kami pun memutuskan untuk pulang ke London, sekarang juga.
aku dan Niall pun me packing barang barang kami
7 menit kemudian
"SELESAI!" ucapku dengan nya berbarengan
tiba tiba
krekk
"Perrie?" tanya ku
"kenapa kau ada disini?" lanjutku
"I need your help Ele." ucapnya
aku pun menghampirinya
"apakah itu Steven dan Alice?" tanyanya sambil menunjuk Steven dan Alice yang sedang bermain dengan mommy-nya, Angeline Malik.
aku pun mengangguk
"and, who's she?" tanya nya lagi sambil menunjuk Angeline
"Angeline Malik. Zayn's wife." jawabku lagi
aku melihat air matanya berjatuhan.
"andai saja itu aku." ucapnya
"Pez, bukannya kau sudah bersama Asa ?"
"Asa? ah, anak itu, aku dan dia dijodohkan oleh orang tua kami. tetap seperti dulu, dijodohkan."
"sabar ya pez." ucap ku sambil mengelus elus punggungnya
ia pun mengangguk sambil menghapus air matanya
"oh iya, katanya I need your help, jadi, what should I do?"
"awalnya, I have a plan, yaitu, menceraikan Zayn dan Angeline agar Zayn bisa menjadi milikku lagi lewat kamu, tapi--."
"-tapi saat aku melihat kejadian tadi, aku jadi sadar, bahwa Angeline lah yang pantas untuk menjadi mommy-nya."
"hah?"
"uhm, Ele, aku pergi lagi ya, bye." ucapnya lalu pergi dari hadapanku
aku pun menghampiri Niall yang sedang asik dengan ponselnya
"ada apa?" tanyanya
"Lock dulu ponselmu." jawabku
ia pun melakukan nya
"sudah, jadi, bisakah kau bercerita kepadaku?"
"ya, jadi, uhm, awalnya Perrie punya plan, yaitu, ingin menceraikan Zayn dan Angeline, tetapi, saat ia melihat Steven dan Alice sedang asik bermain dengan Angeline, ia jadi sadar, bahwa, Angeline lah yang layak untuk menjadi mommy nya mereka berdua."
"kasian ya Stev dan Alice."
"iya, Zayn lagi. malah ga mau bilang ke Stev sama Alice bahwa ibu kandungnya itu adalah Perrie."
"ya, orang Zayn yang duluan, ya kan?"
aku pun mengangguk
"andai saja jika Zayn tidak mabuk pada saat itu, mungkin Angeline memiliki anak kandung."
aku pun mengangguk lagi.
"ah, ya, babe, aku sudah mempublikasikan ke directioners tentang hubungan kita sekarang."
WHAT?
yang aku takuti adalah ;
Directioners yang menganggap Niall itu they future husband or boyfriend will judge me.
"they're perfect." lanjutnya sambil memuji muji directioners nya
"than me?"
"kau juga lah!" ucapnya sambil menyubit hidungku