Mega berjalan menaiki tangga dirumahnya menuju kamarnya dengan tampang lesuh. Ia baru saja pulang dari sekolahnya.
"Cape banget gila." gumamnya.
Setelah sampai di kamar. Mega segera melempar tasnya ke sembarang arah dan menjatuhkan tubuhnya diranjang. Mega memejamkan matanya dan tak lama telah berada di alam mimpi.
°°°°
Mega mengerjapkan matanya berusaha mengumpulkan setengah nyawanya yang masih berada di alam mimpi dan segera bangun dari ranjang untuk pergi ke kamar mandi. Menjalani rutinitas mandi sorenya.
Setelah selesai mandi ia melihat dirinya di cermin. Mega memakai baju longgar kebesaran berwarna putih yang terdapat tulisan angka '07:35' dan celana pendek.
Tiba-tiba Handponenya berbunyi membuat Mega mengalihkan pandangan ke benda tipis yang biasa disebut Hp itu. Tertera nama Lyla Carmila didalam Hpnya. Ia segera membaca dan membalas pesannya.
Lyla Carmila.
Mek,sini!Saat membaca pesan dari Lyla Mega memutar bola matanya. Selalu saja ia memanggil Mega dengan sebutan 'Mek'.
Mega Senja Wijaya.
Kmna?
Dan jngan pnggil gue Mek. Nama gue Mega bkn Meka!Lyla Carmila.
Hehee iyaiyaa
Sini cafe biasa nongkrong.Mega hanya membaca pesan dari Lyla. Dengan cepat ia segera mengambil tas selempangnya. Dan berlari kecil menuruni tangga.
"Non,mau kemana? Makan dulu." ujar Bi Isah. Bi Isah adalah pembantu dikediaman keluarga Wijaya Bi Isah juga terbilang masih cukup muda ia baru berusia sekitar 30 tahun. Mega hanya melirik Bi Isah sekilas dan meneruskan jalannya.
"Entaran aja Bi. Lagi buru-buru." ujarnya datar tanpa menoleh ke Bi Isah. Bi Isah hanya menghela nafasnya ia tahu betul watak anak majikannya itu. Apalagi saat tragedi 10 tahun yang lalu.
°°°°
Selang 25 menit Mega sudah sampai di depan Cafe yang sering ia kunjungi dengan Lyla. Mega segera memarkirkan mobilnya dan memasuki cafe.
Mega mengedarkan pandangannya mencari Lyla.
"Ahh itu dia!" gumamnya sambil menjentikkan jarinya. Ketika ia melihat Lyla. Tapi tak lama raut wajahnya berubah menjadi bingung."Well. Itu yang sama Lyla siapa?" ujarnya ketika melihat ada seorang laki-laki seusianya bersama dengan Lyla. Ia segera berjalan menuju meja yang ditempati oleh Lyla dan laki-laki tersebut.
"Ehh Mega." ujar Lyla dengan senyum yang mengembang membuat giginya yang putih terlihat. Ia melambaikan tangannya kepada Mega.
Mega tersenyum tipis dan duduk disebelah bangku Lyla.
"Ini siapa Lyl?" tanyanya sambil berbisik. Saat melihat laki-laki tampan dihadapannya. Ehh"Ehh iya. Mek,kenalin ini Alan Gaviandra. Dia anak Om Andra temennya nyokap gue. Alan,ini Mega Senja Wijaya dia sahabat gue." ujar Lyla sambil mengenalkan Alan dan Mega secara bergantian.
Mega hanya melihat Alan dengan tatapan tidak sukanya secara terang-terangan. Sedangkan Alan tersenyum manis pada Mega membuat Mega memutar bola matanya.
"Hai Senja." ucapnya tersenyum manis. Sambil menjulurkan tangannya kepada Mega. Mega mendelikkan matanya sebal. Dan semakin dibuat sebal lagi ketika melihat Lyla dengan muka memerah menahan tawa.
"Gak ada yang manggil gue Senja panggil gue Mega." ujar Mega ketus berusaha meredam emosinya. Tanpa membalas juluran tangan Alan. Ia segera mengedarkan pandangan ke arah sekitar takutnya ia emosi melihat yympang Alan yang sangat menyebalkan.
"Segitu gugupnya ya lo sampe salting gitu deket gue." ucap Alan disertai kekehannya. Mega menatap tajam Alan.
"Idihh geer banget lu! Denger ya gue itu gak mau liat lo gara-gara gue pengen muntah ngeliat muka lo yang gak berbentuk ini." ucap Mega sambil menunjuk-nunjuk muka Alan.
Lyla hanya bisa menghembuskan nafasnya pasrah. Selalu saja seperti ini kalau Lyla mencoba membuat Mega dekat dengan laki-laki. Pernah sebelumnya Lyla mencoba mendekatkn Mega dengan teman laki-lakinya. Tapi Mega malah meledeknya habis-habisan. Akhirnya cowo itu pergi sambil menangis. Menangis!
Alan malah tertawa mendengar ucapan Mega. Membuat Mega semakin sebal dibuatnya.
"Aduhh lo itu yaa. Pake kode-kodean segala. Langsung aja kali bilang kalo muka gue ini emang ganteng." ucap Alan dengan tampang watados. Mega melotot kepada Alan.
"Heh!--" belum selesai Mega berbicara Lyla sudah menariknya keluar dari cafe.
Mega meronta-ronta sambil menyumpah serapahi Alan. Padahal yang menariknya Lyla. Bagaimana tidak sebal? Alan malahan tersenyum manis memandangi Mega sambil menopang tangan.
"Hehh! Tai kuda! Urusan kita belom selesai! Awas lo kalo ketemu gue lagi." pekik Mega berapi-api. Yang hanya dibalas kekehan oleh Alan. Yang tentu saja terlihat sangat menyebalkan dimata Mega.
"Dahh Senja! Semoga kita ketemu lagi ya." ucapnya setengah berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya ke arah Mega yang ia panggil Senja itu.
°°°°
"Issh! Lo tuh apa-apaan sih Lyl! Kenapa lo malah narik gue kesini. Padahal tadi gue baru aja mau ngerobek mulut siALAN itu!" ucap Mega sambil menatap Lyla penuh amarah. Lyla memutar bola matanya.
"Pliss deh yaa Mega. Kalo gue biarin lo disitu terus yang ada gue yang malu. Lo gak liat tadi orang-orang pada ngeliatin lo sama Alan? Ehh ralat liatin lo yang gebrak-gebrak meja sambil marah marah gitu. Lo gak malu hah?" ucap Lyla. Mega mendengus dan hanya mengangguk pasrah. Ini semua karna Cowo pembawa sial itu. Awas saja kalau ia bertemu dengan Mega lagi. Mega akan memutilasinya habis-habisan.
Lyla menarik Mega menuju mobilnya.
"Mobil lo biar nanti supir gue aja yang bawa. Gue anterin lo ke rumah." ucap Lyla sambil menyalahkan mesin mobilnya.
"Gak usah deh Lyl. Gue nginep dirumah lo aja." ujar Mega. Lyla bisa melihat dari mata Mega bahwa gadis itu sedang ketakutan dan Lyla tahu apa penyebabnya. Jadi,Lyla tersenyum dan mengangguk. Membuat Mega ikut tersenyum.
Disepanjang jalan Lyla terus menutupi kupingnya yang panas akibat ocehan sahabatnya itu. Siapa lagi kalau bukan Mega. Ia terus-terusan meluapkan emosinya sambil marah-marah.
"Udah deh Mek. Berisik tau gak!" bentak Lyla kepada Mega yang terus-terusan ngoceh tentang Alan yang membuatnya kesal.
"Lyla. Lo gak bakalan tau gimana rasanya jadi gue. Lo gak bakalan ngerasain keselnya gue sama cowo gila itu! Senyam senyum sendiri gak jelas. Udah tau gue enek ngeliat mukanya yang sok ganteng itu." Cerocos Mega panjang lebar. Lyla hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Dan kembali fokus kepada jalanan didepannya.
Kalau sudah begini Lyla pasti tidak akan bisa tidur karna Mega pasti terus saja mengoceh sepanjang malam.
°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentiast
Teen Fiction"Bi I Love You!" teriak Alan di tngah lapangan basket indoor di sekolahnya. Seketika fokus semua murid tertuju pada Alan yang berada di tengah lapangan. Mega mendelik ke arah Alan. Mega melangkah menuju Alan dengan nafas memburu dan muka memerah me...