Part 5

41 0 0
                                    

terkadang aku tak mengerti jalan hidupku sendiri, dulu aku terlalu menikmati hidup dalam kebebasan dan kesendirian hingga ibu dan ayah selalu bertanya, bila masa aku bosan dengan kebebasan itu dan siap melepas masa lajang hingga disaat masa itu tiba ternyata Allah memilih jalan lain untuk kehidupanku.

Dia gadis yg sempat ku kagumi dalam diam gagal ku persunting karena satu dan lain hal.

Masih teringat di benakku saat pertama kali aku bertemu dengannya di pelataran pesantren. Aku sedang mengajar metode penghafalan alquran di serambi Masjid waktu itu.

Dari kejauhan Ku lihat seorang gadis berjalan disekitar pesantren dengan koper ditangannya terlihat kebingungan mencari sesuatu. Ku hentikan kegiatan, menghampirinya berjalan dan berdiri tepat dibelakang gadis bergamis biru itu dan menyapa.

Assalamualaikum...!

sapa ku pada gadis itu ku lihat dia mengadahkan wajah melihat ku yg berdiri tepat di hadapannya dengan mata yg tertunduk tentunya. Melirik koper yg dibawanya gadis itu pasti santri baru di pondok ini, ku beranikan diri menyapa.

Afwan ukthi ada yg bisa saya bantu..?
sepertinya ukthi baru disini....!

"ooh waalaikumsalam iya saya santri baru disini bisa kah akhi menunjukan pada saya dimana ruang kantor...? "

tanya gadis itu.

"kantor berada di balik masjid ini, ukthi bisa berjalan lebih jauh ke ujung sana"

Aku menunjukkan arah kemana gadis itu harus pergi. Dia menganggukkan kepala tanda mengerti.

"baiklah terima kasih"

ucap gadis itu ku dibalas dengan senyum gadis itu pun berlalu pergi berjalan menuju tempat yang baru saja ku tunjukan.

Sebuah pertemuan biasa yg tak begitu berkesan memang tapi aku tak pernah menyangka jika dengan berjalannya waktu entah mengapa rasa kagum pada dirinya mulai muncul.

Berawal dari rasa penasaran akan diriku tentang alasan kenapa gadis itu selalu mengacuhkan jatah telpon yang diberikan pihak pesantren untuk para santrinya. Bukan hanya sekali tapi berkali - kali terhitung satu tahun sejak gadis itu menetap di pesantren.

Dan sebagai seorang pengajar termuda disitu tentu aq tau apa yang terjadi dipesantren. Belum hilang rasa penasaran itu aq kembali dibuat menerka - nerka tentang sifat gadis itu. Iya gadis ramah dan ceria itu bisa berubah sekejap dalam sujud - sujud panjangnya di sepertiga malam yg ia kerjakan. tak jarang ku dengar tangisnya pecah karena sesak yg mungkin tak tertahan.

berulang kali ku coba mendekat duduk bersandar di dinding tiang bermaksud mendengar percakapnya dengan sang pencipta namun berulang kali pula aku gagal karena tak ada sedikitpun suara yang terucap dari bibirnya. Hingga tangis itu hilang dan berganti senandung tilawah yg terdengar indah dari balik tirai pembatas. Setelahnya tak ada satu pun orang yang tau tentang isi hatinya, Semua berjalan seolah tak terjadi apapun Gadis itu kembali ceria.

Bertahun - tahun rasa penasaran itu berubah menjadi rasa yang sulit ku ungkapkan saat gadis itu lulus dan memilih menjadi pengajar di pesantren. Sejak saat itu aku menjadi semakin mengenalnya, sifat santun dan lembut yang dimilikinya membuat para ustadza dan santriwati menyayanginya hingga satu waktu ibu menghubungiku memintaku pulang dan bertemu seseorang.

Flash back 1 tahun yg lalu

Ayolah bu berhenti menyuruh Ri untuk bertemu dengan gadis - gadis pilihan ibu itu, Ri belum berfikir untuk menikah bu, Ri masih ingin menikmati hidup....!

Ayolah Ri apalagi yg harus kamu tunggu umurmu sudah lebih dari cukup untuk berumah tangga nak...!

Ibu dan Ayah juga sudah sangat ingin menimang cucu...!

Lagi pula hidup seperti apa yg masih ingin kamu nikmati..?

Bahkan setelah menikah nanti kamu akan lebih tau bagaimana menikmati hidup yang sesungguhnya.

( Fahri mengacak rambutnya sendiri mendengar perkataan ibundanya dari balik telpon )

Ri mengerti bu, tapi Ri sama sekali gak suka dengan gadis - gadis pilihan ibu itu, mereka bukan sosok gadis yg Ri cari bu.

Memang gadis yg bagaimana lagi sih Ri yg kamu cari...?

Ibu rasa Laila baik untukmu Ri, sebaiknya kau melihatnya dulu baru mengambil keputusan...!

Mendengar nama Laila Fahri tertegun sejenak.

Apa bu..? Siapa namanya tadi...?

Laila Ri namanya Laila...!
Adik dari teman Ayahmu, kalau ibu mah pengennya kamu temui dulu orangnya, baru mengambil keputusan
Kalaupun setelah bertemu Laila tak ada kecocokan di hatimu ibu gak akan memaksa.

Diam tak ada jawaban dari Fahri

Halo Ri kamu masih disitu...?

Aah iya bu, baiklah....!

Alhamdulillah ibu seneng dengernya, dia gadis yg manis buat ibu udah cantik, sopan, soleha pokoknya kamu pasti suka...!

Insya Allah bu semoga saja...!

Ibu yakin kau pasti suka Ri karena buat ibu " Dia bukan hanya gadis yang cantik dan pintar Fahri tapi juga pintar mengambil hati orang lain "

Flash back end

Kata - kata yang diucapkan ibu itu yang semakin menyakinkanku memilih dirinya untuk mendampingi ku namun sepertinya Allah punya jalan berbeda untukku kami tak dapat bersatu karena satu alasan.

Suatu hal yang awalnya sulit aku terima namun seiring berjalannya waktu perlahan aku bisa belajar mengikis rasa itu merubahnya menjadi rasa ikhlas saat aku melepasnya pergi dengan pemuda yang seharusnya dan itu bukan aku.

Fahri berjalan gontai Semilir angin membawa langkahnya duduk di pelataran dibawah taman perkantoran gedung kembar tertinggi di ibu kota Malaysia itu menikmati liukan air yang menari - nari dalam kolam dihadapannya. Fikirannya masih berputar mengingat - ingat kejadian beberapa bulan lalu.

Saat - saat terberat yang dulu sempat dirasakannya sebelum ia mendapatkan arti dari sebuah keikhlasan yg akhirnya membawa dirinya lebih bijak dalam menjalani hidup.

Ia dulu ia sempat terpuruk dan sedikit menyesal melepas gadis itu tapi seiring berjalannya waktu ia mengerti bahwa cinta tidak harus memiliki. Cintanya tak akan pernah indah jika diciptakan karena sebuah keterpaksaan, Karena cinta adalah sebuah ketulusan.

Kini tak ada lagi rasa sesal itu, yang tertinggal hanyalah kelegaan karena ia tak salah dalam mengambil keputusan. Karena ia yakin Allah tak akan pernah salah dalam memberikan kenikmatan. Ia yakin suatu saat nanti akan hadir skenario terindah yg diciptakan Allah untuk mempertemukan dirinya dan jodohnya.

Tbc

Duka sedalam CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang