Singapore 3 Tahun Yang LaluHidup rasanya seperti dipermainkan. Terkadang kita berlari lintang pukang untuk meraih titik asa, tetapi ternyata arah jalan diluar perkiraan. Saat memulai perjalanan, jalan seakan lurus-lurus saja, siapa sangka ternyata jalan berbelok dan berputar sesuka hati. Bayangan saya seperti Kelok 9 dicampur Kelok 44 ditambah Tanjakan Sitinjau Laut dikombinasi jalur Heat-Heavy Equipment Acces Trails Road yang ada di pegunungan Jayawijaya.
"Apa yang kamu khawatirkan sih Yang?"
"Saya merasa bersalah dengan Mas Andar. Maksa Mas Andar kerja di Singapore. Tapi sekarang saya tinggalin Mas. Terus kita jauhan lagi. Saya ngerasa kayak menyesatkan Mas Andar."
Mas Andar memeluk saya dari belakang, kemudian mencium kepala saya.
"Siapa bilang menyesatkan Sayang? Justru aku harus terima kasih denganmu. Kamu justru membuat pondasi buat karirku. Aku bisa kerja di Singapore, tentu harganya akan lain saat kembali ke Indonesia kelak. Apalagi perusahaan tempatku kerja sangat terkenal. Apa yang kamu takutkan Sayang? Aku tetap terikat denganmu. Aku ndak akan pergi meninggalkanmu kok Sayang!"
Saya menghela nafas panjang.
"Bukan itu! Bagaimana saya bisa menyiapkan makanan buat Mas Andar?"
"Loh, aku dan kamu tetap bisa bergantian datang setiap minggu bukan? Itu perkara mudah. Seandainya pas kamu harus kemo, ndak masalah kalau aku harus jajan selama seminggu. Atau aku bisa beli rendang kering di Jakarta. Bisa juga kita cari orang yang bisa masakin seperti yang biasa kamu buat. Tinggal aku ambil saat di Jakarta. Kenapa dipermasalahkan?"
"Biayanya akan besar Mas nantinya. Tiket pesawat Jakarta-Singapore sudah berapa saja? Itu merusak keuangan kita."
"Dengerin Sayang. Ini yang harus segera dijalankan. Soalnya ini yang akan jadi penunjang operasional perjalanan kita. Aku udah dapat link, pabrikan sepatu di Hongkong. Nanti kita numpang peti kemas aja. Harga dasar, biaya ekspedisi, biaya inspeksi, biaya impor dan pajak, semua sudah aku hitung. Nantinya per pasang sepatu, dijualnya ndak lebih dari 280 ribu rupiah. Jadi kita bisa hantam produk Jepang."
"Kok produk sepatu sih Mas?"
"Biar gampang jualnya, ndak perlu cari model, photo juga cuma photo produk. Lagian di Indonesia, penduduk usia remaja dan awal dewasa lagi banyak-banyaknya. Segmen pasarnya pun paling gampang diolah. Kan namanya alay yang masih segar sama yang alay kadaluarsa, paling gampang terbujuk produk yang keliatan lucu, nggemesin dan murah. Apalagi kalau bentuknya agak mirip-mirip brand mahal tapi harganya jauh lebih murah."
"Yang jadi model kan bisa Mas Andar."
"Ndak mau ah. Takut jadi bacol orang-orang yang ndak bertanggung jawab. Kamu nanti cemburu terus marah-marah."
Kok bisaaaaa Mas Andar ngomong gitu ya? Njuk siapa yang mau jadiin bacol kalau photonya sopan?
"Terus barangnya turun di Priok?"
"Iya. Nah kita bagi tugas. Kamu bagian pemasaran dan admin, kalau aku urusan dengan pabrikan, keuangan dan stock opname. Stock opname sebulan sekali udah cukup. Kita gunakan dulu jalur online shop dan media sosial buat ngebangun reseller dan dropshiper.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup of Coffee, Sir
RomanceTau nggak? Kopi (tanpa gula) itu setiap disesap biarpun pahit, tersimpan sedikit rasa manis didalamnya. Kopi itu pahit tetapi Kopi itu juga manis Kopi itu menginspirasi orang untuk berkarya tetapi Kopi juga membuat orang malas bekerja, dan bisa me...