"My heart still doesn't change.."
Sakit.. Sakit luar biasa yang hanya disebabkan oleh sebaris e-mail itu.
Tes..
Tes..
Tes..
Aku tidak berusaha menahan air mataku. Kubiarkan mereka menari-nari di mataku, sebelum jatuh dan membuat aliran tersendiri di pipiku. Aku lelah.. Sejujurnya aku lelah menangisi hal yang sama selama setahun belakangan ini.. Dia bahkan tidak melepaskanku setelah segala luka yang dia torehkan di hatiku yang malang ini. Itulah keyataannya. Dia tidak pernah benar-benar melepasku. Jung Jaehyun tidak pernah melakukan itu.
Mati-matian aku berusaha membunuh perasaan ini. Mati-matian aku berusaha melupakannya. Tapi apa? Keadaan seolah-olah berbalik sekarang. Jung Jaehyun, pemuda berhati sedingin es sekarang mengejar-ngejarku. He is yearning for me. Tapi terlambat. Aku tidak lagi ingin hatiku dilukai. Aku tidak lagi ingin fisikku disiksa. Sudah cukup darah yang keluar dari tubuhku. Sudah cukup airmata yang mengalir di pipiku. Aku menyerah, aku sudah pasrah. I let him go.
Kudekap tubuhku sendiri. Tubuh yang penuh dengan bekas luka. Perlahan kujalankan tangan kananku tepat di dadaku. Hati ini.. juga penuh dengan luka. Aku sama sekali tidak percaya kalau Jung Jaehyun yang dulu sudah berubah. Aku tidak akan pernah percaya. Maafku sudah habis. Aku sudah tidak bisa memberikan kesempatan lagi.
Aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana sakitnya pukulan yang kuterima. Bau anyir darah yang tak henti keluar. Asin airmata yang selalu mengalir. Permohonanku agar dia menghrntikan perbuatannya. Tapi apa? Aku hanya pelampiasan amarah baginya. Jung Jaehyun tidak pernah mencintaiku, pria yang dipilihkan orangtuanya untuk menjadi istrinya.
=6 bulan setelah menikah=
Jaehyun membuka pintu kamar dengan kasar mengagetkanku yang sedang berkutat dengan pekerjaan kantorku yang kubawa ke rumah. Sejak kami menikah dia memang tidak mengizinkanku untuk pulang bekerja terlalu malam. Pertama-tama kukira ini karena dia sudah mulai ingin melindungiku, tapi aku salah, suatu hari dia menyuruhku berhenti bekerja sepenuhnya. Dengan dia melarangku bekerja, dia bisa dengan bebas menjadikanku pelampiasan amarahnya, tanpa harus khawatir orang lain curiga karena melihat muka dan tubuhku yang penuh lebam karena pukulannya.
"DOYOUNG! SUDAH KUKATAKAN HENTIKAN PEKERJAANMU ITU!" aku memang tidak sepenuhnya berhenti bekerja, dan dia baru tau hal itu.
"Jae, aku punya kehidupan sendiri. Biarkan aku menjalaninya. Lagipula aku tidak mengganggumu kan? Aku~"
PLAK!
Tamparan mendarat di pipi kananku. Panas, sakit, sampai meyesakkan dadaku.
"Aku tidak akan berhenti bekerja kalau bukan karena keinginanku sendiri!" tindakan yang fatal. Bagaikan membangunkan singa tidur, aku sudah tau apa yang akan terjadi padaku.
PLAK!
Sekali lagi. Mata Jaehyun berkilat-kilat menahan marah. Aku hanya memejamkan mata saat Jaehyun menarik kerah bajuku lalu menghempaskan tubuhku ke dinding. Aku terkapar di lantai, tidak berani menatapnya lagi. Dia berlutut, lalu dengan satu sentakan keras dia menarik rambutku. Aku tetap menutup mataku. Perlahan dia menempelkan bibirnya di bibirku, melumatnya pelan. Apa ini? Dari gerakan selembut inipun aku tidak bisa merasakan sedikitpun cintanya padaku.
"Aakkhh.." dia menggigit bibir bawahku hingga mengeluarkan darah. Dia melepas ciumannya dengan kasar lalu menahan kepalaku dengan kedua tangannya, dia memaksaku menatapnya.
"Sekeras apapun aku mencoba menemukan sedikit saja rasa untukmu, aku malah semakin benci padamu, Kim Doyoung. Bagaimanapun gara-gara kau aku kehilangan perempuan yang aku cintai. Gara-gara kau semua orang melihat aneh padaku karena kenyataan yang mereka dapat adalah aku seorang gay. JUNG JAEHYUN pengusaha muda yang sukses adalah GAY! Aku benci padamu, Doyoung!" satu tamparan lagi melayang ke pipiku. Hari ini aku baru mengetahui pendapat Jaehyun sebenarnya terhadap diriku. Dia melepaskan tangannya dari rambutku dan membiarkanku tergeletak di lantai.
"Kau bicara seolah-olah akulah yang memaksamu untuk menikahiku!" kataku dengan nada yang aku tau dia membencinya. Pelan, tapi menusuk.
Dia berbalik, mengayunkan kakinya tepat di perutku. Seketika aku merasa mual, perutku terasa seperti dihantam benda yang sangat keras.
"Jangan melawanku lagi, Doyoung! Kau bisa saja mati di tanganku!"
"Bukannya dari awal memang itu yang kau inginkan?" balasku. Jaehyun menatapku dingin.
"Tidak Doyoung. Bukan itu yang aku inginkan. Mati adalah hukuman yang terlalu ringan bagimu. Aku ingin kau merasakan sakit, Doyoung. Sampai kau tidak bisa lagi menangis." Lalu Jaehyun meninggalkanku yang hanya bisa memeluk tubuhku sendiri.
=End of Flashback=
Penderitaanku dimulai dengan orangtua kami yang telah berjanji akan menikahkan anaknya bahkan sejak sebelum kami lahir. Siapa yang mengira bahwa anak dari keluarga Kim dan keluarga Jung keduanya adalah laki-laki? Dan karena keluarga kami adalah keluarga terhormat yang menjunjung tinggi arti sebuah janji, semuanya tetap dilaksanakan. Mungkin saja benar, aku menyukai Jung Jaehyun, tapi dia tidak. Bahkan karena dia harus menikahiku dia harus merelakan kekasihnya yang sudah dia cintai sejak SMA. Dan karena itu dia sangat membenciku.
TBC
Halooo teman-teman sebelumnya ff ini adalah hasil remake dari ff Yunjae dengan judul yang sama karya kak @Rundaehyun (ini akun twitter nya) jadi kalau mau baca yang versi yunjae silahkan mampir di blognya kak Run ya https://run12.wordpress.com/author/run12/
Maaf juga belum bisa lanjutin sweet lies lagi gak ada ide soal nya. Dan buat kak Run makasih banget udah ngasih ijin ngeremake ff nya. Saranghae kakak... 😘😘
Dan makasih buat dedek emesh yang selalu ada di saat saya butuh bantuan narassi lope yu Ituy... 😘😘😘Sekian dan terima Lucas...