33 | Stroy II

921 20 0
                                    

Aluna menaiki tangga untuk mencapai roftoop berusaha melepaskan semua fikirannya tentang Alka, cowok yang sudah membuat dirinya jatuh. Mending kalau jatuhnya gak dalem ini udah dalem banget kayak sumur. Lagian ini adalah tahun terakhirnya di SMA jadi dia harus terbiasa tanpa Alka.

" Ngegalau lagi?" Revan duduk di sebelah Aluna, manik mata coklatnya teduh menatap wanita di pinggirnya ini.

" Enggak "

" Bohong aja semau lo sampai dapet tiket masuk neraka " cerocos Revan "Emangnya Lo sesayang itu sama Alka?"

Aluna mengangguk " Sampai kapan Lo nunggu? Daripada bocah cebol kayak dia mending sama gue "

Aluna setengah tertawa " Gak apa-apa gue akan nunggu. Katanya, nunggu itu gak enak tapi gue akan tetap nunggu kalau buat dia "

Revan berdecak " Budak Cinta"

Aluna menatap pada hamparan awan hitam di atas yang tertiup angin, terkadang awan itu seperti Aluna yang hilang tertiup angin tanpa satupun orang yang sadar bahwa dia sudah meneduhkan seseorang. Tak lama hujan turun, entah kenapa ingatan tentang Alka semakin menjadi di kepala Aluna.

Revan mendekat kepada Aluna sampai tangannya bersentuhan.

"Apasih mepet-mepet"

"Dingin"

Aluna mendelik "Bohong banget"

"Lo mau gue jawab jujur" Revan menantang Aluna yang sejak tadi diam menatap kosong "Gue kangen"

"Sama siapa ?"

"Sama Lo"

"Jijik"

"Luna" Revan menunduk tepat di sebelah kuping Aluna Revan berbisik " Setelah ini, saat hujan Lo gak bakal ingat dia tapi gue"

*****

Aluna POV

Setelah kejadian di roftoop kemarin gue gak mikir aneh-aneh Revan emang gitu, sehabis dia ngomong romantis yang katanya 'sehabis hujan Lo gak ingat dia lagi tapi gue' gue kira bakal ngelakuin hal romantis ternyata kagak malah disuruh neduh di kantin dan buatin dia pop mie.

untung gue sayang

Sebagai sahabat

Maksudnya.

Baru aja gue masuk kelas ada Arkan lagi diem di bangkunya, tumbenan tuh anak dateng pagi-pagi kayak begini--biasanya diatas jam setengah tujuh. Pokoknya gue cuman penasaran gak ada perasaan suka ataupun cinta--tapi gue gak bisa bohong kalau gue emang sesuka itu sama dia--ahelah.

Alka ngelihatin gue tapi gue pura-pura gak nyadar, soalnya gue bisa salting duluan pokoknya sebel banget sama Alka--bisa aja gitu bikin gue spot jantung gara-gara matanya doang gimana kalau ucapan romantis nya bisa mati gue--mati karena Alka maksudnya.

"Luna"

Dia manggil gue

Gue ngelirik dia terus bersikap biasa aja "Iya?"

"Gue mau nanya" dengan jarak dua bangku bikin Alka pindah tempat duduk persis di depan gue--tuh kan nyebelin banget kenapa hati gue jadi kayak ada konsernya.

"Kenapa pipi Lo suka merah waktu di dekat gue"

"Mm--enggak kok"

"Gue sih gak heran kalau jarang, tapi ini udah beberapa kali. kayak sekarang"

Gue refleks megang pipi gue,aduh gak hati gak pipi semuanya nyebelin termasuk Alka soalnya kenapa dia bisa bikin gue sesayang itu--pokoknya gitu lah.

I AM STRONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang