SQUEL

697 72 2
                                    

Why did you come? Where were you?

It seems like it's a bit late but we finally meet.

Do you believe in love?

Is this fate?

.
.
.
.
.

Taeyong menghela nafas sebelum menatap koper dan juga tas hitamnya yang sudah tertata rapi di ambang pintu kamarnya. Berkali-kali Taeyong melirik ke arah jam tangannya dan berkali-kali juga pria itu memandang ke arah pintu. Tidak ada satupun yang datang, handphonenya juga tidak berbunyi sedaritadi. Pria itu mencoba berjalan ke arah jendela dan melihat keadaan diluar, tidak hujan namun angin berhembus kencang.

Cklek.

Taeyong segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang terbuka dengan wajah penasarannya, namun kemudian wajahnya kembali datar saat melihat Mark yang ada disana. Bukan orang itu.

"Ya ya, kenapa wajah hyung seperti itu? Tidak senang bukan aku yang kemari, huh?" ucap Mark sambil berjalan ke arah Taeyong dan memeluk pria yang lebih tua darinya itu, "kau harus semangat, Hyung! Musicalmu itu adalah musical pertama korea yang digelar di Jepang, laku keras pula tiketmu!"

Taeyong tertawa, mengusap-usap punggung Mark lalu melepas pelukan mereka, "aku juga semangat. Tenang saja. Hanya saja, aku takut Jaehyun tidak sempat bertemu denganku sebelum aku pergi ke Jepang."

Mark mengangguk sesaat lalu menepuk pundak Taeyong seakan ia adalah Hyungnya disini, "tenang saja, walaupun latihan dramanya sangat sulit dan melelahkan, pasti dia menyempatkam waktu untu-"

"Taeyong?! Syukurlah kau belum berangkat!"

Kedua pria itu terkejut saat melihat seorang pria dengan mantel berwarna biru berdiri didepan pintu dengan terengah-engah, udara memang dingin, namun Taeyong dan Mark bisa melihat keringat mengucur didahi pria itu.

"Hyung berlari?" tanya Mark, yang juga mewakili dari pertanyaan Taeyong.

Pria itu tidak menjawab, namun berjalan ke arah Taeyong dan Mark, atau lebih tepatnya hanya ke arah Taeyong. Dengan tidak sopannya, pria itu menjauhkan Mark dari Taeyong. "Kembalilah ke kamarmu, bukankah kau juga mau ke kantor SM?"

Mark yang tahu kalau itu adalah pengusiran halus dari hyungnya, hanya memberikan tatapan tajam ke arah pria itu lalu keluar dari kamar Taeyong.

Kini hanya tinggal mereka berdua, dua minggu lebih keadaan diantara mereka kembali membaik, mencoba menghilangkan kenangan buruk dan membuat kenangan indah untuk menutupinya. Hampir setiap hari mereka lalui bersama, hampir setiap malam mereka tidur berdampingan. Seperti dulu, seperti mereka tidak pernah berpisah.

Taeyong mengambil langkah untuk mendekati sang kekasih yang sepertinya berlari untuk sekedar menemuinya. Ada perasaan lega saat tahu bahwa ia sempat melihat wajah ini sebelum pergi ke Jepang. Diusapnya wajah keringat milik Jaehyun, "kenapa kau berlari?"

Sang pemilik wajah hanya tersenyum sebelum mengambil jemari Taeyong untuk ia kecup, "aku takut kau sudah pergi sebelum aku datang. Latihanku sangat lama selesai dan jalanan juga sangat ramai hari ini, aku takut tidak bisa memberikan semangatku padamu."

Taeyong tidak menjawab apa-apa, dia hanya mengeratkan kedua tangannya dan Jaehyun yang kini bertautan. Sedangkan Jaehyun kini memperhatikan pakaian yang dipakai Taeyong, "kau serius hanya akan memakai kaus ini dicuaca seperti ini?"

Taeyong melirik pakaiannya, celana jeans, kaus berwarna biru, dan juga mantel abu-abu yang akan ia bawa. "Memang kenapa?"

Jaehyun melepas tautan mereka lalu tanpa pamit dia segera keluar dari kamar Taeyong. Taeyong yang ditinggali hanya mengerjapkan matanya tanda tidak paham apa maksud sang kekasih. Namun Jaehyun tidak lama, beberapa menit kemudian, pria kelahiran februari itu kembali dengan membawa kaus dan jaket hitamnya.

MONODRAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang