-*7*-

186 26 0
                                    


" Hey Al sungguh dia sangat lucu, bolehkan aku memilikinya"

" Apa kau gila, dia milik kita bodoh"

Setelah itu aku memutuskan mindlink dengan sepihak.
.
.
.
.

Acelin POV

Pak Dadang telah memulai pembelajaran, aku dan siswa lainnya mulai memperhatikannya yang sedang menjelaskan didepan, ah tidak dengan orang aneh bernama Alrescha yang ada disebelah ku ini, matanya terus saja menatap kearahku. Siapa peduli, toh dia yang punya mata.

Karna terlalu fokus mendengarkan penjelasan dari pak Dadang, aku tidak sadar bahwa sedari tadi handphone ku berbunyi.

Dengan segera aku mengeluarkannya dari saku rokku, woww... 15 panggilan tak terjawab dari Miko, lebih tepatnya Fabbian Mikko Labib rekan kerjaku sekaligus orang yang telah kuanggap sebagai seorang kakak.

Apa yang terjadi, sampai-sampai dia menghubungiku sebanyak ini?

Dengan segera aku izin keluar kelas kepada pak Dadang yang sedang mengajar dan berjalan keluar, aku mulai menelepon kak Miko, bertanya apa yg sedang terjadi

"Halo kak, ngapain telponin aku ? Ada masalah apa?" ucapku sedikit tak sabaran.

"Oh itu, si bos tua suruh kamu sama aku jalanin misi, eh gak kita aja sih" ucapnya.

"Misi apaan?"

" Tadi dia nyuruh kita buat menyelesaikan masalah yang ada di sebuah perusahaan, bos bilang ada yang ingin melakukan pengeboman di perusahaan itu, belum diketahui dalang dari rencana pengeboman ini jadi kita ditugaskan untuk mencari tau siapa yang melakukannya dan dimana bom itu diletakkan. Kita juga disuruh untuk menyamar menjadi pekerja disana agar tidak terlalu dicurigai, kamu disana jadi sekretaris CEO perusahaan itu, sedangkan aku... Eh gak usah deh nanti kamu iri. Berarti hari ini kita harus mulai melaksanakan tugas tersebut" ucapnya panjang lebar.

"Yaudah, aku mau izin dulu kalau gitu"

"Oh iya dek, jangan lupa ya kamu pakai riasan  yang agak dewasa, kan nanti kamu sama aku kerja disana. Biar makin keren aja ni penyamaran kita. Aku tunggu kamu di gang dekat perusahaan." ucap kak Miko dengan sedikit terkekeh di akhir kalimat nya.

"Oke-oke, sip deh itu. Liat aja ntar aku makin cantik, jangan suka ya " ucapku

Percakapan kami berakhir, akupun mulai memasuki kelas dan mengemasi barang - barangku, barulah meminta izin pulang dengan alasan kurang enak badan.

Anak baru itu sepertinya selalu memperhatikanku, tapi mungkin itu hanya perasaanku saja yang berlebihan. Dan setelah mendapatkan izin aku mulai berjalan meninggalkan kelas.

Aku menuju keluar sekolah, disana telah terparkir mobil kesayanganku. "Ini pasti kerjaan kak Miko" ucap batinku.

Aku mulai mengendarai mobil tersebut kearah apartemen. Sesampainya disana aku bergegas menuju kekamar untuk mulai menata diriku menjadi seorang yang lebih dewasa untuk menyamar sebagai sekretaris disana.

Kali ini aku hanya menggunakan baju formal berwarna dongker, ya karna aku hanya memiliki baju-baju berwarna gelap dan sedikit baju berwarna lain, memberikan sedikit makeup dan lipstik berwarna pink terang, tidak lupa pula aku memakai jam tangan yang bisa menembakkan racun dan dapat membuat orang yang terkenanya tak bernyawa, serta menyelipkan beberapa pisau dan pistol semi otomatis dibalik baju yang aku gunakan, jaga-jaga bila ada keadaan darurat.

Dengan cepat aku mulai keluar dari apartemen menuju ke perusahaan dimana aku akan nenjalani misi, sesampainya disana ternyata Miko telah menungguku. Dia berkata bahwa kami mendapat tambahan anggota dalam tim, namanya Jack dia seorang hacker handal dan Theo seorang penembak jitu yang akan membantu kami nantinya.

Tanpa membuang waktu lagi, aku mulai memasuki area perusahaan tersebut, sedangkan Jack mengawasi dari jauh dan Theo dari gedung kosong yang ada didekat sana untuk melihat sekeliling bila ada yang mencurigakan

***

Aku telah memasuki area dalam perusahaan, seperti perusahaan pada umumnya, disini banyak yg berlalu lalang ataupun duduk fokus mengerjakan tugas mereka dengan tenang. Entah apa yang akan terjadi bila mereka mengetahui akan ada bom yang meledak digedung ini.

Kakiku mulai melangkah kearah meja resepsionis yang ada tepat didepanku saat ini. Menanyakan dimana ruang CEO karna aku yang akan menjadi sekretarisnya untuk sementara waktu, tentu saja ini semua sudah diatur oleh pak tua itu.

Awalnya siresepsionis itu memandang bingung kearahku, untungnya berkat otakku yang cantik dan penuh beribu-ribu alasan ini dia mengangguk dan menyuruh seseorang mengantarku ketempat si CEO itu berada, dan kuharap dia bukan seorang bapak tua jelek dengan kepala yang diatasnya tidak ditumbuhi rambut, semoga saja.

Dan sampailah aku didepan ruangan yg mungkin lebih besar dari ruangan lainnya. Disamping kiri dekat pintu aku melihat ada sebuah meja lengkap dengan beberapa kardus diatasnya, mungkin disanalah aku akan duduk.

Orang disampingku mengetuk pintu beberapa kali, dan saat itulah jantungku mulai berdetak tak karuan,seperti mau bertemu jodoh aja. Hahaha gila aja kalau sampai bosnya jelek banget, weww... Gak kebayang deh.

Terdengar suara orang menyuruh masuk dari dalam, laki-laki disampingku masuk terlebih dahulu.

Saat aku melangkahkan kakiku untuk masuk, disanalah aku mulai kaku ditempat.

OMG......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang