Part 4 (19+)

2.8K 97 22
                                    

"Lima."

Kata itu terus terngiang-ngiang di kepalaku, benarkah Sinb hanya akan berhenti di angka lima? Berhenti pada diriku? Tapi Yerin juga pernah mengatakan padaku bahwa jangan percaya dengan apa yang Sinb katakan karena itu pasti hanyalah sebuah rayuan semata.

Dua bulan sudah aku menjalani peran sebagai istri ke lima dan semakin hari aku semakin tidak bisa menguasai diriku jika berada di dekat Sinb. Aku tidak bisa untuk tidak terpesona padanya, haruskah aku bilang bahwa Hwang Sinb lebih tepat disebut Casanova, karena pesonanya mampu membuat semua wanita luluh dan bersedia melakukan apa saja agar laki-laki ini mau melirik mereka. Dan aku, salah satu korban dari pesona Hwang Sinb. Si Casanova.

"Kebiasaan melamunmu tidak pernah menghilang"

Aku menoleh ke arah Sinb yang duduk di sebelahku, lalu ke arah jendela mobil. Ya Tuhan, aku lupa jika sekarang kami sedang berada di dalam mobil, duduk di kursi penumpang dengan seorang supir di balik kemudinya.

"Sebenarnya pesta seperti apa yang akan kita datangi?"

Sinb tersenyum, mendekat padaku dan menciumku.

"Nanti kau akan tahu" lalu menciumku lagi. Kali ini penuh tekanan dan menghanyutkan. Tanpa protes aku pun membalas ciumannya, untuk waktu yang cukup lama kami terus berciuman.

"Harus berhenti, sebelum aku bercinta denganmu di mobil" Bisik Sinb, menelusupkan tangannya di kakiku, merambat naik ke paha melalui rok yang aku pakai dan dia menemukan pangkal pahaku.

"Akkh.. Sinb."

Sinb tersenyum sambil terus mengusap diriku. "Lanjut atau berhenti?" bisiknya.

Pilihan apa yang bisa kupilih?

"Berhenti, supirmu melihat kita" jawabku.

Sinb menarik lepas tangannya lalu tertawa. Menoleh ke depan ke arah pria yang ia panggil hyung itu.

"Hyung, kau keberatan jika kami bercinta di sini?"

"Sinb." Ya Tuhan, bagaimana mungkin dia bertanya seperti ini.

"Aku keberatan. Ini mobil bukan motel" jawab laki-laki itu. Terlalu lancang untuk seorang supir, dan aku menyimpulkan bahwa laki-laki itu bukan hanya sekedar supir tapi juga sahabat mungkin? Atau siapa pun aku tidak mengerti.

"Heechul Hyung dan aku sudah menghabiskan masa kecil bersama-sama, hampir seumur hidup kami."

Aku menoleh lagi ke arah Sinb. Jadi laki-laki itu bernama Heechul.

"Dia asisten sekaligus supir, sekaligus sekretaris, sekaligus"

"Tempat curhat." tambah Heechul.

"Hyuungg!"

Aku tertawa, ini pertama kalinya aku melihat Sinb sedikit merengek pada seseorang, yah walaupun terkadang aku melihat Sinb juga memeluk Sowon manja. Seperti seorang anak yang ingin meminta sesuatu. Pernah aku tidak sengaja melihat Sinb memeluk Sowon dari belakang sambil meminta Sowon mengatakan sesuatu padanya.

"Sowon-ah.. jebal, katakan padaku" pinta Sinb kala itu.

Aku menghindari tempat itu secepat yang aku bisa, itu kali pertama aku melihat Sinb memeluk istrinya yang lain. Mungkin ada masanya di suatu waktu Sinb juga bermanja-manja bersama istrinya yang lain. Aku menghindari hal itu sebisa mungkin, karena bagiku hal itu juga tetap menyakitkan.

Mungkin seperti inilah perasaan istri yang lain, sakit tapi sebisa mungkin menganggap hal itu adalah hal yang biasa. Aku harus belajar menerimanya, seperti ketiga eonni yang lainnya.

Number Five (SinbxYuju) COMPLETE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang