HK - Part 3

27 9 8
                                    

Matahari bersinar seolah memancarkan kebahagiaan dalam dirinya. Tetapi berbeda dengan aci. Saat matahari memancarkan kebahagiaan aci justru seolah memancarkan kepedihan.

Yaa disaat matahari sedang terik-teriknya ia malah harus pulang dengan naik angkot. Jangan tanya arka kemana sebab arka sedang sibuk dengan urusan kelas. Tadi saat ingin pulang tiba-tiba saja guru fisika memanggil arka dan meminta bantuan. Jadi yaa begini ini sekarang aci harus pulang dengan naek angkot.

Saat aci sedang menunggu angkot dipinggir jalan (ya iyalah ditengah jalan ketabrak hehe) tiba-tiba datang seorang lelaki menggunakan motor.
"Mau bareng?" Ucap lelaki itu.
Aci mundur satu langkah "apaan sih nih orang kenal juga nggak" ucap aci dalam hati.
"Jadi mao bareng atau nggak?"
"Gak" aci menjawab dengan nada sejudes mungkin. Lelaki itu kemudian membuka helmnya dan terlihatlah wajah berkarismanya.
"Kak rafi?" Aci menjawab dengan nada sedikit kaget.
"Gimana? Mau bareng gak?"
"Gak usah kak terima kasih saya naik angkot aja"
"Setau saya disekitar sini ada orang gila gitu dan dia bawa anjing,anjingnua galak lagi. Saya bukan mao menakuti kamu hanya memberitahu kepada kamu" rafi tersenyum melihat ekspresi aci. Ekspresi yang menurut rafi sangat lucu hehe.  Aci yang memang sudah ketakutan dengan perkataan rafi akhirnya langsung naik keatas motor rafi tanpa mengatakan apapun.

Disepanjang perjalanan mereka hanya saling diam. Rafi yang fokus kepada jalanan dan aci yang merasa sangat gugup dibonceng oleh rafi.

Tetapi ada satu hal yang membuat aci bingung. Kenapa rafi tidak bertanya alamatnya dimana? Kenapa rafi tidak bertanya kemana arah rumahnya? Aneh

"Apa kak rafi bisa ngeramal yaa dimana rumah aku?" Ucapnya dalam hati. Yaa begitulah aci suka berfikir yang memang seharunya tidak perlu dipikirkan.

"Sudah sampai?"
"Eh?" Aci kaget saat ia lihat ternyata ia memang sudah sampai dirumah.
"Terima kasih kak" ucapnya dengan sedikit kaku. Rafi hanya membalasnya dengan senyuman manis lalu pergi meninggalkan aci.
"Aneh" berbeda dengan ucapannya aci malah tersenyum saat mengatakan jika rafi aneh.

Rafi POV
"Arggghhhh bodoh bodoh. Kenapa tadi aku tidak menanyakan dimana alamatnya. Kenapa harus langsung mengantarkan dia. Harusnya aku pura-pura gak tau aja dimana rumahnya. Kalo gini kan dia bisa curiga, kenapa kau bodoh sekali rafi arghhhh"

Flashback on
"Arka aku capek pelan-pelan kenapa sih"
"Yaa elah aku juga udah pelan ini naek sepedanya"
"Bodo ahh aku mau pulang aja"

Rafi mendengar suara yang sangat tidak asing ditelinganya. Wanita itu? Wanita yang membuat jantung rafi seolah ingin copot. Wanita yang membuat kesehatan jantung rafi menjadi tidak baik. Dengan rasa penasaran akhirnya rafi menengok dan ternyata benar. Dia aci adik kelas disekolahnya. Kenapa ia menuntun sepedanya sendiri? Padahal rafi mendengar suara lelaki tadi. Akhirnya rafi mengikuti arah langkah aci dan ternyata berhenti didalam sebuah rumah. Itu pasti rumahnya.
Flashback off

---

Tlinggg
Arka: tadi dijemput atau naek angkot?

Tling
Aci : bareng orang

Tling
Arka : siapa?

Tling
Aci : kepoo 😋

"Apa-apaan jawabannya ini?" Arka sedikit kesal dengan jawaban aci.

Tling
Arka : aku serius

Tling
Aci : aku dua rius 😄

Tling
Arka : gak lucu tau gak

Tling
Aci : ihh dasar baper tadi itu aku bareng kak rafi yang ketua osis disekolah kita lohh

Tling
Arka : kok bisa?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang