E I G H T H

398 25 5
                                    

Picture : Medina Surayah
Special updates for IndyOktaviani
Sorry ya php kemaren hehe
Enjoy luvly
***

Medina sudah merasa lebih baik bahkan sudah tidak lemas sama sekali sejak seorang pelayan membawakannya nasi mandhi dan sepotong kaki kambing yang di masak bersamaan dengan nasinya. Dengan begitu, staminanya langsung naik dan ia sudah tidak lemas lagi.

Medina berkaca pada cermin besar yang menjadi pintu sebuah lemari. Matanya menyusuri pakaian yang ia kenakan. Kaos lengan panjang yang pajangnya sepaha dan juga celana training abu abu yang digulung.  Bibirnya tertarik untuk tersenyum, "Apakah ini pakaiannya yang sering dipakainya?" Tanyanya sendiri.

Medina mengendus dirinya sendiri dari balutan pakaian Hamdan dan ia mendesah pelan, "Tidak seharusnya aku berpikiran seperti itu, memalukan sekali kau Medi!" Ocehnya.

Akhirnya ia keluar dari kamar itu dan melihat sekelilingnya, suasana koridor begitu sepi. Ia tidak melihat seorang pun di sana. Jadi, Medi kembali berjalan ke arah yang ia kira menunjukannya ke depan. Tapi sebuah sentuhan mengejutkannya. Ia berbalik dan mendapatkan seorang pria yang bertubuh tinggi, dengan wajah tampan menatapnya.

"Kau tersesat, nona?" Katanya.
"Haha, jangan tegang aku hanya tidak sengaja melihatmu bingung seperti ini," tambahya.

"Maaf aku hanya terkejut Tuan," katanya sambil menunduk menghindar dari sorot mata pria itu. 

"Kau terlihat asing di rumah ini, apakah kau pacarnya?" Tanya Pria itu. 

Seketika Medina langsung menatap pria itu,  " Tidak tuan, saya hanya perias keluarga Al Maktoum. Saya berniat untuk keluar tapi tidak tau dimana arahnya." Jawabnya pelan. 

"Oh, perias. Aku kira kau pacarnya Hamdan. Namaku Faris Al Masaeh, teman dari Hamdan."

"Salam kenal Tuan Faris. Saya Medina," jawabnya. 

" Cukup Faris saja, aku tidak merasa kau perlu bersikap seperti itu padaku. Apa ada yang bisa ku bantu?"

"Um, sebenarnya aku ingin keluar untuk mencari udara segar." 

"Ayo, akan aku antar. Rumah ini memang sangat luas, tidak heran kau tersesat hahah.." 

Faris mengajak Medina keluar rumah dan berjalan beriringan di taman yang di design oleh Hamdan seorang. Ia sungguh menyukai keindahan. Terutama flora fauna, dia sangat mencintainya. Tidak heran jika rumahnya pun dibuat seperti apa yang ia sukai. 

Medina dan Faris pun duduk di sebuah bangku panjang dekat kolam ikan. Ia menikmati semilir angin yang menerpa pasmina yang dikenakannya. Di sebelah, Faris menatap heran kepada Medina dan akhirnya berdecak, "Apa yang kau lakukan di rumah Hamdan? Maksudku, jarang sekali seorang menginap di rumahnya. Apalagi seorang perempuan.. " tanya Faris. 

Medina mengangguk, "Ya Faris, sebenarnya aku dicakar oleh Safer. Sehingga aku pingsan. Jadi, Mahra meninggalkanku disini untuk sementara waktu." jawabnya.

"Oh, kau bersama dengan Mahra. Pantas saja kau terlihat seperti habis sakit."

Medina hanya tersenyum polos dan kembali menikmati  pemandangan. Tidak begitu lama, suara berat nan indah mengalun di belakang mereka. "Apa yang kau lakukan disini Faris?" 

Hamdan sudah berada di depan mereka berdua. Dan matanya menyorotkan pandangan tidak suka akan keberadaan Faris disini. "Aku kangen hamdannn!" godanya kepada Hamdan. 

Seketika Medina ingin tertawa terbahak melihat adegan di depannya. Faris mencoba memeluk Hamdan tapi ia dengan sigap menangkis. "Apa-apaan, berhenti bersikap kekanakan. Apa kau tidak malu dilihat Medina?" katanya dingin. 

WHAT HEART WANTS | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang