"Apa???!!!!!!"
Teriakan itu bukan berasal dari Bulan, melainkan Rhea.
"Sans aja kali. Gue keluar bentar ya" ujar Bulan santai. Sebenarnya ia menutupi kegugupannya didepan Rhea.
"Duh mati gue. Entar kalo dia ngehukum gue soal tadi, atau dia ngehukum gue karna udah bilangin dia sok keren, atau dia mau ngehukum gue karna gue gak bilang makasih, atau atau"
Bulan sedang berpikir keras untuk mencari alasan agar dirinya bisa lolos dari Bintang. Namun disisi lain ia juga merasa pasrah dengan kenyataan yang harus ia terima.
Tubuh Bulan menegang seketika saat dia sudah berada di hadapan Bintang.
"Ee.. ada apa kak?" tanya Bulan formal, tak seperti biasanya.
Bintang yang ditanya malah tertawa terbahak-bahak.
Dan seluruh siswi tampak melongo. Ini pertama kalinya mereka melihat Bintang tertawa seperti tadi.
"Lo lucu banget sih kalo manggil gue pake sebutan kak. Biasanya make lo-gue doang" kata Bintang.
Bulan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menggigit bibir bawahnya. Ia merasa tak enak dengan Bintang.
"Sso..sorry kak, gue gak tau kalo lo senior. Gue kira kita seangkatan" balas Bulan.
Bintang tersenyum. Sangat manis.
"Gak pa-pa kok, sebenarnya tujuan gue kesini cuma mau nanya soal yang di auditorium. Lo tadi kenapa langsung kabur pas gue negur lo? Perasaan gue negurnya gak pake ngomel deh" jelas Bintang.
"Ya abisnya pas lo nyebut nama gue, semua siswi pada balik juga kearah gue. Emang lo sepopuler apa sih kak? Berasa artis deh" kata Bulan.
Tiba-tiba Bulan tersadar sesuatu.
"Astaga kak! Sorry sorry, gue ngomongnya jeblak banget. Kebiasaan soalnya" Bulan tampak sangat panik.
"Lo tuh kayak mau ngomong sama presiden aja. Gak usah tegang gitu kali, gue suka sama cara lo ngomong kayak tadi. Lucu".
Bulan menunduk malu. Entah mengapa pipinya terasa memanas saat Bintang menyebutnya lucu.
"Oh iya, kita belum kenalan 'kan?" tanya Bintang.
"Lah? Perasaan udah deh kak. Itu loh yang pas gue lagi dihukum hormat tiang bendera di lapangan" jawab Bulan.
"Yang itu mah gak sah, cuman gue yang ngenalin diri". Bintang lalu mengulurkan tangannya kepada Bulan. "Nama gue Bintang Delon Wijaya".
"Udah tau kak" kata Bulan sambil nyengir tak jelas.
"Gue juga udah tau nama lo duluan, sebelum lo tau nama gue"
"Oh iya kak, gue dari dulu tuh mau nanya sama lo. Kok lo bisa tau nama gue sih? Nama lengkap pula" tanya Bulan.
"Hmm.." Bintang tampak berpikir sejenak. "Lo beneran mau tau?".
Bulan mengangguk antusias.
"Tapi ada syaratnya"
Air muka Bulan langsung berubah. Ia menjadi cemberut dan memalingkan wajahnya.
"Mau gak nih? Gak susah kok. Ya tapi terserah lo juga sih, gue mah ga--" perkataan Bintang terpotong.
"Iya iya deh" ucap Bulan tak ikhlas.
Bintang lalu tersenyum penuh kemenangan.
"Lo..."
🌜☁🌠
KAMU SEDANG MEMBACA
Träume
Teen FictionDimana ada 'Bulan', disitu ada 'Bintang'. Namun kali ini berbeda. Kalimat itu akan dipatahkan oleh sebuah fakta tentang kemunculan 'Awan'. Awan yang akan menutupi Bulan agar tak dekat dengan Bintang. Awan juga lah yang akan melindungi Bulan agar tak...