04

5.8K 531 10
                                    

“Tuan Hoover. Haloo. Permisi,” panggilku ketika memasuki ruang kepala sekolah. Aku sangat bersyukur karena bisa menemukan ruangan kepala sekolah dengan cepat. Aku tidak bisa mengatakan suasana ruangan tuan Hoover, tapi…

… wow!

Ada ratusan, atau mungkin ribuan buku tertata rapi di rak buku yang mengelilingi ruangan ini. Ada tangga spiral yang menuju ke lantai atas, dan disana pun hanya terdapat rak-rak buku. Terdapat sebuah meja kokoh berwarna coklat dengan kursi berwarna merah di baliknya. Ada beberapa foto tuan Hoover di atas meja ketika ia masih muda beberapa tahun. Aku tidak bisa berhenti berdecak kagum. Aku mungkin akan selalu datang kesini untuk membaca semua buku tersebut jika tuan Hoover mengizinkannya. Lagipula aku sangat menyukai buku. Sinar matahari yang menyeruak masuk melalui lubang ventilasi di atas membuat patung kecil dari emas yang menghiasi meja tuan Hoover bersinar indah. Aku mendekati meja tersebut dan menyentuh patung tersebut dengan hati-hati.

Tiba-tiba surat dari nyonya Beryl terjatuh dari genggamanku. Aku membungkuk dan mengambilnya, tapi saat aku menoleh ke arah meja tuan Hoover, aku melihat sebuah buku tebal berwarna coklat tua yang sudah cukup usang tergeletak di bawah mejanya. Buku tersebut terlihat sudah cukup lama tersembunyi disana dan tidak seorangpun yang mengetahuinya. Tapi ini aneh, seharusnya tuan Hoover tahu kalau ada buku yang tersembunyi dibawah mejanya. Lagipula dia terus menempati ruangannya. Aku mendekat dan mencoba meraih buku tersebut. Ketika aku sudah berhasil mendapatkannya, aku meniup debu yang menutupi gambar depan buku tersebut.

Tidak ada yang menarik dari buku usang tersebut. Hanya ada ukiran-ukiran rumit yang membosankan yang menghiasi gambar depan buku. Ada sebuah lubang kunci untuk membuka buku, dan sayangnya aku tidak bisa menemukan kunci tersebut. Ketika aku mulai mencoba mencari kuncinya di balik meja tuan Hoover, tiba-tiba aku mendengar suara pintu terbuka. Dengan cepat aku meletakkan buku tersebut ke meja dan menatap tuan Hoover yang baru saja masuk dan tersenyum seraya berjalan menghampiriku.

“Oh, halo lagi nona Fallen. Ada yang bisa kubantu?” tanyanya.

“B-begitulah. Anda tahu aku membuat kesalahan di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Seharusnya aku mendapat hukuman dari nyonya Beryl, tapi dia menyuruhku menyerahkan ini pada anda,” jelasku seraya menyerahkan surat dari nyonya Beryl padanya. Ia meraih surat tersebut dari tanganku dan membacanya.

“Jadi, kesalahan apa yang sudah kau buat, Fallen?”

Aku terdiam selama beberapa saat. “Aku… tidak sengaja mengarahkan sihirku pada Giselle. Dan aku hampir saja membuatnya mati membeku. Aku tidak tahu kenapa aku bisa membuat sihir es sebesar itu, tapi aku sungguh tidak pernah menyadari kekuatanku ini sebelumnya,” jelasku agak ragu.

Tuan Hoover menatapku beberapa saat dengan ekspresi curiga. Aku menelan ludah, dan terus berdoa di dalam hati.

Aku berharap dia segera membiarkanku pergi dari ruangan ini.

“Jadi maksudmu, kau tidak pernah menyadari kekuatan sihir es yang kau miliki?”

Aku menggeleng. “Menarik,” ucapnya. Lalu matanya beralih menatap buku usang yang tadi kutemukan dibawah mejanya. Dahinya berkerut.

“Ah! Buku itu kutemukan dibawah meja anda tadi. Jadi kupikir itu salah satu koleksi buku anda.”

Ia mengambil buku tersebut dan menatapnya dengan bingung. “Bagaimana kau bisa menemukannya?” tanyanya kebingungan.

“Buku itu tergeletak dibawah meja anda, tidak sulit untuk menemukannya. Lagipula anda juga pasti akan melihatnya.”

Ia meletakkan kembali buku tersebut sambil menggeleng samar. Ia bangkit berdiri dari kursinya dan mendekatiku. “Tidak. Hampir semua guru yang ada di sekolah ini tidak bisa menemukan buku ini, bahkan peramal sekalipun. Kupikir buku ini tidak akan pernah bisa kutemukan lagi.”

FALLEN (and The Book of Spells)#1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang