Hallooooo. Aku kembali lagi nih di part keduaaaa:)
Selamat membaca😆
Dulu hidupku sangat bahagia. Mereka semua menjaga dan menyayangiku. Dari mulai ayahku yang selalu mengajakku main saat waktu luang, ibuku yang selalu memperhatikanku saat aku mulai nakal, dan kakakku, dia yang menjagaku dari orang-orang yang ingin menjahiliku. Mereka sangat perhatian kepadaku.
Bahkan saat ayah bosan duduk di ruang tv, dia selalu berkata “ Nak, ayo sini main sama ayah “.
Ibu, dia selalu berkata “ Eve, sini jangan mengganggu kakakmu” ketika aku mengganggu kakakku yang sedang belajar.
Dan kakakku, dia selalu berkata “ De, kalo ada yang jailin kamu bilang sama kakak “ dia selalu menyuruhku mengadu jika ada orang yang menjaihiliku.
Aku merasa sangat beruntung mempunyai keluarga seperti mereka. Mereka benar-benar membuat duniaku hidup. Namun semuanya berubah ketika aku menginjak dewasa dan ibuku mulai bekerja dan kakakku mulai memasuki dunia perkuliahan.
Ibu yang mulai bekerja, dia menjadi seseorang yang tidak aku kenali. Sejak dia bekerja dia hanya memperdulikan kakakku. Dia menjadi sosok yang sangat pilih kasih. Ketika kakakku berkunjung ke rumah, dia selalu menyambutnya dengan hangat.
Sedangkan denganku? Dia selalu mengabaikanku. Meskipun satu atap, aku jarang sekali bertemu dengannya. Karena dia selalu berangkat ketika aku sedang bersiap-siap untuk pergi sekolah dan pulang ketika aku sedang belajar di dalam kamar. Aku dan dia bertemu ketika aku akan mengambil makanan di dapur untuk menjadi teman belajarku.
Saat aku berjalan menuju dapur aku selalu melihatnya sangat sibuk dengan tumpukan kertas di hadapannya. Aku tidak tahu apa kesalahanku yang menjadikan dia sosok yang asing bagiku.
Dia sosok yang seharusnya menjadi panutanku, justru kini menjadi sosok yang paling aku benci. Jujur aku tidak pernah berniat untuk membencinya sekali pun. Anggap saja, kebencian ini sebagai bentuk harapan gadis kecil yang ingin dilihat keberadaannya. Aku merasa kehidupan ini tidak adil.
Apakah keadilan manusia memang seperti ini?. Jika ya, aku sangat menyesali hidupku ini. Bukannya aku tidak mensyukuri hidupku, namun aku terlalu lelah jika hidup seperti ini terus menerus. Dia selalu menatapku dengan tatapan tidak suka. Jika tidak suka, mengapa dulu dia seperti menyayangiku? Mengapa pula dia melahirkanku? Mengapa dia seolah-olah dapat menerimaku ?.
Aku lelah dengan semua ini Tuhan. Jika mengakhiri hidup tidak berdosa, aku akan melakukannya. Aku hanya manusia lemah yang dapat merasa sangat lelah. Namun aku masih punya keimanan dan ketaqwaan sehingga ketika aku berpikir untuk mengakhiri aku ingat pada Tuhan yang berbaik hati memberiku kesempatan untuk hidup, untuk menikmati dunia, dan untuk beribadah dan bersyukur kepadaNya. Dan pada sosok yang menjadi super hero dan cinta pertamaku☺.
Jangan lupa vote dan commentnya ya readers:)

KAMU SEDANG MEMBACA
This My Life
Short StoryIni pertama kalinya aku menulis. Semoga kalian suka ya:) " Aku adalah gadis kecil yang tidak dianggap oleh orang-orang yang hidup dengan dunianya sendiri, tanpa bisa menoleh pada gadis kecil yang sangat menginginkan sesuatu yang berharga dalam hidup...