"Saat Tuhan mempertemukan kita, aku berharap banyak agar dia juga mampu menyatukan kita"
-R.Irn-* * *
Teng teng teng
"Selamat pagi anak anak" sapa seorang wanita paruh baya dengan suara serak khas miliknya sambil berjalan kearah meja guru didalam kelas X Mipa 1
"Pagi Bu" balas semua murid X Mipa 1 secara kompak
"Oke, hari ini kita akan memulai pelajaran Matematika di Bab 4. Semuanya buka buku pelajaran kalian di halaman 117" perintah ibu Susan
"Baik bu" jawab para murid dengan nada malas
"Eh Bulan" panggil Mila pelan dari belakang Bulan
"Bulan woi, Bulan?" Panggilnya lagi karena merasa panggilannya tidak dihiraukan
"Bulan, si Mila manggil lo tuh" bisik Erlin dari samping Bulan
"Bulan!" Teriak kedua sahabat bulan ini sontak menbuyarkan lamunan Bulan sekaligus berhasil membuat perhatian seisi kelas tertuju kepada mereka begitu juga Bu susan yang sedari tadi menulis rumus dipapan
"Hei!!! Ada apa teriak teriak!?" Teriak ibu susan dari depan kelas tertuju kepada ketiga serangkai ini
"Ibu juga teriak tuh" sambung Mila
"Iya bener La" jawab Erlin membenarkan
Bulan yang sudah menegang karena aksi kedua sahabatnya ini kemudian mencubit tangan Mila dan Erlin bergantian karena berhasil membuat tingkat kemarahan bu Susan naik 10 level
"Carmila Rachelleta, Herlin Juliana Zoey dan kamu Bulan Libriny Noel!! Keluar dari pelajaran saya!! Sekarang!"
"Loh bu? Saya juga!?" Tanya Bulan dengan wajah tak bersalah
"Keluar sekarang!" Tegas ibu Susan tanpa memperdulikan seisi kelas yang sudah terdiam kaku dikursi masing-masing
"Yaudah" jawab kedua sahabat Bulan yang begitu santainya seraya berjalan keluar kelas yang membuat Bulan hanya terpaku dan melongo melihat tingkah sahabatnya ini
"Hei kamu!! Keluar!" Teriak bu Susan sambil menunjuk kearah Bulan
"I-iya bu" jawab bulan dengan wajah tertunduk kemudian berjalan pergi dari kelas itu
Kini isi kelas tersebut menegang bagai kuburan yang hanya diisi dengan suara serak khas milik bu Susan
Sementara ketiga serangkai yang baru saja dikeluarkan dari sarang mereka sendiri merasa bingung akan pergi kemana, sampai akhirnya salah satu diantara mereka membuka suara
"Ke Kantin aja yuks" ajak Mila"Kalo ketahuan si macan gimana?" Tanya Erlin
"Perpustakaan" sambung Bulan dengan wajah datarnya namun tetap terkesan imut
"Ke perpus ngapain? Baca? Yakali gue ngebaca tuh buku disono, mana sepi amat kayak kuburan, gak ah" Tolak Mila dan disambung anggukan kepala oleh Erlin bertanda setuju dengan Mila
"Kalian bisa Main Handphone, gue baca buku" usul Bulan masih tetap dengan wajah datarnya, tetapi kali ini dibalas dengan senyuman lebar kedua sahabat
"Setuju!" Teriak Mila dan Erlin kompak sambil menggandeng tangan Bulan dan berjalan kearah perpustakaan yang hanya berjarak 15 langkah dari kelas mereka
"Fiuhhh gerah banget" kata Erlin yang baru saja duduk disalah satu kursi dalam ruangan perpustakaan.
"yaelah cuman jalan berapa langkah aja udah gerah lo. Payah" balas Mila yang kemudian duduk dikursi sebelah Erlin, sedangkan Bulan yang baru saja sampai langsung mengarah menuju rak buku didalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Night
Novela Juvenilkisah kehidupan kelam seorang gadis yang menyukai kesendiriannya dan hujan dimalam hari Yang kemudian kehidupannya berubah drastis setelah tidak sengaja dipertemukan dengan seorang pemuda dengan masalalu yang hampir sama Akankah keduanya bersatu?