Ŝanĝita | 4

116 67 85
                                    

       "Baiklah sampai jumpa dua minggu lagi" kata Audia pada Gavin.

      "Kita akan bertemu di sini" kata Gavin dan meminum lemon tea miliknya.

      "Ingat, dua minggu kamu harus bawa informasinya padaku" Ingat Audia.

      "Hm, ku usahakan" jawab Gavin.

      "Okay, sampai jumpa" kata Audia dan pergi dari kafe tersebut.

       Gavin hanya memandang punggung Audia yang semakin lama semakin mengecil dan jauh lalu menghilang dari pandangan matanya. Ia menghembuskan nafasnya kasar, pikirannya sangat kusut. Karena sedikit stres, Gavin juga pergi dari kafe tersebut.

      Gavin berjalan menuju parkiran, tetapi tak sengaja dia menemukan sebuah dompet, Gavin mengambil Dompet tersebut dan melihat isi dompet tersebut, dan tak sengaja dia menemukan sebuah kartu pelajar dengan atas nama Gita Resa Ekleisa, dia melihat kartu pelajat tersebut dengan seksama, dan tiba-tiba Gavin memiliki ide briliant yang mungkin dapat membantunya dalam masalahnya kali ini, segera Gavin pergi ke alamat yang tersedia di kartu pelajar tersebut.

***

        Resa mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, akibat baru saja dia menyelesaikan keramasnya.

        Ponsel milik Resa berdering, Resa segera pergi mengambil ponselnya yang terletak di atas tempat tidurnya, dan duduk di pinggir tempat tidur lalu mengangkat panggilan dengan nomorntak dikenal tersebut.

        "Halo?"

        "Hallo , do you remember me?"


          "Salah sambung."


          "Gak kok, ini aku Carlie, kamu masih ingat tante kan?"


          "Gak tuh, emang lo siapa?"

          "Haha... Kamu itu ya gak ada berubah-berubahnya, Tante tau kok kamu masih ingat dengan Tante, kata Ayah kamu, kalau kamu itu akan sekolah di sini? benarkan kamu akan sekolah di sini bersama tante? Kalau itu benar, tante akan sangat merasa senang."

         "Ingat ya, Sampai kapan pun gue akan sudi ke tempat lo yang kotor itu, tapi ingat gue akan tetap merebut apa yang sebenarnya menjadi milik ibuku."

         "Tanpa kamu merebutnya pun, tante akan menyerahkannya padamu."

          "Alah! Bacot, telat baik sih lo"

       Tut... Tut... Tut...

       Resa mematikan panggilannya sepihak, dia merebahkan dirinya di atas tempat tidur dia menatap langit-langit kamarnya, dan melamun pikirannya tiba-tiba mengingatkannya pada ibunya, dia mengingat bagaimana khawatirnya ibunya ketika dia sakit, dia juga mengingat bagaimana bangganya ibunya ketika Resa memenangkan olimpiade Matematika waktu dia SD kelas enam yang sudah beberapa tahun yang lalu.

          Resa tersenyum kecut, andaikan bila ibunya masih hidup hingga sekarang, andaikan dulu itu tidak ada yang berkhianat mungkin Dia dan Ibunya akan hidup bahagia sekarang, tapi itu hanya pengandaian yang tidak bisa terjadi lagi, karena Ibunya telah di panggil yang maha kuasa untuk menghadap.

ŜanĝitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang