Hari Senin adalah momen yang ditunggu-tunggu namun juga paling dibenci. Kenapa? Karena di hari itu, gue bakal ketemu sama orang yang gue suka setelah liburan dua hari, tapi gue juga benci karena harus berdiri-panas-panasan di lapangan upacara. Suatu saat, gue yakin bakal merindukan hari Senin.
"Rara!" Teriak Fitri sambil berlari mendekat.
Gue pun memalingkan pandangan ke sumber suara. Fitri berlari mendekat. Dia teman sejak SMP sampe SMA dan sekelas lagi sekarang.
"Ra, lo kok gak nyaut kalo gue panggil? Biasanya lo bawel juga!" Gerutu Fitri.
"Oh iya, maaf ya Fitrikuh... Bebekkuh... Cintakuh..." Gue cubit pipi dia sambil jijik ngomong kayak gitu diulang-ulang.
"Eh, anjir, ga sudi gue sama lo pake nyamain gue sama bebek lagi." Gerutu Fitri.
Sepanjang perjalanan, obrolannya cuma seputar pelajaran yang pastinya kalian gak akan tertarik bukan. Tiba di kelas, gue duduk di bangku kedua dari depan papan tulis, maklum mata minus. Gue duduk bersama Dira, teman sebangku gue yang paling asik dan baik. Gue udah bilang lo baik, ya Dir, di cerita gue. Awas aja lo jahat sama gue nanti gue revisi. Kini Dira sedang asik bersama smartphone-nya, biasalah, nonton idol Korea favoritnya.
"Hai, Dir!" sapa gue sambil duduk di sampingnya.
"Lo tau kemaren bebeb gue update status di Twitter? Ahh Gue seneng banget!" ucap Dira dengan bersemangat.
"Apaan cuman idol Korea juga," balas gue meremehkan.
"Bodo, yang penting ganteng. Walaupun cuman bisa dipandang, tapi mustahil dimiliki. Seenggaknya bisa bikin gue good mood, bersemangat, dan pinter bahasa Korea," bela Dira.
Tepat saat Dira berbicara, orang yang gue suka baru datang masuk ke dalam kelas. Namanya Landa. Tidak putih, bersih, bening seperti kaca. Ya, teman-teman, Landa adalah cowok tinggi, beriris mata coklat yang siap membuatmu jatuh hati, rambutnya yang hitam legam, dan lesung pipi di wajahnya. Apa kalian pernah bertemu dengannya? Oh tentu saja tidak, karena kalian tidak satu sekolah dengan gue.
"Landa!" panggil Rama.
Gue melihat Rama di dekat pintu kelas. Siapa Rama? Dia sahabat Landa yang paling dekat. Jika kalian ingin tahu tentang Rama, tanyakan saja langsung padanya.
"Ra, lo denger gue dari tadi gasih?" Tanya Dira sedikit kesal.
"Ga," ucap gue jujur.
"Ishhh.... singkat banget," gerutu Dira.
"Lo ngomong apa tadi? Soalnya gue ga fokus," tanya gue balik.
"Ada 2 orang yang suka perhatiin gue," curhat Dira.
"Siapa?" tanya gue balik.
"Nanti juga lo tau," ucap Dira sambil tersenyum seperti orang jatuh cinta.
"Siapa gue ke----" ucapan gue terpotong karena ada anak OSIS yang nyuruh baris di lapang.
"Ayo, ke lapangan sekarang, atau kalian mau dihukum di depan!" Ucap salah satu anak OSIS.
Upacara pun dimulai dengan khidmat bagi yang merasakannya. Gue baris paling belakang di tempat teduh, kebetulan gue tinggi jadi di belakang. Dari belakang, gue melihat Landa. Candu banget sih ngeliatin orang yang disuka, kaya ada manis-manisnya, suka bikin senyum-senyum sendiri. Kayaknya gue bakal pingsan kalau deket sama dia.
"Entah apa yang membuat gue bisa menyukai lo yang ga ada istimewanya, tapi apa daya gue ga bisa milih sama siapa gue bakal suka," pikir gue.
Tiba-tiba, Landa membalikkan badannya dan menatap gue. Gue ketangkep basah merhatiin Landa. Fix, si Landa punya indra keenam. Bisa-bisanya tau gue nge-liatin dia. Gue salting dan berusaha menatap ke arah lain, lalu diam-diam pindah barisan. Selang beberapa lama, upacara selesai dan gue balik ke kelas, langsung duduk di tempat gue. Jantung gue dari tadi masih dugem-bisabisanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ralanda (Classmate)
Teen FictionRara, seorang siswi yang terjebak dalam labirin perasaan cinta yang rumit di ruang kelasnya, seringkali merasakan detak jantung yang berdebar-debar ketika berhadapan dengan seseorang yang membuatnya tersenyum sendiri. Setiap hari, dia dihadapkan pad...