LIFEGUARD [S.M] COMPLETE

D : Special.

⛔WARNING! This part has
a mature content!⛔

"Rach!"

"Yes Shawn, I'm coming!"

Aku berlari menghampiri Shawn dan Shara yang berada di bibir pantai. Shara yang ada digendongan Shawn terlihat sangat senang melihat laut. Tak lupa ada Choco yang berada didekat kaki Shawn.

Ini pertama kalinya Shara melihat laut, apalagi dikali pertamanya ini kami mengajaknya langsung kepantai yang sangat indah. Yang menyimpan berbagai kenangan indah diantara aku dan Shawn.

Ah.. Membayangkannya kembali membuat kedua pipiku kemerahan, dari awal ia menyelamatkanku, kami berbincang, berkenalan, hingga terus bertemu setiap harinya, lalu dimalam itu, saat ia melamarku. Dan kira-kira 2 tahun lalu kami kembali kepantai ini untuk mengikrarkan janji suci pernikahan kami, dan saat ini, kami kembali lagi kepantai bersejarah ini dengan membawa keluarga kecil kami, Mendes Family. Tentunya dengan mengajak Choco ikut serta, Choco lah yang berjasa dalam menyatukan diriku dengan Shawn.

"Shara! Mau gantian menggendong?"

Aku langsung menghampiri mereka berdua, kedua malaikatku. Yang satu malaikat kecilku yang cantik, yang satunya lagi malaikat penyelamatku.

"Hmm.. Boleh."

Dengan sigap aku langsung menggendong Shara. Ah ya, Shara cukup berat, lihat saja pipinya yang chubby ini. Aihh.. Terlihat menggemakan, langsung saja aku menciumi wajah polosnya.

"Ekhem!"

Shawn berdeham, kurasa itu adalah deheman yang disengajakan. Sontak aku mendongakan kepalaku hingga kedua mataku bertemu dengan manik coklatnya.

"Hm? Why Shawn?"

"Don't you think to kiss me too?"

"Huh? You're still Jealousy Mendes. Okay, here a kiss for you."

Aku sedikit berjinjit, wajahku kumajukan agar bisa mengenai wajahnya. Shara yang ada digendonganku sedikit menyulitkan gerakkanku. Hingga setelah bersusah payah akhirnya aku dapat mengecup sekilas pipi kemerahannya.

Aku langsung menjauhkan wajahku setelah mencium pipinya dengan susah payah, lagipula sulit bagiku untuk berjinjit dengan Shara yang berada didalam gendonganku.

Kurasakan telapak tangan hangat dan kokoh Shawn menyentuh tengkuk dinginku. Ia menarik tengkukku, memajukan wajahnya, hingga bibir tebal kemerahannya menyentuh bibir tipis mungilku.

Sontak aku membelalakan mataku, namun ia malah memejamkan matanya. Baru aku memejamkan mataku ingin menikmati ciumannya, namun ia malah mengagetkanku dengan menggigit bibir bawahku dengan cukup keras, memaksaku untuk membuka mulut. Dengan seenaknya lidah panjangnya itu menelusuri setiap sudut mulut mungilku, mengabsen setiap gigiku, bahkan mengajakku berperang lidah.

Dadaku sesak, aku hampir kehabisan nafas, aku juga tahu ini salah jika kami terus meneruskan ciuman kami sementara Shara berada diantara kami. Aku tak bisa memukul dada bidang polosnya itu dengan tangan mungilku, karena kedua tanganku sibuk menggendong Shara, yang sekarang mulai terasa kesemutan dengan posisi ini selama beberapa menit.

Akhirnya terlintas dipikiranku untuk menyudahi ciuman ini dengan cara menghentakkan kaki telanjangku dengan keras diatas kaki telanjangnya.

"Aakhh. What's wrong with you Rach? Why you stomp your foot so hard? It's hurting me."

Telak, Shawn langsung melepaskan ciumannya dan sekarang ia mengaduh kesakitan sembari melompat-lompat diatas pasir dengan sebelah kakinya—yang barusan kuinjak— ia angkat untuk diusap-usap.