6: Issues

654 122 55
                                    

"Lo kenapa lakuin itu?" tanya George, melirik ke arah Blake.

Blake, George, dan Reece sudah berada di dalam mobil setelah pamit dari rumah Reina. George yang memegang kemudi dan Blake duduk di sebelahnya. Sementara Reece, berada di kursi belakang.

Blake yang sedang memainkan ponselnya pun mendongak, "Lakuin apa?"

"Minta maaf ke Reina,"

"Lo nggak mau gue ngelakuin itu?"

"Nggak, maksud gue-" desah George. "Lo bukan tipe orang yang mau minta maaf ke orang lain. Walaupun, gue sebenernya rada salut sama lo,"

"Ya, gue ngerasa nggak enak. Itu aja sih, nggak lebih," balas Blake.

Reece mencondongkan tubuhnya ke depan dan mulai mengikuti pembicaraan kedua temannya. "Satu hal tentang Blake Richardson adalah nggak pernah ngerasa nggak enak sama orang lain,"

George terkekeh, menandakan bahwa ia setuju dengan Reece.

Blake menghela nafasnya, "Chill. M-maksud gue, ya, semua orang kan bisa berubah,"

"Jadi?" tanya George seraya menginjak rem karena lampu merah. "Bahkan sebelum ini, gue nggak ngeliat perubahan apapun dari lo. Apa coba yang bikin lo berubah?"

"Gue kan udah bilang, gue cuma ngerasa nggak enak," perjelas Blake seraya memainkan jarinya.

George mengatur gigi dan menginjak pedal gas. "Ada yang lebih dari itu. I know,"

Blake mulai merasa gelisah, menarik napasnya dalam-dalam untuk menenangkan diri. "Lo inget waktu gue bilang kalo Reina mirip dia?"

"Dia?" tanya Reece, diikuti anggukan oleh Blake. "Eh, kecebong anyut! Ya dia aja emang Reina ngapa dah,"

"Ye, tolol," umpat Blake. "Lo aja gatau apa-apa,"

"Ditololin dong gua," kata Reece. "Udah tau gue gatau apa-apa, ngapain lo ngangguk, jing. Berarti lo lebih tolol,"

Blake memutar kedua bola matanya malas. "Bodo,"

George menoleh pada Reece, "Mending lo diem, dengerin aja,"

"Pait banget tot," gumam Reece kesal, ia tidak tahu apa-apa soal ini.

Blake menatap George, menandakan bahwa ia ingin memulai curhatannya. "Diana. Beberapa hal tentang Diana, mirip sama Reina. And I always picked on Diana too..."

"Ih, so sweet," gumam Reece.

"Bacot, anjing," ucap Blake. "Ganggu suasana bego,"

"MAKANYA IH CERITAIN KE GUA DARI AWAL! DD TUH GASUKA YA KALIAN MAINNYA RAHASIA-RAHASIAAN," teriak Reece tak terima.

George menempeleng kepala Reece, "Cabut nggak lo dari mobil gua?"

Reece menciut, "Lagian ih,"

"Yaudah diem dulu. Lo bersuara, gua kepret ya," peringat Blake.

Tanpa asam basa, eh, maksudnya basa-basi lagi, Reece segera menutup mulutnya rapat. Menunggu Blake mulai bercerita dengan seksama.

Blake mulai menatap Reece lekat, "Nungguin ya?"

"Bangsat," umpat Reece, diikuti tawa oleh George dan Blake.

"Ututut, sayang," goda Blakre pada Reece yang bersikap seolah marah.

"Nah kan, Blake. Reece udah baper padahal kan," kata George tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan.

"Pokoknya nih ya, dulu gue punya pacar namanya Diana. Berarti sekarang udah mantan," mulai Blake. "Sebelum jadian, mereka ada kemiripan. Aneh, cupu, ya semacamnya,"

"Gue gatau gimana, pokoknya tiba-tiba kita deket. Dan gue ngerasa, kalo gue punya perasaan lebih ke dia. Cheesy banget emang," lanjut Blake mulai terdengar melow.

Ingin rasanya Reece tertawa sekeras-kerasnya mengetahui bahwa Blake ternyata bisa melow juga. Namun, ia menahannya karena ia tahu waktunya kurang tepat.

"Tapi setelah kita jadian, dia jadi target semua orang dan sayangnya, dia nggak bisa bertahan. Akhirnya, dia mutusin gue tanpa kejelasan dan ngilang gitu aja," ujar Blake.

"Terus?" tanya Reece.

Blake menarik napas panjang, "Itu nyakitin gue, dan gue nggak mau itu terulang ke Reina,"

***

Keesokan harinya di sekolah, Reina berjalan menuju kelas pertamanya, kimia. Itu berarti, ia akan berada di kelas yang sama dengan Blake dalam beberapa jam kedepan. Harapannya sekarang, semoga tidak terasa aneh, terutama setelah apa yang terjadi kemarin.

Reina menarik napasnya dalam-dalam, kemudian berjalan memasuki kelas. Ia mengedarkan padangannya, mencari tempa duduk.

Satu-satunya kursi yang tersisa adalah di sebelah Blake, tak ada pilihan lagi untuknya selain duduk disana. Tak lama, kelas pun dimulai.

Ketika Reina mulai mengeluarkan bindernya, tak sengaja sikunya menyenggol pulpen yang berada di mejanya. Pulpen itu pun jatuh, berguling ke samping kaki Blake.

Reina menghela napasnya kasar dan mulai membungkuk, sedikit menggeser kursinya mendekati Blake agar bisa mengambil pulpennya.

"Uhm," gumam Reina seraya berusaha meraih pulpennya.

Blake yang memperhatikan gadis disampingnya itu, menyadari bahwa dengan posisi seperti itu, Reina bisa jatuh. Ia pun memutuskan untuk meletakkan tangannya di bahu Reina, menjaga agar gadis itu tidak jatuh.

Reina merasakan jantungnya mulai berdetak tak karuan saat merasakan sesuatu menyentuh bahunya. Ia segera mengambil pulpennya dan memperlihatkannya pada Blake, menandakan bahwa ia sudah berhasil mengambilnya.

"Maaf dan makasih," kata Reina pelan.

"Selo," balas Blake tersenyum. Ia pun kembali memfokuskan dirinya pada pelajaran dan mulai menulis beberapa catatan di bukunya.

Bel istirahat berbunyi, semua siswa pun berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin. Namun tidak dengan Reina.

Ia memilih untuk pergi menaiki tangga menuju rooftop sekolah. Ia duduk di salah satu bangku disana, merasakan angin yang bertiup mengenai rambutnya.

Ini adalah tempat yang ia tuju untuk menenangkan pikiran. Selain belajar, ia juga memberikan dirinya waktu untuk sendiri. Saat ia hampir tidak makan di sekolah, inilah tempat kemana ia pergi.

Tiba-tiba, terdengar bunyi suara pintu terbuka, sedikit membuat Reina terkejut. Ia menoleh ke belakang, ketika pintu terbuka dan seseorang menampakkan dirinya.

Ia terkesiap.

*****

woi asli ya sebenernya gue udah mau upload part ini dari 3 hari yang lalu tapi wattpad gue error terus:(

seriusan deh ga boong aku tuh, percaya kan?

seriusan deh ga boong aku tuh, percaya kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tuh kan si gapunya jakun nongol:(

lah apaansi gua kan gaada hubungannya
pusink w

more than this  •  b.rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang