Part 1

323 5 0
                                    

Hari masih pagi saat aku memijakkan kaki ke kompleks pesantren yang terkenal di kediri ini. Seperti yg kalian ketahui kawan aq bahkan kakiku begitu enggan melangkah ke dalam sana. Hmm jika tidak karena Bunda maka tidak mungkin bagiku untuk mendatangi tempat seperti ini.

Huuh tempat apa ini..? Sama sekali gak asik, di kanan kiri di sudut manapun masjid yg baru ku lewati itu banyak sekali para santri terdampar membaca alquran. Terdengar merdu memang tapi tetap saja suasana ini membuatku pusing.

Aaah kenapa juga aq mau ketika bunda mendaftarkan aq ke pesantren ini. Hilang sudah semua game online ku Hilang sudah semua partner karaoke onlineku, Hilang sudah semua teman - teman se gankku, Aaaarrght ini bisa membuatku gila😠

aaah sabar San, sabar....!
Lagi - lagi aku menyabarkan diri sendiri. Ai aku harus lebih bersabar demi memenuhi keinginan bunda. Jika saja itu bukan permintaam bunda mana mungkin aku mau dimasukkan ke sekolah yg seperti ini.
Ini mah harusnya disebut penjara bukan pesantren ckckckck.

Lebih dalam aq melangkah aku melihat masjid besar ditengah kompleks pesantren ini. Ada sekelompok pemuda yg sedang belajar mengaji mereka semua terlihat serius dan aaaah aku tidak suka seasana belajar seperti itt uuuu wuuus tuh cowok cakep nya...!

Aaaah senyumnya adem bener....!
Woalaah gak sia - sia nih kayaknya gue belajar disini. Gak apa deh demi bunda gue bakal mondok disini asal bisa tiap hari liat cowok ganteng itu ckckckckk Lol.

( batin Santi seraya cengar - cengir sendiri )

Flash back off

Aaah kenangan itu.....
Sudah begitu lama terlewati, saat - saat pertama kali aku memijakkan kaki dipesantren ini. Rasa enggan yg selalu menghampiri hati lenyap seketika ketika aku melihatnya. Pemuda yang aku kagumi sejak pertama kali aku berpapasan dengannya dihalaman masjid saat adzhan Dzuhur berkumandang.

Pemuda yang senyumnya berhasil membuat dada ini berdesir hangat. Dan kini membuatnya terbakar, pemuda Yang sejak dulu selalu ku impikan untuk menjadi pendamping hidup kini justru akan mendampingi hidup sahabatku.

Aaaaah entah apa yang harus aku lakukan saat ini. Kemarahan yang minggu lalu aku lampiaskan pada Laila karena rasa kecewa. Kemarahan yang tak seharusnya aku lakukan karena aku sadar semuanya serta merta juga bukan karena kesalahan Laila. Aku tau Laila, dia sahabatku, bukan style nya melakukan hal jahat seperti itu. Mungkin ada suatu alasan tersendiri kenapa dirinya menerima pinangan dari ustadz Fahri.

Santi mengusap wajah dengan kedua telapak tangan gusar. Hijab yg dikenakannya berayun terhembus angin membuat anak rambut gadis itu berterbangan. Sudah hampir 2 jam dirinya duduk di tepi pantai yg berada di pinggir kota jember itu.

setelah insident kemarahannya dengan Laila minggu lalu Santi memutuskan untuk meninggalkan pesantren dan pulang ke kota kelahirannya Jember. Untuk sekedar menenangkan dirinya, sebenarnya ingin sekali dirinya menemui Laila dan meminta maaf pada gadis itu namun ego dihatinya mengurungkan niat baik itu.

Hari mulai gelap Santi terlihat berdiri dari duduk menuju tempat parkir menjalankan motor matic miliknya dan berlalu pergi menuju rumah.
Menelusuri jalan - jalan yg masih terlihat ramai karena jam memang masih menunjukkan pukul 6 sore saat santi singgah sebentar disebuah masjid untuk menunaikan sholat maghrib lalu melanjutkan perjalanannya pulang ke rumah.

San, kamu beneran serius mau kuliah di Malaysia....?

Sarifah ibunda santi bertanya pada anak bungsunya. Santi yg sedang menonton tv mengganguk mengiyakan.

Bunda khawatir loh san, apa kamu bisa hidup mandiri disana....?

Jauh loh nak, bukan macem di kediri yg bisa kamu tempuh dalam beberapa jam kalo kamu ada perlu apa - apa sama Bunda.

Walaah bun santi ini sudah besar, Bunda jangan khawatir toh...!

Gak ada bedanya bun antara di pesantren dan di malaysia juga santi bisa mandiri, Bunda liat sendiri santi sampe gede begini kan...!

Iya bedalah nak, di pesantren mah kamu banyak yang jaga ada para ustadz dan ustadzah juga ada Laila nah kalo di malaysia kamu gak punya siapa - siapa san....!

Bunda berat mau melepas mu kuliah disana nak...!

Santi tersenyum merangkul Syarifah

Bunda tenang, percaya sama Santi, insya Allah santi akan baik2 saja disana....!

** Duka sedalam Cinta **

Hari berganti aku melangkahkan kaki menyusuri lorong - lorong kecil bersama beberapa orang yg menenteng tas dan menggeret koper mereka menuju pintu pesawat yg akan membawaku pergi meninggalkan negara tempat dimana aku dilahirkan. Meninggalkan kota dimana aku dibesarkan juga meninggalkan orang - orang yg aku cintai.

Ia aku sudah memutuskan untuk meninggalkan mereka semuanya dan mencoba membuka lembar baru dalam hidup. Aku sudah memutuskan untuk pergi sejauh yg aku bisa. Mungkin dengan begini akan lebih mudah bagiku untuk melupakan Ustadz Fahri dan merelakannya hidup bersama Laila sahabatku.

Miris memang kisah cinta pertamaku nyatanya tak seindah kisah cinta di film - film romance layar lebar yg kerap ku tonton dibioskop juga tak sesempurna Drama korea yg sering disaksikan vingkan adik sepupuku bahkan terasa lebih menyakitkan dari dongeng Laila Majnun ataupun Romeo dan juliet.

Andai saja kisah cintaku bisa ku ubah selayaknya mengubah ending dalam sebuah novel cinta tentu aku akan mengubahnya menjadi kisah cinta yang penuh dengan kebahagiaan tapi, Tak ada yg bisa aku lakukan untuk merobahnya. apa yg dapat aku lakukan saat ini kecuali pergi meninggalkan semuanya.

Tak ada yg dapat aku lakukan kecuali menerima kenyataan dan mencoba mengikhlaskan, meski ku sadar jika semuanya tidak akan mudah dilakukan.

Author pov

Santi menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu apartement yg berada dilantai 2 dari gedung berlantai 10 itu. Tangan kanannya membuka pintu apartement setelah sebelumnya sempat mematung sebentar berusaha memantapkan niatnya berada di tempat itu.

Bissmillah......!
Ucap gadis itu memasuki apartement barunya tempat dimana ia harus menghabiskan hari - harinya selama dirinya menempuh pendidikan di negara melayu itu. Tak ada yg istimewa baginya dari apartement yg dimilikinya ini, sejauh mata memandang yg santi lihat apartement itu memiliki sebuah kamar dengan ranjang king size dengan meja rias dan lemari pakaian juga toilet. sebuah ruang tamu berisi sofa, televisi dan sebuah dapur kecil bergaya bar berada di sudut kiri ruangan. Sebuah apartement sederhana yg bergaya minimalis modern cukup membuat dirinya nyaman berada ditempat itu batin santi.

Setelah puas berkeliling santi terlihat mengeluarkan segala isi kopernya dan memindahkan pakaian yg dibawanya dalam lemari pakaian dan memasukkan beberapa makanan yg dibawanya kedalam kulkas di dapur. Lalu gadis itu terlihat keluar apartement bergegas menuju stasiun LRT menuju kawasan petaling street, juga mall setempat untuk berbelanja barang - barang yg ia butuhkan mengingat Lusa dirinya akan mulai memasuki masa Orientasi Mahasiswa Baru di Universitas yg dipilihnya.

Tbc.

Assalamualaikum readers ku tercintah 😙 apa kabar kalian semua...? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT Aamiin....!

Nah seperti yg pernah aq bilang ini aq bawakan story khusus about Ustadz Fahri dan Santi yeeaaay semoga kalian suka yah....!

Duka sedalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang