"Aku bisa apa, jika Dia bilang kamu adalah Milik-Nya"
-R.Irn-
Tok tok tok
"Bulan? Woi udah jam 6 nih, ntar lo telat sekolah""Ya kak, gue udah bangun" jawab Bulan
"Buruan mandi, gue mau pergi ke rumah temen lo Erlin dulu, mau ngantar flash dia yang gue pinjem kemarin" kata Brian
"Hemm" jawab Bulan singkat
"Eh, kak bentar!, nitip yak" sambung Bulan langsung membuka pintu kamar miliknya dan memberikan sebuah buku novel dengan sampul berwarna biru cerah kepada kakaknya
"Paan nih?" Tanya Brian yang masih kebingungan dengan maksud Bulan
"Kak Brian yang paling ganteng deh, itu ya Novel lah kak." Jawab Bulan sedikit kesal
"Terus??"
"Ya nitip, balikin ke Erlin kakak!" jawab bulan yang sudah bosan dengan pertanyaan kakaknya
"Oh, ngomong dari tadi napa"
"Udah ngomong daritadi Brian Alfandi Noel, kakak terganteng sedunia! Udah buruan sono, nanti keburu si princess pergi lagi" Sepertinya Bulan sudah lelah menanggapi kakaknya itu
"Wokayy" balas Brian sambil mengangkat ibu jarinya kemudian berjalan pergi keluar rumah
Udahlah kak,
jangan terlalu maksain diri lo untuk ngehibur gue sama kekonyolan lo itu. Gue gak tega liat lo terus mikirin kesedihan gue.* * *
"Lan, udah siap belom?" Tanya Brian
"Udah kak, nih tinggal pake sepatu aja kok" jawab Bulan yang sedang memegang sepatu hitam miliknya
"Yaudah cepetan, nanti kita telat sekolahnya, hari ini gue ada ulangan matematika dan gue gak mau telat" Balas Brian
"Iyee, bawel lo"
"Eh. btw, lo lama banget dari rumah si Erlin, ngapain aja lo? Rumahnya Erlin didepan doang kok sampe 30 menit lo?" Sambung Bulan penasaran
"E-eh itu, emm... gue kebelet boker jadi gue minjem toilet dia dulu bentar. Hehe" jawab Brian terbata bata
"Hemm, curiga. Kak, hari ini kita ke sekolahnya bareng Erlin sama Mila, soalnya mobil Mila dipake kakaknya" balas Bulan sambil memasukan bekal kedalam tasnya
"Yaudah deh dek, yok berangkat" ajak Brian yang langsung berjalan kearah garasi rumah mereka
"Hemm, gue panggilin Erlin" respon Bulan seraya berjalan keluar rumah lalu mengunci pintu rumah mereka dan berjalan pergi ke arah rumah Erlin
begitulah kehidupan kedua kakak beradik ini, segalanya mereka lakukan sendiri tanpa sosok kedua orangtua mereka
Ya. Setelah insiden kebakaran hebat dirumah pamannya, yang menewaskan paman, bibi, serta kedua orangtua mereka
Yang mengharuskan mereka untuk hidup mandiri."Erlin" teriak Bulan dari depan gerbang rumah sahabatnya itu
"Bentar"
"Udah ni, yokk" sambung Erlin sambil merangkul bahu Bulan
"Hemm" jawab Bulan singkat kemudian berjalan kearah mobil Brian terparkir
"Kita jemput Mila dulu kan?" Tanya Erlin
"Hemm" jawab singkat Bulan lagi
"Iya kek, apa kek, hemm aja terus sampe kucing keluar tanduk" balas Erlin bosan dengan jawaban Bulan
"Oh"
"Oh doang gitu? Mati aja Lan, mati" sambung Erlin sambil mengacak rambutnya sendiri
"Ini gue berencana mati kok" balas Bulan dengan tatapan kosong miliknya
"Gak kok Lan, gue gak bermaksud kok. Sorry, jangan mati Lan gue sama Mila masih butuh lo buat nraktir gue makan mie ayam Mba Inem" jawab Erlin memohon
"Huuh, itu aja diotak lo. Dasar kebo"
"Hehehe, tau aja lo" sambung Erlin. Tak terasa mereka sudah sampai dirumah Mila
Mila yang sudah 45 menit menunggu mereka mulai angkat bicara setelah melihat wajah orang yang ditunggu tunggu muncul didepannya
"45 menit terlalu cepat ya" ucap Mila dengan senyum Jahat miliknya"Sorry La, tadi si Bulan lama banget sih" jawab Brian dengan tampang bersalah
"Lama tau gak!" Rengek Mila
"Yaudah masuk napa, ntar telat lagi" sambung Brian
"Wokeyy" jawab Mila sambil membuka bagian pintu mobil di samping Bulan
"Berangkat" teriak kedua sahabat Bulan dengan penuh semangat tetapi hanya didengar Bulan tanpa memberikan respon
Lagi rame sih, tapi kok hati gue rasanya sepi banget yah.
Mungkin ini yang namanya sepi ditengah pesta# # # # #
Please support story ini
Karena dukungan dari kalian semua adalah motivasi aku untuk terus majuThank you for reading this part! 😻
Love ya 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Night
Teen Fictionkisah kehidupan kelam seorang gadis yang menyukai kesendiriannya dan hujan dimalam hari Yang kemudian kehidupannya berubah drastis setelah tidak sengaja dipertemukan dengan seorang pemuda dengan masalalu yang hampir sama Akankah keduanya bersatu?