"Hujan selalu punya banyak cara untuk mematahkan yang rapuh dan memperbaiki yang retak"
-R.Irn-
* * *
Malam penuh hujan selalu saja bisa membuatku merasa dikelilingi dengan kedinginan, selalu berhasil membuatku mengingat semua kenangan pahit walaupun kenangan itu sudah hilang termakan waktu.
Benci rasanya tidak bisa kembali pada saat dulu, marah rasanya, ingin kumaki, kutikam dan kubunuh saja waktu.Mengapa dia harus berlalu secepat ini?
Mengapa harus sekarang?
Tak bisakah kau menunggu beberapa lama lagi wahai sang waktu?
Hatiku kosong, bagai lautan yang sudah kering dan menyisakan kepahitan duka mendalam.
Bagaimana bisa aku tertawa?
Bagaimana bisa aku bahagia?
Sedangkan diriku saja sudah melukai banyak orang dengan senyumanku.
Ingin kumati saja!
Untuk apa hidup jika hanya dipenuhi penyesalan? Sama saja sakitnya ketika mati kan?Dia terus seperti itu dan selalu seperti itu, seakan tak ada lagi tempat baginya didunia ini.
Sendiri, kosong, hampa.
Tidak ada ruang gerak bagi gadis malang ini.Mungkin kamu berpikir dia gadis lemah
Mungkin kamu berpikir dia sangat cengeng
Tapi tidak bagi Bulan.
Baginya, itu adalah beban terberat yang harus dipikulnya, mungkin selamanya.Terserah apa katamu, yang Bulan tau dia selalu sendiri.
"HA..AHH!!! Gue cape!" Teriaknya diantara guyuran hujan lebat, ditempat biasa ia meratapi segala kesedihannya"Ma, pa, Bulan Kangen!!" Ia terus meratap, berteriak dan menangis tak henti
"Ga ada guna gue hidup didunia!" Tangis Bulan dengan air mata yang terus mengalir dibalik hujan sambil berjalan dengan lemas dan pandangan kosong menyusuri jembatan kecil tempat favoritnya
"Ngapain lo disini" Teriak kaget seorang pria dibalik bunyi hujan lebat
"Hah?" Bulan yang sedaritadi hanyut didalam lamunannya terkejut akan kehadiran seorang pria didepannya
"Lo ngikutin gue?" Tanya pria itu dengan nada yang terdengar sedikit kasar
"Kok lo disini?" Tanya Bulan kembali, setelah mengetahui orang yang didepannya itu adalah Rain
"Gue nanya!" Bentak Rain
"Gue juga!" Teriak Bulan tak mau kalah
"Oh" singkat pria itu kemudian berjalan pergi tanpa peduli
Brukk
"Woy!" Teriak Rain kemudian berjalan cepat kearah suara yang ternyata adalah suara benturan tubuh Bulan dengan aspal dingin berhujan itu
"Lo kenapa? Woy!!" Rain berteriak tak karuan setelah menyadari Bulan yang sudah tak sadarkan diri dipangkuannya
"Nyusahin" ucap Rain sambil menghembuskan nafas lelahnya kemudian menggendong Bulan kearah mobilnya diujung jembatan
* * *
"Gimana keadaanya Dok?" Tanya Rain yang sedaritadi menunggu dengan gelisah diruang tunggu sebuah rumah sakit
"Pasien sudah sadarkan diri dan sedang beristirahat diruangannya, pasien tidak mengalami gangguan serius, ia hanya mengalami kelelahan dan flu ringan, hanya harus beristirahat cukup, makan makanan bergizi dan jangan sampai banyak pikiran. Ini resep obatnya tolong ditebus dan besok pagi pasien sudah boleh pulang" kata dokter perlahan
"Baik dok, kalau begitu apa saya bisa melihat kondisi pasien?" Tanya Rain khawatir
"silahkan" balas dokter mempersilahkan kemudian berjalan pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Night
Teen Fictionkisah kehidupan kelam seorang gadis yang menyukai kesendiriannya dan hujan dimalam hari Yang kemudian kehidupannya berubah drastis setelah tidak sengaja dipertemukan dengan seorang pemuda dengan masalalu yang hampir sama Akankah keduanya bersatu?