"Pernahkah kalian pikirkan kenapa kita dipertemukan dengan seseorang?"
Dunia ini hanyalah seluas langkah kaki. Kita hanya melangkah mengikuti jejak takdir yang telah tertulis. Tak bisa dilawan, tak bisa pula dirubah.
Dalam hidup, selalu ada dua sisi yang saling bertolak belakang. Seperti hitam-putih yang tak pernah sewarna, timur-barat yang tak pernah searah, air-api yang tak pernah senyawa, dan seperti langit-bumi yang tak pernah sealam. Mungkinkah kau dan aku seperti itu?
Kelak, akan kau temui seseorang yang sabarnya melebihi tanah, tajamnya melebihi pisau, hangatnya melebihi api, dan tulusnya melebihi pelangi.
Akan ada suatu masa dimana kau bertemu tapi tidak untuk bersatu. Ada perasaan ingin memiliki, tapi tak ingin memaksakan hati. Cukup mendoakan, berharap semoga dipersatukan.
Pula, akan datang masa dimana kau bertemu untuk saling bersama. Menyatukan sebuah perbedaaan, melengkapi sebuah kekurangan, menjadi sebuah karsa, satu rasa, satu tujuan, dan satu kebahagiaan, tanpa pernah terpikir untuk saling meninggalkan.
Bertemu belum tentu bisa bersatu, namun berpisah selalu berawal dari bertemu. Sepertinya bertemu hanya menginginkan seseorang untuk berpisah. Bukan begitu?
Lalu, bagaimana dengan pertemuanmu itu sendiri? Masa-masa yang telah kau lewati pasti memiliki rasa tersendiri di dalam hati.Entah yang berakhir dengan luka, atau yang berakhir dengan bahagia.
"Untuk apa rasa tercipta jika hanya untuk menjadi luka?"
Tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan dari dalam hati. Ego dan fungsi berebut untuk saling mengisi. Rasa tak sabar untuk segera menjawab pun keluar.
Seseorang menghela napas panjang, mengambil selembar kertas kemudian mulai menulis.
Jika kau bertanya alasan mengapa kau dipertemukan dengan seseorang,
Lihatlah kakimu kemana ia membawamu melangkah.
Jika kau ragu tentang sebuah perasaan,
Tanyakan hatimu, sudah berapa kali ia kau patahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PUNAH
RandomTak ada sore. Tak ada bintang mati. Tak ada fajar. Berikan tanganmu jabat jemariku.