F I R S T

1.8K 91 20
                                    

"Medi, kamu sudah membawa perlengkapan tempur?" Tanya Ameera pada Medina yang sedari tadi duduk di sofa dengan ponsel di tangannya.

"Aku sudah menyiapkannya Ameera, bahkan sudah ku taruh di mobil," jawab Medina dengan nada malas dan merasa letih.

Ameera tersenyum senang, "Okeyy, maaf aku tidak membantumu tadi, dear. Bagaimana kalau kita jalan sekarang? Sepertinya sudah jam dua."

Medina mengangguk dan segera berdiri dari duduknya lalu sedikit merapikan pasminanya yang sedikit kendur. Setelah merasa rapih dan siap, ia langsung mengikuti Ameera ke lobby kantor untuk segera menuju tempat client mereka berada.

Medina adalah perias yang bekerja di salah satu kantor kecantikan terkenal di Dubai, yaitu Huda Beauty. Ameera adalah partner kerja Medina. Mereka bagaikan dua orang yang tidak dapat dipisahkan. Ameera merupakan gadis yang easy going , periang dan teramat cantik. Bagaimana tidak cantik kalau nyatanya Ameera adalah gadis turunan Inggris juga Mesir.

Sedangkan Medina, ia berasal dari Indonesia. Tetapi sama dengan Ameera, ia juga bukan asli orang Indonesia. Ayah Medina ialah orang Arab sedangkan ibunya ialah orang turunan Indonesia Prancis sehingga Medina tercipta dengan begitu cantiknya, bisa dibayangkan sendiri bukan?

Kini, Medina dan Ameera sedang dalam perjalanan ke Hotel Waldorf Astoria Dubai Palm Jumeirah. Yang dimana akan diadakan pesta resepsi salah satu adik putra mahkota, yaitu Sheikha Maryam Bin Muhammad Al Maktoum. Gadis yang berumur 27 tahun itu, sudah sah menikah tadi pagi dengan Sheikh Khaled Bin Mohammad Al Nahyan.

Sesampainya di hotel yang dimaksud, Medina turun dari mobil diikuti Ameera yang mengambil perlengkapan makeup di bagasi mobil, lalu mereka berjalan beriringan ke dalam hotel.

Kalau di lihat secara menyeluruh, sudah banyak penjaga yang menunggu di luar, Ameera menatap Medina ngeri, "Wajahnya tidak bersahabat sekali, duh!" Bisiknya. Dan Medina hanya tersenyum kecil menyadari hal itu. Tentu saja banyak yang berjaga, yang menikah kan adik dari putera mahkota.

"Permisi, kami perias Sheikha Maryam. Apakah bisa antar kami ke ruangannya?" Kata Ameera kepada salah satu penjaga itu.

Penjaga dengan nama Ibrahim itu memeriksa bawaan mereka berdua serta kartu identitas.
"Mari ikut saya kedalam," balasnya dingin. Lalu Medina dan Ameera mengikutinya dari belakang, sesampainya di lift, mereka harus menunggu sejenak karena lift masih berada di lantai atas. Di daerah itu, terdapat cafe yang lumayan ramai, dan mata Medina menangkap sesuatu yang sangat indah untuk dipandang, Hamdan.

Putra Mahkota yang akan menggantikan posisi ayahnya kelak. Medina tidak terpikirkan akan bertemu dengan Hamdan. Tapi melihat dengan jarak 10 meter saja sudah membuat dirinya beristigfar, bagaimana dari dekat, bisiknya dalam hati.

"Astagfirullah," ucapnya tidak sadar.

"Kau kenapa?" Tanya Ameera sambil menolehkan kepalanya.

"Tidak, aku baik-baik saja."

Ameera lalu mengangguk mengerti dan mengabaikan hal itu. Setelah Lift sampai, mereka langsung masuk dan di lantai sepuluh lift itu berhenti diikuti membuka pintunya. Lalu, mereka keluar dan berjalan ke sebuah ruangan bertuliskan bride yang dimana itu adalah Sheikha Maryam berada.

"Silahkan masuk," kata penjaga itu.
Medina dan Ameera langsung memasuki ruangan itu dan menahan napas. Ruangan itu sungguh luar biasa besarnya, mungkin tidak bisa dibilang ruangan, tapi hall. Penuh dengan wanita yang amat cantik, dan beberapa anak kecil yang sedang bermain dengan mainannya. Salah satu dari mereka mendekati Medina, "Hai, apakah kalian perias adikku?"

"Benar, Yang mulia Hessa." Jawab Medina. Lalu, Hessa tersenyum dan menggandeng Medina serta Ameera ke sebuah ruangan yang berbeda dengan ruangan ini dan disanalah Maryam berada.

WHAT HEART WANTS | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang