Mega berjalan dengan menghentakkan kakinya dengan nafas yang memburu. Emosinya langsung meningkat ketika Alan membela Ivanka tadi. Apa?! Tidak. Tidak Mega bukan marah karna Alan membela Ivanka tidak mungkin. Mega reflek menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran yang tidak tidak.
Yaa,ia marah karna Alan menghalanginya untuk mem bully si cupu tadi. Mega lantas menganggukkan kepalanya. Semua orang melihat Mega dengan tatapan bingung.
Mega masuk ke dalam kelasnya dengan muka yang ditekuk. Seperti jemuran yang baru di angkat dan langsung ditumpuk dengan pakain-pakaian lainnya. Sangat kusut.
Lyla yang sedang sibuk menulis PR Matematikanya terlonjak kaget saat Mega menjatuhkan bokongnya kasar sehingga menimbulkan bunyi yang cukup keras. Beruntung kelas sedang ramai-ramainya.
"Astagfirullah. Lo ngapa deh?" ucap Lyla sambil mengelus dadanya.
"Aaaaaa. Kesel kesel kesel!!" teriak Mega sambil menjengguti rambut Pandu yang lewat di dekat bangkunya. Pandu yang mendapat serangan tak terduga dari Mega itu pun lantas meringis sambil berusaha melepas jenggutan Mega.
"Bangsat! Lepas woy!" bentaknya pada orang yang telah menjenggut rambutnya tiba-tiba. Pandu bersumpah ia akan memutilasi siapapun yang sudah menjenggut rambutnya dengan tidak berprikemanusiaan itu. Lyla yang melihat itu pun langsung membantu Pandu untuk melepaskan jenggutan Mega pada rambutnya.
"Mega. Aduhh lo itu apaan sih!" pekik Lyla. Mega mengerjapkan matanya. Dan langsung melepas jembakkannya dari rambut Pandu.
"Sory." ucap Mega singkat. Pandu mendengus lalu kembali melanjutkan jalannya yang senpat terhalang karna jambakan penuh cinta dari Mega.
"Lo kenapa sih Meg?" tanya Lyla kepada Mega seraya kembali duduk di bangkunya. Mega mengikuti Lyla untuk duduk.
"Ini semua gara-gara si idiot itu." ujar Mega dengan muka yang di tekuk.
Lyla yang mengerti maksud Mega hanya memutar bola matanya. Dan pergi ke segerombolan cewe-cewe yang sedang bergosip ria.
°°°°
Kelas XI Ips 2 sekarang sedang ribut-ributnya. Pasalnya Bu Ruri guru Matematika mereka tak kunjung datang mereka malahan ribut. Rifal sebagai ketua kelas,ia malahan ikut-ikutan membuat rusuh kelasnya. Ketua kelas yang baik bukan?
Murid-murid semakin ribut setelah Winda. Sekertaris kelasnya masuk dengan kabar yang amat menggembirakan.
"Woyy! Bu Ruri kaga ngajar. Sekarang freeclass semua guru lagi pada rapat." teriak Winda didepan kelas. Semua anak-anak bersorak gembira mendengar kabar bahagia itu.
Mereka semua langsung berhamburan dari bangkunya.
Jika kalian masuk ke kelas Ips 2 kalian akan menemukan sekelompok cowo-cowo yang ada dibelakang mereka sedang bermain game. Ada juga segerombolan Cowo yang didepan kelas biasanya cowo-cowo yang ada didepan kelas mereka mempunyai selera humor yang tinggi membuat seisi kelas tertawa. Ada juga para siswi yang sedang menyiapkan laptop untuk menonton drakor biasalah cewe. Dan segerombolan cewe lagi di tengah kelas dengan kursi yang entah milik siapa melingkari meja dengan mengobrol ria. Cewe tak pernah kehabisan bahan obrolan awalnya hanya membicarakan tentang laki-laki idamannya nyangkut-nyangkut ke artis yang terkena kasus.
Jangan lupakan mereka yang menjajahkan barang dagangannya. Di kelas Ips 2 banyak para siswa-siswi yang berjualan. Yaa walaupun hanya sebagian yang membayar sisanya? Jangan ditanya.Sekarang Mega sedang berada di segorombolan siswi yang ingin melihat Film di laptop Risa.
"Ehh Rif. Pinjemin proyektor ke kantor gih." ucap Lyla pada Rifal yang ikut nimbrung. Rifal yang juga ingin menonton segera pergi ke kantor untuk memijam proyektor. Tentu saja alasannya untuk mengisi jam kosong dengan sesuata yang berfaedah.Saat kembali ke kelas Rifal segera memasangkan kabel Proyektor dengan laptop Risa. Risa menyetel Film horor di laptopnya membuat semua pandangan mengalih ke arah papan tulis.
"Ehh Joshua sini sama tante Hana." ucap Hana genit sambil tersenyum ke arah Joshua. Joshua yang mendapat perlakuan seperti itu dari Hana hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Karna ia tahu itu adalah salah satu candaan Hana. Joshua memang sering digodai seperti itu oleh para perempuan dikelasnya. Karna selain tampangnya yang tampan ia juga pintar. Tapi semuanya tidak pernah serius dengan perkataannya karna mereka sudah terbiasa dengan itu.
Hana mendapat toyoran dari Lyla yang ada disebelahnya.
"Enak aja. Joshua sini sama tante Lyla aja." ujar Lyla sambik menepuk-nepuk sebelah bangkunya yang kosong kepada Joshua. Tak lama Mega duduk ditempat yang Lyla khususkan untuk Joshua."Ehh lo apa-apaan sih Meg. Ini kan tempat khusus buat bebep Joshuanya gue." ujar Lyla kesal. Mega hanya memutar bola matanya.
"Udah Joshua sama Pakde Ari aja." ujar Ari sambil merangkul Joshua yang dihadiahi anggukan oleh laki-laki itu. Lyla dan Hana mencebikkan bibirnya dan menatap tajam Ari. Ari mengibaskan tangannya di udara tak peduli. Membuat Lyla dan Hana mendengus sebal.
Selain tampan dan pintar. Joshua juga termasuk anak yang paling muda dikelasnya ia lahir tahun 2003 sehingga ia sekarang baru empat belas tahun dan semua anak dikelas itu kadang memanggil diri mereka sendiri dengan sebutan Tante atau Pakde.
Semuanya fokus kepada layar besar didepannya Mega berpindah tempat ke belakang karna ia merasa ngantuk. Ia pergi kebelakang saat ia duduk ia sempat menoleh ke arah layar dan tepat saat hantu dari Film horor itu muncul. Seluruh siswi berteriak dan menutup mata mereka. Mega menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Ia mengintip sebentar saat itu juga ia merasa jantungnya keluar dari tempatnya saking terkejutnya.
"SETAN!" pekiknya keras membuat seluruh mata tertuju padanya dengan tatapan horor. Lebih horor dari Film dihadapannya.
"Aneh setannya udah ilang dia baru teriak." sindir Pandu kepada Mega. Mega hanya meringis sambil meletakkan kedua telapak tangannya didepan dada. Setelah semua orang kembali fokus pada Film di layar Mega segera mendorong wajah Alan yang sangat dekat dengannya.
"Idiot." ujar Mega sambil menatap garang Alan.
"Emang." ujar Alan seraya terkekeh.
"Tuh ngaku." ketus Mega sambil mengalihkan pandangannya kepada layar didepannya.
Alan melipat kedua tangannya untuk menjadi bantalnya. Wajahnya ia arahkan kepada Mega yang sedang serius menonton Film. Tanpa sadar Alan tersenyum tipis melihat wajah Mega.
°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentiast
Teen Fiction"Bi I Love You!" teriak Alan di tngah lapangan basket indoor di sekolahnya. Seketika fokus semua murid tertuju pada Alan yang berada di tengah lapangan. Mega mendelik ke arah Alan. Mega melangkah menuju Alan dengan nafas memburu dan muka memerah me...