Part 2

149 3 0
                                    

6 bulan sudah aku menjalani perkuliahan di negeri orang, hari - hari yang kulalui sekarang masih saja terasa hambar seperti sayur tanpa garam ataupun penyedap rasa
" Hambar tanpa rasa " kosong bagai sebuah bangunan tanpa penghuni.

Kak Santi...! Akak...!
Akak Santi....!

Teriakan vingkan berhasil membangunkanku dari lamunan panjang. Gadis itu berlari - lari kearahku mendudukkan dirinya disampingku sekarang kami berada ditaman samping kampus seusai menyelesaikan mata perkuliahan sejam yg lalu aku memutuskan menunggu vingkan ditaman.

Sudah selesai mata kuliahnya....?

Yups jom lah balik akak atau kite kene pusing - pusing sikit kat sini...?

Tanya gadis berjilbab pink dengan tunik putih itu. Aku tersenyum menanggapi nya " sebaiknya kita pulang saja Vingkan aku gak mau makcik khawatir kalau kamu pulang terlambat"

hmm jom lah kalo begitu akak...!

Gadis itu beranjak menggandeng tanganku menuju halte pemberhentian bus yg berada di seberang kampus.

Vingkan adalah adik sepupuku anak dari adik perempuan ayah yg bekerja di malaysia dan menikah dengan pria asli malaysia lalu menetap di kota ini.

Habiskan makannannya San...! makcik sengaja masak banyak hari ini karena vingkan bilang kamu akan mampir.

Iya makcik.

Akak, besok tak de mata kuliah kan...?
Bolehlah kalau malam ni nginap disini...!

Rengek vingkan yg baru saja menghabiskan makanannya.

Nah benar itu San menginaplah disini, sebenarnya makcik tak setuju kau menyewa flat sendiri tuh. Rumah ini masih besar San kalau cuma untuk menampung kamu disini.

Benar cakap Mom itung - itung akak menemani vingkan dirumah.

Malaslah vingkan nih tak de kawan kat rumah ni selain putra, aish ape pula budak tuh tak asiklah di ajak cakap, degil pun ade.

Rutuk vingkan yg kutanggapi dengan senyum sama halnya yg dilakukan oleh makcik dan putra yg duduk di kursi seberang tengah asik menikmati makanannya. Putra adalah adik vingkan yg baru duduk di bangku sekolah tingkat lanjut.

Maafkan akak vingkan bukan akak tak mau tinggal disini vingkan, makcik tapi Santi mau belajar hidup mandiri.

Santi ingin belajar bertanggung jawab dalam kehidupan santi tanpa bantuan Ayah atau bunda.

Walau tak bisa santi pungkiri Ayah dan bunda masih membiayai kuliah santi tapi setidaknya santi akan belajar membiayai kehidupan sehari - hari santi sendiri disini makcik. Itulah sekarang santi berencana mencari kerja part time dalam waktu dekat.

Jawabku menjelaskan disela - sela membantu makcik membereskan piring kotor diatas meja makan. Sedang vingkan membantu menyimpan sisa lauk didalam lemari.

Kalau itu memang begitu keinginan kamu ya makcik gak bisa maksa. Tapi nanti makcik bantu mencari pekerjaan buat kamu.

Baiklah makcik, terima kasih...!

Percakap itu adalah percakapan penutup hariku bersama keluarga makcik sebelum berpamit pulang ke apartement dengan alasan ada banyak tugas kuliah yg harus aku kerjakan sehingga aku tidak bisa menginap disana, jika tidak aq sudah disandra oleh vingkan saat ini.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya Santi memilih duduk diteras apartement memandang suasana disekelilingnya kerlap - kerlip lampu jalan dan hiruk pikuk suara kendaraan yg berlalu lalang menjadi temannya disetiap malam jika dirinya dilanda kegalauan seperti sekarang.

Duka sedalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang