Part 2

2.2K 108 6
                                    

Cit.. cit.. cit..

Suara burung mengusik tidurku, aku membuka mata perlahan. Sayup-sayup aku melihat ke kamarku, tunggu ini bukan kamarku tiang tempat tidur yang tinggi serta tirainya mengingatkanku bahwa aku memang sedang tidak berada di kamarku.

Aku menolehkan kepalaku ke arah jendela, tirai masih tertutup tapi sinar matahari sudah masuk melalui celah dari jendela.

Aku menoleh dan terkejut mendapati setangkai mawar merah berada di atas bantal di sebelahku, aku duduk dengan memegang selimut di dada, sadar bahwa tubuhku masih tidak memakai apa pun. Menoleh ke sekeliling kamar besar ini mencari keberadaan pria yang baru saja menjadikanku miliknya. Aku berhenti di karpet berbulu yang terletak tidak jauh dari tempat tidur. Tiba-tiba saja wajahku memanas mengingat apa yang terjadi malam tadi di karpet itu.

Selesai mengeluarkan cairannya Sinb berbaring lemah, begitu juga aku yang langsung tertidur, di pertengahan malam aku tersadar ketika Hwang Sinb membawaku dalam gendongannya dan membaringkanku di tempat tidur. Tidak lupa dia menyelimutiku dan tidur di sebelahku, memelukku.

BLUSSSH.

Lagi-lagi wajahku memanas, aah tidak hanya wajahku seluruh tubuhku memerah. Malam tadi adalah malam pertama aku berciuman dengan seorang pria, malam pertama aku bercinta dan malam pertama aku digendong oleh seorang pria.

Aku kembali berbaring dan menutup setengah wajahku dengan selimut, mataku berhenti pada bungan mawar merah yang ada di sebelahku, apa Sinb yang meninggalkan mawar ini untukku?

Aku mengambil bunga itu dan menghirupnya pelan, wangi.

***

“Sssshhh..” Aku meringis pelan merasa nyeri di bagian kewanitaanku, mengingat apa yang terjadi malam tadi tentu saja aku merasa nyeri, bukan? Aku keluar dari kamar mandi dengan memakai dress selutut, hal yang jarang aku lakukan, karena di pasar ikan tidak memungkinkan untuk memakai dress. Lagi pula, tubuhku masih nyeri untuk memakai celana jeans.

Tok..tok.. seseorang mengetuk pintu. Aku berjalan ke arah pintu dan membukanya.

“Hai.. selamat pagi”

“Sowon Eonni, selamat pagi.”

“Bagaimana kabarmu pagi ini?” Sowon eonni masuk ke dalam kamar dan mulai berjalan ke arah tempat tidur.

“Well, sepertinya menyenangkan.” ujarnya riang. “Jadi, apa kau butuh sesuatu?”

“Euhmm? Aku rasa tidak.” jawabku ragu, memang apa yang kubutuhkan.

“Kau yakin?” tanya Sowon eonni, entah kenapa terdengar nada menggoda dari suaranya. Ada apa dengannya?

“Tidak membutuhkan obat untuk daerah eheem.. kewanitaanmu?”

“Eonni..” tiba-tiba saja wajahku kembali memerah.

“Hahaha.. tidak apa-apa, aku juga seperti itu ketika pertama kali melakukannya.”

Sejenak aku tertegun, kemudian aku teringat. Benar, Wanita ini adalah istri pertama Sinb, dialah wanita pertama yang merasakan betapa bergairahnya Hwang Sinb ketika bercinta. Aku tersenyum, aku lupa bahwa aku adalah yang ke lima, ada tiga wanita lagi yang pernah merasakannya.

“Heei.. melamun lagi?” tepukan pelan di bahu membuat lamunanku buyar, aku tersenyum kepada Sowon eonni sambil menggelengkan kepala.

“Aku punya obat untuk itu-mu, kau membutuhkannya. Siapa tahu Sinb akan memintanya lagi darimu nanti malam”

“Nee?” Lagi..

“Ayoo.. saatnya sarapan, Sinb sudah berangkat tadi pagi, dia titip pesan bahwa kau harus banyak makan. Tubuhmu terlalu ramping katanya”

Number Five (SinbxYuju) COMPLETE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang