2: Ketika 'Rebahan' Hari Libur Berubah Jadi Petualangan Tak Terduga

357 29 0
                                    

Pada hari libur yang gue impikan untuk rebahan sepanjang hari, mimpi itu menjadi kombinasi antara mimpi buruk dan indah. Di hari Sabtu ini, gue disuruh oleh Walikelas tercinta untuk membeli peralatan kelas. Dan mimpi buruknya, yang disuruh nganter gue beli alat kebersihan, adalah Landa. Rasanya seperti kencan, berdua doang lagi disuruhnya.

Suara motor terdengar berhenti di depan rumah pada pukul 6 pagi. Gue masih mandi di kamar mandi, tentunya.

"Kak!! Ada temen nih diluar," ucap mamah gue.

"Iya, bentar," jawab gue dari dalam kamar mandi.

"Cepet mandinya, kasian tuh Palak kamu," ucap Mamah.

"Palak apaan coba?" gerutu gue.

"Pacar laki-laki," ucap Mamah yang mendengar suara gue dari luar.

"Gue jomblo ma, doain aja biar pacaran sama dia," ucap gue dalam hati.

Setelah selesai dengan rutinitas pagi, tenang cuman 10 menit mungkin. Gue ngeliat Landa lagi duduk nyamping di motornya, hari ini dia tampil lebih imut dari biasanya. Pake baju kaos warna pink dibalut jaket pink dan celana jins selutut. Mungkin tema hari ini "cute pink".

"Lan," panggil gue ngeliat dia yang lagi main HP.

Landa menoleh lalu melihat gue dari atas ke bawah.

"Gue salting kalau diliatin sama lo," batin gue.

"Lo..." ucap Landa.

"Digantung sama doi itu ga enak apalagi harus nunggu kaya gini," batin gue.

"Lo... jelek," ucap Landa.

Jleb...

Jelek, jelek, jelek woi gue dibilang jelek sama ini anak Landak. Gue banting juga lo Lan, mirip Landak kan jadi nya suka Nusuk ke orang ga bersalah.

"Jelek kalau sendirian, apalagi kalau bukan sama gue," ucap Landa sambil tersenyum lalu menyalakan motornya.

Gue ga ngerti maksud dia apa, yang pasti ada makna tersirat bilang "Cantik" mungkin. Kenapa sekarang cowo jadi ribet kaya si Landa.

"Ayo naik," ucap Landa.

Setelah itu, Landa mengemudikan motornya dengan sangat cepat. Bagaimana rasanya naik motor sama Landa? Rasanya seperti anda berada di ujung maut.

"Ni anak gila kali ya bawa anak orang tapi kaya ga peduli sama keselamatannya," ucap gue dalam hati.

"Lan jangan ngebut dong, takut—" omongan gue tertahan karena motor si Landa ngerem mendadak pas mau belok, gue ga sengaja meluk si Landa.

"Nabrak," lanjut gue sambil menutup mata.

Gue langsung ngeliat ke sekitar, ternyata pas mau belok ada mobil putih yang akan belok ke arah gue sama Landa. Hampir aja ada kecelakaan gara-gara kebut-kebutan.

Untungnya, Landa langsung berhenti, kalau ga, gue sama dia udah viral tapi yang ga enak nanti captionnya "Sepasang Kekasih Mengalami Kecelakaan karena Ugal-ugalan di Jalan Raya".

Jadian aja belum masa disebut kekasih. Gue yang sadar lagi meluk Landa dari belakang langsung melepaskan pelukan.

"Makanya jangan ngebut Lan tuh kan mau nabrak," ucap gue.

Tapi si Landa diem aja. Makin kesel gue sama dia. Ga lama dari itu, gue sampe di sebuah taman yang sangat ramai oleh para pedagang, anak kecil, dan anak muda yang sedang pacaran.

"Turun," ucap Landa singkat.

"Iya," ucap gue dengan nada kesel.

Gue turun dari motor Landa, Landa langsung narik tangan gue dan bawa gue duduk di sebuah kursi yang kebetulan hanya kursi itu yang kosong.

Ralanda (Classmate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang