Jaehyun memandangi wajah 'istri'nya yang pucat pasi itu. Dia mengakui kalau sosok yang ada di depannya adalah sosok yang bisa dengan mudah membuatnya kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Sosok yang cantik, lembut, bagaikan malaikat. Ya, malaikat yang dengan teganya dia sakiti setiap harinya. Dan malaikat itu sekarang sedang.. hamil? Hah.. Itu bahkan adalah hal yang tidak pernah terpikir oleh Jaehyun sebelumnya.
Mereka berdua bahkan tidak tidur dalam satu kamar. Kalaupun mereka tidur sekamar, Jaehyun tidak pernah melakukan apapun padanya. Bagaimana bisa?
"Lebih baik cepat sadar, Doy. Kau masih harus menjelaskan tentang anak itu padaku. " katanya pada sosok yang sedang terlelap itu. Dia sedang sangat ingin marah sekarang. Apalagi kepada Doyoung. Kalau memang Jaehyun tidak pernah menyentuhnya, pastilah itu anak orang lain. Doyoung pasti berselingkuh dengan seseorang diluar pengetahuannya. Membayangkan itu saja rasanya Jaehyun sudah ingin menampar muka Doyoung yang masih sangat pucat itu.
"Mmmhh.." bersamaan dengan erangannya, Doyoung membuka matanya dan yang dia dapati adalah sosok Jaehyun yang sedang memandanginya dengan tatapan penuh dengan amarah. Tiba-tiba air mata Doyoung jatuh begitu saja. Dia takut, sangat takut. Padahal dalam kondisinya yang seperti itu dia menginginkan sentuhan lembut yang bisa mengurangi rasa sakitnya, dia ingin kata-kata manis penuh kasih sayang yang bisa menenangkannya. Tapi sepertinya dia lupa kalau suaminya adalah Jung Jaehyun. Dan mendapatkan hal itu darinya adalah sebuah mimpi belaka.
"Jaehyun-ssi.." kata Doyoung lemah, nyaris seperti sebuah bisikan. Doyoung memaksakan tubuhnya untuk duduk, walaupun perutnya masih sangat sakit seperti ditusuk ribuan jarum. Dan sepertinya usahanya untuk duduk itu memakan seluruh energi yang dia punya, dia hanya bersandar di kepala tempat tidurnya sambil memegangi perutnya.
"Katakan dia anak siapa, Doy!" tembak Jaehyun langsung. Doyoung yang tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Jaehyun hanya menatap Jaehyun dengan penuh tanda tanya. "Jangan pura-pura tidak mengerti, aku benci itu." Sambung Jaehyun, namun Doyoung masih belum mengerti.
"Apa maksudnya Jaehyun-ssi? Anak apa? Anak yang mana?" tanyanya lemah. Jaehyun membentuk sebuah seringai di wajah tampannya.
"Atau kau sudah tidak tau lagi siapa ayah bayimu karena segitu banyaknya pria yang pernah memakaimu, hah? I thought so.." kembali smirk itu tampil di bibir Jaehyun, membuat kata-katanya terkesan jadi lebih tajam dan menyiksa. "That's who exactly you are, Doy. A f*ckin dirty whore! WHORE!"
Kata-kata Jaehyun terdengar seperti sebuah pisau tajam berkarat yang dihujamkan berkali-kali tepat di jantung Doyoung. Perih. Sakit. Entah apa lagi kata yang tepat agar rasa itu bisa tergambarkan.
"Apa yang terjadi padaku?" tanya Doyoung kemudian. Jaehyun lalu tertawa. Bukan tertawa karena ada hal yang lucu, tapi tawa mengerikan yang menyiratkan sebuah kebencian yang sangat.
"Masih bertanya? Oke, aku jawab. KAU HAMIL. Dan entah itu anak laki-laki brengsek yang mana." Doyoung meremas dada bagian kirinya, tepat di atas jantungnya. Dia malah berharap bisa langsung meremas jantungnya sendiri agar segala rasa sakit yang dia rasakan sekarang akan menghilang. Tapi tentu saja tidak akan semudah itu. Tidak akan.
Doyoung menarik napas dalam. Menenangkan dirinya sebentar lalu berkata "Kalau begitu kau harus tau kalau anak ini adalah anak laki-laki brengsek bernama Jung Jaehyun." dengan nada pelan namun menusuk. Nada yang Jaehyun benci.
Jaehyun menggeram. Ditariknya kerah baju rumah sakit Doyoung, sedangkan Doyoung hanya terkulai di tangannya. Dia sama sekali tidak punya kekuatan bahkan untuk menangispun tenaganya sudah habis.
"Jangan bohong padaku! Aku tidak pernah melakukannya denganmu. Heh.. Itu pasti anak pria lain! Pasti! Coba kau ingat-ingat lagi ada berapa orang lelaki yang kau kencani dan kau biarkan menikmati tubuhmu selama aku tidak ada di rumah!"