Part 5

1.7K 95 15
                                    

Tuhan menghukumku, ini sudah hari ke tujuh Sinb tidak pulang dan tidur bersamaku, atau lebih tepatnya aku tidak melihat Sinb sebelum tidur dan sesudah bangun. Beberapa hari yang lalu aku melihat Sinb masuk ke kamar Sowon, dan tidak kembali ke kamarku lagi seperti biasanya, hari berikutnya dan berikutnya Sinb tidak kembali lagi padaku.

Entah dia mengunjungi istrinya yang lain lagi atau ke perempuan lain, aku tidak tahu. Aku tersiksa, aku menderita dan aku merasa sedang dihukum karena keserakahanku.

Ini akibatnya jika aku terlalu serakah ingin menguasai Sinb seorang diri, tanpa memikirkan perasaan keempat wanita itu. Ya Tuhan, aku takut, aku tidak ingin Sinb mencari wanita lain.

Apa dia sudah bosan padaku? Tentu saja dia bosan, bodoh. Setiap malam Sinb melakukannya bersamaku, mungkin saja dia mulai merasa bosan, dan mencari yang lain. Istri-istrinya atau wanita lain? Apakah aku benar-benar akan tergeser.

"Andwee.."

Air mata mengalir di pipiku, aku tidak ingin ini terjadi, aku mohon. Sinb, penuhi janjimu padaku.. kumohon. "Hiks.."

Aku memeluk erat bantalku dan menyembunyikan isakanku di atas bantal itu. Mungkin inilah yang dirasakan oleh Yerin saat itu, terluka dan merasa dipermainkan. Tapi aku tidak bisa marah padanya, memang seperti itulah Sinb. Yang harus disalahkan adalah aku sendiri. Kenapa begitu terlena sehingga menyerahkan seluruh hatiku untuknya.

Aku seharusnya membatasi diri, tetapi aku tetap membiarkan diriku terhanyut hingga berniat menguasai Sinb seorang diri. Tentu saja ini salahku, salahku.

Aku mengusap air mataku dan menatap kosong ke arah jendela. Ke mana sebenarnya Sinb pergi, Aku tidak berani bertanya pada siapa pun tapi Sowon mengatakan Sinb sedang sangat sibuk.

Sibuk apa? mencari Si Nomor Enam?

"Haaah.." Aku mengembuskan napasku dan mengusap lagi air mataku. Ini semua memang salahku karena terlalu serakah, aku harus bisa menata hatiku, meskipun perih aku harus membuat diriku bertahan. Seperti Sowon, Eunha dan Umji, tidak seperti Yerin.

Pelan-pelan aku memejamkan mataku dan mulai menyerah pada rasa kantuk. Aku harus kuat, harus.

***

SRAAAAKK... Suara tirai jendela terbuka dan sinar matahari masuk ke dalam kamar, menyilaukan mataku yang masih tertutup. Aku mengerutkan kening lalu membuka mata dengan perlahan.

Setangkai bunga mawar merah adalah hal pertama yang aku lihat, berada di depan wajahku, lalu bunga itu menjauh digantikan oleh senyum Sinb yang aku rindukan. Aku langsung mendudukkan diriku hingga wajah kami sejajar.

"Sinb.."

Sinb mengerutkan alisnya, mengusap pipi dan mata bagian bawahku.

"Kau baik-baik saja?"

Aku langsung memeluknya tanpa menjawabnya terlebih dahulu dan terisak.

"Hei.. kenapa?" Sinb mengusap kepalaku pelan. "Sayangku?"

Aku melepaskan pelukanku dan mengusap air mataku.

"Aku kira kau tidak akan kembali padaku, mengingkari janjimu karena mencari wanita lain untuk kau jadikan istrimu, Ya Tuhan, aku tahu aku serakah karena berniat ingin menguasaimu sendirian. Tapi Sinb.. Kumohon, jangan pergi tiba-tiba meninggalkanku seperti itu tanpa mengatakan apa pun padaku"

"Yuju." Sinb menangkup wajahku dengan tangannya, menatapku dengan pandangan gelisah.

"Jika kau ingin mencari istri ke enam, aku mohon. Katakan langsung padaku terlebih dahulu, agar aku bisa mempersiapkan hatiku. Aku resah karena kau tidak kembali padaku"

Number Five (SinbxYuju) COMPLETE √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang