Part 3

63 2 2
                                    

Saat kau diam bersembunyi dari dunia karena banyaknya rasa sakit yang kau dapatkan, bukan berarti kau tak butuh orang lain dan tak mengingat orang lain.

Tetapi Mungkin kau hanya butuh ditemukan dan diselamatkan oleh seseorang, untuk menjadi alasan bagimu agar bisa keluar dari persembunyianmu dan kembali menatap dunia lebih indah.
itu saja sudah cukup...!

=================***=============

Hari ini adalah hari pertama aku memulai pekerjaan baru sebagai dosen disalah satu universitas ternama di negeri yang terkenal dengan film Upin Ipinnya ini.

setelah beberapa waktu lalu aku mendapat tawaran dari pihak pesantren untuk menggantikan Ustadz Syahid yang mengambil cuti panjang karena ingin menyertai Istrinya yang akan melahirkan dalam waktu dekat.

Kini disinilah diriku didepan pintu gerbang sebuah universitas islam ternama di Malaysia.

Bismillahirokhmanirohim...!

Aku melangkah masuk kedalam universitas menuju ruang kelas untuk memulai mengajar dan memperkenal kan diri kepada para mahasiswa namun ketika aku baru saja hendak mengucapkan kalimat sapaan tiba - tiba pintu ruangan diketuk oleh 3 orang mahasiswi.

Assalamualaik...kum....!
Maaf pak...!

Ujar salah seorang mahasiswi tersenyum kearahku

Waalaikumsalam warokmatullah
Silahkan duduk....!

Perintahku yg dijawab dengan ucapan terima kasih oleh mahasiswi itu seraya melangkah menuju kursi dimana dia harus duduk diikuti oleh 2 orang temannya.

Setelah sedikit memperkenalkan diri aku mulai mengabsen nama - nama mahasiswa seperti hal yg biasa aku lakukan setiap kali memulai mata kuliah hingga satu nama yg membuat ku menghentikan kegiatan itu
" Susanti Nurraisya " nama mahasiswi yang baru saja kusebut mengingatkanku dengan seseorang.

Ia Susanti Nurraisya nama santriwati yg beberapa bulan yg lalu terdengar mengundurkan diri dari pesantren tempat ku mengajar dulu. Aku masih ingat nama gadis itu karena beberapa kali aku menemani dia dan Laila juga santri lain mengikuti kompetisi Qori - Qoriah yg sering diadakan antar pesantren, dia juga satu - satunya gadis yg dekat dengan Laila walau tak ku pungkiri Laila gadis yg ramah dan mempunyai banyak teman tapi hanya Susantilah gadis yg paling akrab dengannya.

Aaah mengenang itu aku jadi teringat Laila.

bagaimana kabarnya sekarang..?

Apakah dia benar - benar bahagia bersama Fatih..?

Hmm ku harap dia bahagia agar aku tak perlu menyesali keputusanku telah melepasnya waktu itu.

Sore itu aku berjalan menyusuri pelataran taman yg terletak dibalik menara kembar yg menjadi icon negara melayu yg kupijak saat ini. Ku hentikan langkah Duduk di bangku menikmati tarian air mancur yg meliuk - liuk indah dihadapan Sesekali terdengar suara tawa dan obrolan dari beberapa orang di sekitar.

Suasana sore yg cukup indah bagiku, ditengah hiruk pikuk kesibukan kota bersantai sejenak disini bisa mengembalikan energi yg telah banyak terkuras setelah sekian lama aku berkutat dengan kesibukan mengajar.

Afwan boleh duduk disini...?

Ucap Seorang pemuda tersenyum kearahku matanya mengisyaratkan jika ia meminta izin untuk duduk disampingku, aku tersenyum mengangguk " silahkan "

Lalu perkenalan kecilpun dimulai pemuda itu bernama Ahmad dosen sebuah universitas negeri di Kuala Lumpur orang Indonesia berasal dari Riau, ah senangnya bisa bertemu dengan sesama orang indonesia ditanah melayu ini. Ternyata ia adalah salah satu pengurus komunitas muslim indonesia disini yg kebetulan tinggal di apartement yg sama denganku hanya berbeda beberapa lantai.

Sebuah pertemuan yg menyenangkan karena selain mendapat teman karenanya aku juga bisa bergabung bersama para muslim indonesia yg ternyata cukup banyak disini yg menjadi dosen seperti diriku, bekerja, sekolah ataupun menetap karena menikahi warga sekitar.

Dan setelahnya hari - hari ku lalui dengan menyenangkan, bergabung dengan komunitas itu memberikan arti tersendiri dalam kehidupanku yg awalnya asing kini seperti berada di kampung halaman sendiri karena kehadiran semua saudara komunitas.

***

Satu bulan sudah kuhabiskan hari - hari mengajar disini selama itu juga aku mulai tau jika gadis yg bernama Susanti Nurraisya itu memang benar gadis yang ku maksud. Namun ada yang lain dari sikapnya yang tidak bisa aku mengerti. kenapa aku rasakan setelah dia mengetahui siapa diriku dia seolah menghindar dan menjauh entah karena apa aku pun tak pernah mengerti. Satu kali dia bertanya padaku tentang keberadaan dan keadaan Laila.

Apa kabarnya Laila ustadz...?

Alhamdulillah baik....!

Dimana dia sekarang.....?

Dipalembang, tempat terbaiknya adalah bersama keluarga...!
Bukankah begitu....?

Aah Na'am ustadz...!

Kalimat terakhirnya sebelum dirinya dipanggil oleh temannya dan berlalu pergi. Setelahnya tak pernah ada lagi percakapan diantara kami, setiap kali dia melihatku dia seolah menghindar kecuali di jam - jam pelajaran. entah apa penyebab semuanya aku pun tak mengerti dan tak terlalu ambil pusing karenanya.

Seperti hari ini saat tanpa sengaja aku bertemu dengannya di perpustakaan kampus, aku memilih duduk dihadapannya bermaksud untuk mengajaknya bertemu karena ada sesuatu yang ingin ku tanyakan tapi belum sempat ku menyampaikan maksud dia sudah beranjak dari duduk dan pergi. Tak ada hal yang bisa aku lakukan selain mengamati kepergiannya saat itu.

Santi pov

Huuuufs akhirnya aku bisa kabur juga dari ustadz Fahri, kenapa juga sih dia harus dateng ke perpus dan duduk didepanku..?

Tidak taukah dia berapa besar usaha yang  sudah aku lakukan hanya untuk mengindarinya...?

Tidak taukah dia usaha yang sudah aku lakukan untuk dapat melupakannya..?

Hingga akhirnya aku bisa berdamai dengan masa lalu dan sedikit melupakannya...!

Walau aku akui semua itu tak banyak membantu ku dalam menghapus kenangan. Tapi setidaknya sekarang aku bisa sedikit lebih tenang menjalani hidup.

Bisa - bisanya dia bersikap baik padaku seolah tak terjadi apapun pada kami....!

Berulang kali aku rasakan dia berusaha mendekatiku hingga aku harus menghindarinya setiap kali kami bertemu.

Ooh please ustadz Fahri jangan lakukan hal begitu lagi, jangan membuat semua perjuangan yg aku lakukan selama ini menjadi sia - sia.

Santi berkata dalam benaknya masih bersandar di dinding samping perpustakaan sejenak setelah gadis itu keluar dari sana sebelum akhirnya dia memutuskan kembali ke apartemen.

" Masa laluku menyimpan banyak kenangan, meskipun itu pahit tak menjadi alasan bagiku untuk tidak terus melangkah ke depan."

Duka sedalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang