I Wanna Know You

217 14 0
                                    

Lauren's POV

Semua mimpiku tadi malam terulang kembali dalam pikiranku. Bagaimana kalau ternyata apa yang dibilang James itu ada baiknya? Sepertinya tidak ada salahnya juga kalau aku mencoba. James juga bilang kalau aku mau mencoba melanjutkan hidup ia akan menemuiku lagi. Baiklah, apapun akanku lakukan asalkan aku dapat melihatnya lagi, mendengar suara dan tawanya.

"Laureeenn!!" seseorang meneriakkan namaku. Mungkinkah itu James? Aku berbalik kebelakang berharap orang itu adalah James, sayangnya bukan. Saatku berbalik yang kutemui adalah muka Lucas.

"Ya?" Jawabku.

"Kau sedang apa?"

"Aku ingin menggali kuburan seseorang, Munurutmu?" Lalu ia menatapku dengan tatapan kaget sekaligus bingung, dan aku tertawa. "Kau percaya?" Tanyaku sambil tertawa.

"Ya bisa saja. Lagian tadi kau terlihat sangat serius." Aku bisa melihat pipinya memerah dan ia tertunduk malu.

"Aku mengunjungi makam kekasihku. Kau sendiri ngapain kesini lagi?"

"Oh. Aku juga melakukan hal yang sama sepertimu." Aku terkejut mendengar jawabannya. Kekasihnya juga meninggal, tapi ia tidak terlihat frustasi sama sekali, sepertiku.

"Aku turut sedih, Lucas." Jawabku dengan nada menyesal.

"Ah tidak apa-apa. Lagian itu sudah lama juga, sudah hampir 3 tahun." Ia tersenyum sambil menatap makam dibawahnya.

Melihat keadaan Lucas sepertinya lama-kelamaan aku juga akan terbiasa dengan kepergian James. Sepertinya wajar saja kalau aku masih rapuh seperti ini, James juga baru 10 hari pergi meninggalkanku. Tidak sangka ada orang yang bernasib sama sepertiku begini. James benar, aku harus melanjutkan hidup. Tapi aku tidak akan melupakannya. Tidak akan. Itu sudah final.

"Kau sedang memikirkan apa, Lauren?" ucap James mengagetkanku.

"Tidak, bukan apa-apa." Aku memberikannya senyuman. "Maaf, tapi aku pamit duluan ya, aku ada janji dengan temanku." ucapku berbohong. Aku hanya ingin menghindari situasi ini. Aku tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia akan mulai menanyakanku mengenai hal-hal bagaimana James pergi meninggal. Tidak aku tidak siap. Bahkan aku sendiri tidak mampu mendengar bibirku mengucapkan kata-kataku sendiri nantinya.

"Tidak masalah. Sampai bertemu kembali, Lauren."

"Sampai berjumpa, James." Tunggu apakah barusan aku mengatakan James? "M-maaf Lucas maksudku." jawabku gugup, rasa malu menyelimutiku. Dan aku tertawa seolah-olah hal tersebut lucu.

"Tidak masalah," jawabnya dan ia tertawa bersamaku. Untung saja.

99 Days Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang