karna sebisa mungkin dia menahan semua emosinya.
Taeyong tidak perlu memohon seperti itu, karna pasti Jaehyun akan merentangkan kedua tangannya saat Taeyong kembali. Tapi tidak saat ini, Taeyong yang ada diluar sana bukanlah kekasihnya. Dia masih kekasih Kim Yeri, bukanlah kekasih Jung Jaehyun.
Ingin sekali Jaehyun bicara atau mungkin berteriak kepada Taeyong bahwa pria itu tidak perlu melakukan semua usaha itu, cukup memutuskan Yeri dan menjadikan Jaehyun kembali menjadi satu-satunya.
Tapi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jaehyun takut menerima jawaban nantinya saat ia bicara seperti itu. Jaehyun takut Taeyong masih mencintai dan tidak ingin melepas Yeri. Jaehyun teramat takut Taeyong masih ingin tetap tinggal di kehidupan normalnya.
"Jaehyun? Aku mohon, buka pintunya."
Suara itu masih terdengar. Dan Jaehyun yakin Taeyong sedang menangis hebat diluar sana. Tapi harus bagaimana lagi?
"Pergi, Taeyong. Aku tidak mau melihatmu. Aku mohon, pergi dari sini."
Sampai akhirnya Jaehyun ikut menangis dibalik pintu.
.
.
.
.
.
.
.Stop crying
I hate myself for knowing everything
Before I get wet with your tears
.
.
.
.
..
Jhonny sesekali melirik ke arah Jaehyun yang hanya diam sambil sesekali membalik lembar halaman majalah yang sedang dibawanya. Sepertinya keputusan Jhonny untuk menginap di kamar Jaehyun bukanlah pilihan yang bagus. Seharusnya dia tidur dengan Taeyong atau Mark saja. Tapi kedua dongsaengnya itu belum pulang hingga tengah malam ini, dan hanya Jaehyun saja yang tersisa.
"Hey, Jaehyun. Kau tidak ingin mengobrol denganku?" Tanya Jhonny sambil membalik badan ke arah Jaehyun yang masih duduk sambil bersandar pada kepala kasur.
Selain hanya Jaehyun yang tersisa di lantai 11, Jhonny memilih untuk menginap di kamar Jaehyun karna kasur pria ini cukup untuk dua orang. Mengingat kasur ini adalah sejarah Jaehyun dan Taeyong yang tidur seranjang selama tiga tahun.
Jaehyun melirik ke arah Jhonny. Tidak tega juga mendiamkan Hyungnya yang terkenal cerewet ini. "Oke, kau ingin mengobrol apa, Hyung? Tentang musical terbaruku? Atau tentang apa saja kekonyolanmu saat masih bertugas di layanan publik? Atau mungkin tentang para mem-"
"Tentang kau dan Taeyong sepertinya lebih menarik."
Pria yang lebih muda tertegun sesaat sebelum memilih untuk ikutan berbaring seperti Hyungnya. "Apa yang menarik? Hubungan berakhir konyol seperti ini kau bilang menarik?"
"Berakhir tragis? Aku lihat Taeyong masih mencintaimu. Buktinya dia seperti anak gadis yang sedang kasmaran kalau menyangkut tentangmu."
"Aku juga masih mencintainya, Hyung. Tapi aku juga sadar, bahwa bukan hanya aku saja yang mencintainya. Dan bukan aku saja yang Taeyong cintai."
Jhonny mendengarkan Jaehyun dengan seksama. Kedua matanya menatap wajah Jaehyun yang menghadap ke langit-langit. Tanpa diungkapkan, Jhonny tahu kalau Jaehyun sedang dititik kesedihan terdalamnya.
"Kau dikhianati oleh orang yang kau cintai disaat kau sudah menggantung cita-citamu dengan dirinya jauh di atas sana. Kau memilih untuk tidak mendengar apapun kata orang tentang ketidaknormalan dalam hubungan yang kau jalin dengannya, tapi ternyata dia lebih memilih untuk mendengarkan dan melaksanakan. Kau hanya butuh dirinya dan dirimu didunia ini, tapi dia membutuhkan yang lain. Tidakkah itu terdengar tragis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MONODRAMA
Fanfiction(END) WARNING! HURT!! JAEYONG SHIPPER AREA. cerita ini adalah murni karya BELS137, author KyuMin shipper. dia trmasuk author favorite saya, saangaaat saya gilai. dicerita ini, saya hanya mengganti nama pemainnya. selebihnya murni penulisan indah d...