2 ▪Menemukannya▪

76 11 10
                                    

"kriiingg..."

Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Itu tandanya jam pelajaran Pak Beron sudah selesai.

"Alhamdulillah.. makasih ya Allah, udah nyelamatin hamba mu yang tak berdosa ini" ujar Bulan sambil menengadahkan kepalanya keatas dengan diiringi mantra asal-asalan yang benar-benar tak berfaedah.

Usai ritual 'aneh' yang dilakukannya, Bulan segera berjalan menuju kelas dan menemui Rhea--teman sebangku yang paling setia untuk mendengar celotehan bisingnya.

🌜☁🌠

"Sumpah Rhe, demi apapun yang ada di bumi raya dunia akhirat, gue bener-bener sial hari ini" ucap Bulan memasang wajah cemberutnya.

"Lo kenapa sih? Masih soal Pak Beron yah? Gak usah dipikirin lah Lan" kata Rhea menatap Bulan.

"Bukan cuman itu Rhe, lo gak tau aja sih soal gue yang ditabrak sama orang songong bin nyebelin yang dengan santainya jalan dan cuma bilang 'sorry' doang"

"Siapa emang?" Tanya Rhea.

"Ya mana gue tau, i don't care" jawab Bulan dengan tampang meremehkannya.

"Ishh, terserah lo deh. Gue mau ke kantin dulu" ucap Rhea berjalan meninggalkan Bulan.

"Eh Rhe tunggu, gue ikut deh sekalian nyari tuh cowok, mau gue omelin kalo ketemu" ujar Bulan berlari mengekor dibelakang Rhea.

Kurang dari 5 menit, Bulan dan Rhea sudah sampai di kantin dan memilih duduk di bangku paling pojok dekat jendela.

"Yaudah, lo duduk disini dulu trus gue yang pesan makan. Lo mau apaan?" Tanya Rhea.

"Ehm terserah lo deh, samaain aja" jawab Bulan.

Rhea pun pergi untuk memesan makanan yang diinginkannya. Sambil menunggu Rhea, Bulan pun mengarahkan pandangannya keseluruh penjuru kantin untuk mencari cowok yang menurutnya paling menyebalkan itu.

Selang beberapa menit, Rhea telah datang dengan membawa nampan yang diatasnya terdapat 2 piring nasi goreng dan 2 botol air mineral.

"Makasih Rhea yang cantiknya ngalahin Chloe Moretz" ucap Bulan diiringi senyum jahilnya.

"Giliran gini aja, lo muji gue kek gitu. Coba kalo nggak, pasti lo ngehina gue. Bilangin gue mirip tikus kesiram bensin lah, ini lah, itu lah" sindir Rhea.

Bulan hanya nyengir kuda mendengarkan Rhea. Itu memang sudah menjadi kebiasaannya untuk membuat Rhea merasa dongkol.

Setelah selesai makan Rhea mengajak Bulan untuk kembali ke kelas.

"Duh, 5 menit lagi deh Rhe" kata Bulan sambil sesekali melirik ke penjuru kantin.

"Lo mau apaan lagi sih Lan?" Tanya Rhea yang benar benar sudah ngebet ke kelas.

"Gue 'kan udah bilang kalo gue mau nyari terus omelin tuh cowok. Tapi masalahnya dia gak ada dari tadi" jawab Bulan.

"Udahlah, siapa tau dia lagi gak ke kantin hari ini. Besok aja yah ngelanjutin nyarinya. Mendingan kita ke kelas sekarang, soalnya yang masuk jam kedua itu Ibu Ifah" saran Rhea.

"Demi apa? Gue kira Bu Ifah ngajar jam ketiga? Gue belom ngerjain tugas Rhe!!"

Bulan lalu bergegas menuju kelas meninggalkan Rhea yang benar-benar sudah kehilangan kesabaran melihat tingkah Bulan.

Bicara soal Bu Ifah, dia adalah guru sejarah yang paling baik menurut seluruh siswa siswi Elang High School, namun ia juga bisa menjadi zombie seketika jika tugas yang ia berikan tidak dikerjakan oleh muridnya.

🌜☁🌠

Seperti yang dikatakan Rhea, hari-hari berikutnya mereka berdua selalu ke kantin untuk mencari 'si cowok nyebelin' itu.

Namun hasil yang didapat selalu saja nihil. Sang cowok sama sekali tidak pernah sedikitpun datang untuk jajan atau sekadar nongkrong di kantin.

"Lan, lo yakin ditabrak sama cowok yang se-sekolah sama kita? Siapatau dia cuma orang luar yang kebetulan datang gitu" ucap Rhea.

"Gak mungkin Rhea. Gue yakin kalo dia itu satu sekolah sama kita"

"Tapi buktinya kit--" ucapan Rhea terpotong.

"Gak! Pokoknya dia itu satu sekolah sama kita. Dia juga pakai seragam yang sama" tegas Bulan.

Bulan terus fokus dan mengedarkan matanya untuk meneliti seluruh penghuni kantin yang datang.

"Duh Rhe.." tiba-tiba Bulan bersuara.

"Kenapa? Udah ketemu yah? Yang mana orangnya?" Pertanyaan bertubi-tubi keluar dari mulut Rhea.

"Bukan itu"

"Ya terus??" Tanya Rhea lagi.

"Gue takut" balas Bulan.

"Hah?" Kali ini Rhea benar benar-benar bingung dengan apa yang dikatakan Bulan.

"Gue takut kalo yang nabrak gue itu bukan manusia. Gue takut kalo jangan-jangan yang gue tabrak--"

"Astaga! Bulannn.. gue kirain lo kenapa. Ya gak mungkin lah dia itu bukan manusia atau apapun yang ada di imajinasi lo itu" tegas Rhea.

"Terus kok dia gak pernah sekalipun ke kantin sih Rhea?? Bayangin aja coba! Masa ada orang yang bener-bener gak pernah ke kantin. Kantin itu adalah surga yang disiapin Tuhan buat manusia sholehah kayak gue" celoteh Bulan.

"Ck, mana gue tau. Iya juga sih, masa dia gak pernah ke kan--" Rhea tidak melanjutkan ucapannya.

Bulan melongo menunggu sambungan kalimat Rhea.

"Gue tau! Ikut gue sekarang!!" Rhea bersemangat seketika dan berjalan cepat meninggalkan kantin sambil menarik tangan Bulan.

Bulan hanya mengikut kemana Rhea akan membawanya.

🌜☁🌠

Bulan bingung. Rhea sekarang menariknya menuju taman belakang sekolah, tempat yang sangat jarang didatangi oleh siswa-siswi Elang High School.

"Lo mau ngapain sih bawa gue kesini?" Tanya Bulan.

"Sstt.. gak usah banyak nanya. Ikutin gue aja" balas Rhea.

Rhea lalu mengajak Bulan untuk berdiri dibalik salah satu pohon besar yang ada di taman itu.

"Yang itu bukan?" Rhea terlihat menunjuk kearah bangku taman.

Terlihat seorang cowok tampan bahkan bisa dibilang sangat tampan, sedang membaca buku tebal yang berjudul 'How to be Albert Einstein'.

Mata Bulan menjadi bulat sempurna.

"Bener Rhe! Itu si cow--" ucapan Bulan terpotong karena mulutnya yang dibekap oleh Rhea.

"Sstt.. itu suara bisa dikecilin dikit gak sih? Nyesel gue bawa lo kesini" omel Rhea.

"Ya sorry Rhe, gue kelepasan. Btw kok lo tau sih tempat si cowok nyebelin?" Tanya Bulan.

"Ya iyalah. Bahkan bukan cuma gue, satu sekolah malahan udah tau kalo Kak Awan itu emang selalu disini setiap jam istirahat" jelas Rhea.

"Kak Awan?" Bulan bertanya memastikan.

"Iya Kak Awan" jawab Rhea.

"Emang dia siapa sih sampai semua orang itu tau tentang dia?" Tanya Bulan lagi.

"Ihh kok lo kepo sih? Jangan-jangan.." ucapan Rhea menggantung.

"Jangan-jangan apaan? Ih males banget"

"Haha gak kok, becanda. Jadi Kak Awan itu...."

▪ Träume ▪

Halohaaa!! I'm back🙋
Gimana chapter kali ini? Belum dapet yah feel-nya? Maaf yah! Soalnya aku ini masih penulis awam alias pemula😅 Aku janji bakal cepet buat ngepublish chapter selanjutnya.
Kalo ada saran atau kritik, tinggal comment aja! Dan jangan lupa buat vote! Thanks😊

TräumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang