4

86 10 2
                                    

Hari ini adalah hari ke-4 Aku berpacaran dengan Arif. Rasa yang tidak ada, akhirnya menjadi ada. Yap. Suka. Sejujurnya Aku belum begitu menyukai Arif, namun karena kebiasaan chatt, akhirnya Aku mulai menyukai Arif. Dan, kurasa Arif juga agak mulai menyukaiku.

Seperti pagi ini, saat jam masih menunjukkan pukul 05.45 WIB, sebuah pesan mendarat di hp ku.

Asu hahaha
Pagi kamu.

Aattuull
Iya, pagi juga. Ada apa minggu pagi gini nge chatt aku?

Asu hahaha
Kangen wkwk

Aattuull
Halah, bacot

Asu hahaha
Tau-tau aja si monyet. Lagi pura-pura kangen nih. Siapa tau ntar kangen beneran kan?

Aattuull
Bacot lah. Dont care juga kalo kamu mau kangen atau enggak

Asu hahaha
Halah, bacot bacot mulu. Pacar kamu nih, gabaik ngomong 'bacot' ke pacar sendiri, monyet.

Aattuull
Ya deh. Bct lah.
Ada apa su? Mau nanya peer lagi?

Asu hahaha
Sori bro. Ini hari minggu. Hari dimana TANGGAL MERAH.

Aattuull
Trs klo tanggal merah?

Asu hahaha
Move on dari peer dong.

Aattuull
Ooh iya deh. Eh aku off ya, assalamualaikum asu

Asu hahaha
Bentar napa-_

Asu hahaha
Aku mau nanya, kamu sibuk enggak pagi ini?

Aattuull
Ga sih. Kenapa?

Asu hahaha
Mau minta ajarin fisika.

Aattuull
Aku ga pandai fisika. Tp ok deh, coba aja dulu. Ketemu dimana? Jam brp?

Asu hahaha
Taman aja. 10 deh.

Aattuull
Sip.

Asu hahaha
Wa'alaikumussalam monyet

Asu hahaha
Btw itu jawaban dr salam yg ada diatas. Wkwk. Daah

Aku pun segera menutup hp ku. Tak kusangka, hari ini aku akan diajak bertemu di taman oleh seseorang yang disebut first boyfriend. Apakah ini kencan? Atau apakah ini cara dia modusin aku untuk berduaan? Atau apakah momen ini akan ia gunakan sebagai momen romantis untuk menembakku lagi? Beberapa pertanyaan aneh itu muncul dibenakku. Aku pun segera mandi dan bersiap-siap untuk 'berkencan' dengan asu-ku.

***
" WOIII, SINIII!" Teriakku rada kencang, sambil melambaikan tangan ke arah Arif.

Lelaki yang sepertinya sudah hafal dengan suaraku itu segera menoleh. Ia tersenyum. Hm, tampangnya untuk saat ini... mayanlah.

" Udah lama?" Tanyanya seraya mendekat.

" Ha?" Ucapku dengan tampang bloon.

" KAMU UDAH LAMA NUNGGUNYA?" Arif sedikit berteriak ditelingaku.

Aku menggeleng." Hehehe sori su, lagi budeg dikit" ucapku sambil tersenyum." Belum sih, baru 15 menit kok," Sambungku.

Arif menatapku takjub.

"Kenapa?" Tanyaku heran.

" Gamarah? Gabaper?" Tanya Arif kemudian.

Aku menggeleng." Kenapa baper? Baper hanya untuk orang-orang yang lemah," Ucapku sambil menahan tawa.

"Wow"

"... dan orang-orang yang terlalu sayang," bisikku.

Arif cemberut." Ishhh.."

Aku tertawa.

Arif terdiam. Kemudian ia menatapku dengan seksama. Ia memperhatikan setiap sudut dari wujudku." Kok ga dandan sih? Jelek amat kamu," komentarnya kemudian.

Aku terdiam. Mengingat-ingat tampangku saat aku berkaca dirumah tadi. Udah cantik kok, menurutku. " Ini udah dandan kok," jawabku kemudian.

" Kok masih kucel gini sih? Jeleknya keliatan," ucap Arif santai.

Ugh. Bacot ya.

Perasaanku tertohok dengan kata-kata kucel. Padahal pas mau pergi Aku sudah gosok gigi, cuci muka, dan juga mandi. Tapi iya sih, aku engga make bedak, hand body, pelembab muka, parfum, ataupun make up dulu sebelum pergi.

" Aku cuma mandi doang," Jawabku kemudian.

" Ga make parfum, bedak, make up dulu gitu?" Tanya Arif sedikit menekan, rasanya seperti sedang di interogasi.

Aku menggeleng cepat." Ngapain make gituan,"

Arif berdecak kagum." Ckckck, kamu cocok jadi istriku," Ujarnya bangga.

" Kenapa?" Tanyaku heran.

" Hemat," Jawab Arif pendek.

Aku cuma berdecak kesal. Kemudian segera aku keluarkan sebuah buku fisika tebal yang baru saja kupinjam dari perpustakaan umum kota.

" Ini..." Arif terdiam.

" Kenapa?" Tanyaku cuek.

" Ini buku? Yakin nyet?" Tanya Arif sedikit histeris.

Aku mengangguk." Yaiyalah,"

" Buku itu apa? Buku itu sejenis makanan mamalia-kah? apa jenis ordonya? Apa fungsinya? apa mamalia kayak kita bisa memakannya? Apa buku enak dimakan? Apa yang monyet rasakan saat menyentuh buku yang tebal kek gitu? Apa yang membuat monyet ingin menyentuh buku? Mengapa monyet bela-belain ke perpustakaan umum kota untuk meminjam buku? Kapan monyet mulai berani menyentuh buku? Tolong jelaskan wahai mastah-ku yang dabes," ucap Arif panjang lebar, yang diakhiri dengan nyengirannya.

Aku cuma mendesah pelan. Lalu kuraih buku fisika tebal itu dan kulihat halaman belakangnya." BARU 320 HALAMAN, ASU. BACOT BANGET AH. JELEK LU,"

Arif cuma terdiam. Sok imut.

" Becanda ishh," ucapku sambil sedikit tersenyum manis." Eh, imut juga kamu kalo diem gitu,"

Arif tersenyum kecil." Yadonggg, udah dari lahir imut gini. Ganteng juga. Duh, siksaan banget ini mah hehehe,"

" Heeekk," Cibirku.

Arif tersenyum." Yaudah yuk belajar. Sekarang aku mau belajar dengan serius," ucapnya.

" Ok,"

***
Hi guys! Long time no see :v

Ikuti terus cerita aku ya

Terima kasih

Sampai jumpa :)

ApetoasuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang