AFEKSI

104 11 3
                                    


Ada hal yang hilang sebelum sempat dimiliki. Sudah merasakan?

Tanganmu melambai, seakan memberi isyarat agar aku berhenti untuk mengejar. Tapi kenapa kau masih terus berlari? Aku khawatir engkau terjatuh.

Sepertinya, baru 2 hari yang lalu aku bertemu denganmu. Namun wajahmu seperti tak asing lagi di mataku.

Sepasang bola mata berwarna hitam pekat, rambut hitam lurus sepanjang bahu, dan lesung pipit yang tampak saat kau tersenyum benar-benar mengingatkanku.

Aku tertawa melihat keunikanmu saat memainkan salah satu alismu sehingga menjadi tak seimbang. Aku yakin, tak banyak orang yang memiliki keunikan seperti itu.

Hei, saat aku menatapmu lebih dekat, aku melihat ada bekas luka di sekitar pipi kirimu. Luka yang sangat khas. Sangat aku kenal. Mungkinkah kau itu...?

Aku belum sempat menyapamu. Bahkan untuk sekadar menanyakan namamu pun aku lupa. Ah, betapa bodohnya.

"Lalu bagaimana caranya aku bisa berjumpa denganmu untuk memastikan kebenarannya?"

Aku masih ingat bagaimana dulu kita berpamitan. Menuju arah langkah yang berbeda arah. Menggapai bintang yang berbeda langit.

Aku begitu suka malam. Namun kau lebih mencintai pagi. Tapi dibalik itu, kita sama-sama mengidolakan sore.

Aku sering mengajakmu menikmati senja datang. Kau selalu tampak serius menikmati. Sementara aku terlalu gelisah. Ya, aku gelisah karena bisa berdua denganmu.

Mungkin tanpamu, senja takkan seindah ini.

Tapi, kali ini kau yang mengajakku untuk menyaksikan senja. Wajahmu yang biasanya tampak berseri kini berubah menjadi murung.

"Ada apa?"

"Aku pengin ngomong sesuatu sama kamu"

Setelah kau menjelaskan semuanya, aku paham keinginanmu. Dan sejak saat itu, kau melambai pergi.

Aku seperti kehilangan sesuatu. Namun tenang saja, aku takkan membencimu. Karena bagaimanapun juga aku pernah bahagia bersamamu. Hehehe

Begitupun senja; yang akan terus menanti akan kepulanganmu. Semoga kau rindu.

Aku telah rela atas semua yang hilang dan seluruh yang datang.

Karena aku percaya, yang terlepas akan terganti. Yang bertahan akan abadi.

Dan kali ini, Aku seperti kembali bertemu denganmu lagi. Benarkah dan haruskah? Ah, berkhayal.

Selamat datang Mei, semoga selalu terkaruniai.

PUNAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang