Chap 1

4.5K 593 106
                                    

Seminggu ini Yunho benar-benar berbeda. Ia sering melamun bahkan marah-marah tidak jelas. Semua karyawannya heran melihat tingkah atasan mereka yg tidak seperti biasanya. Ji Hoon pun sampai turun tangan mengatasi segala kekacauan yg diperbuat putranya.

"Apa kau baik-baik saja?" Ji Hoon bertanya sembari menyesap kopinya. Pagi ini ia melihat wajah panda putranya. Padahal pria itu tidak sedang lembur kemarin. Apa yg membuat putranya sampai kurang tidur seperti itu?

"Aku tidak apa-apa Appa." Yunho merasa lemas. Ia tidak bisa tidur semalam karena masih memikirkan Jaejoongnya. Ia juga tidak mengunjungi Jaejoong selama seminggu ini. Ia takut perasaannya akan semakin dalam pada pria itu. Jaejoong kan sudah punya kekasih.

"Benarkah? Apa kau tidak tidur semalam?" Ji Hoon melirik Yunho sebentar kemudian melanjutkan aktifitasnya membaca koran.

"Aku tidur nyenyak semalam Appa." Yunho berusaha menyangkal. Ia malu pada Appanya jika Appanya tau ia seperti ini karena sedang patah hati.

Ji Hoon tau Yunho berbohong. Tapi ia tak menuntut Yunho agar mau mencerittakan masalah yg dihadapinya.
"Tadi Appa mendapatkan sedikit keluhan dari client kita. Apa kau melamun disaat meeting kemarin?"

Yunho terkejut mendengarnya. Matanya bergerak gelisah, ia takut jika Appanya marah.

"Jika kau ada masalah. Selesaikanlah! Jangan mencampurkannya dengan pekerjaanmu." Ucap Ji Hoon tegas. Ia bangkit dari duduknya meninggalkan Yunho.

***

Yunho datang ke minimarket tempat Jaejoong bekerja. Ia sangat merindukan pria cantiknya ini. Yunho masuk melirik Jaejoong sebentar. Ia melihat pria itu sedang sibuk melayani pelanggan lain dengan ramah.

Yunho berjalan ke arah tempat coklat karena tempat itu dekat dengan kasir. Matanya melirik Jaejoong yg masih melayani pelanggan lain.Yunho membeli beberapa coklat. Ia kemudian langsung membayarnya.

"Ada lagi Tuan?" Jaejoong menscan barang yg diberikan Yunho. Ia belum melihat wajah Yunho.

"Tidak." Ia mendongak menatap Yunho. Sedikit terkejut melihat pria yg satu minggu ini tidak kelihatan sekarang muncul lagi. Namun keadaan Yunho terlihat mengenaskan.

'Ada apa dengannya?' Jaejoong heran melihat tatapan sendu Yunho yg menatapnya. Tapi ia tidak peduli, yg penting pekerjaannya selesai.

Setelah Yunho membayar Jaejoong menyerahkan belanjaannya. Namun pria itu dengan sengaja malah menggenggam tangan Jaejoong selama beberapa detik. Lalu ia melepaskannya dan pergi begitu saja.

Yunho merasa ingin menangis setelah sampai di dalam mobilnya. Banyak pertanyaan yg ingin ia tanyakan pada Jaejoong, namun hanya tersangkut di tenggorokannya.

Bagaimana caranya agar ia bisa memastikan pria yg menjemput Jaejoong itu bukanlah kekasihnya? Yunho terus berfikir, namun ia sudah putus asa.
Ia melajukan mobilnya menuju apartemen sahabatnya Yoochun.

***

Yoochun mengernyit heran saat membuka pintu apartemennya. Ia melihat Yunho sangat mengenaskan.

Yunho masuk kedalam lalu duduk di sofa yg ada di apartemen Yoochun. Ia melempar coklat yg ia beli pada Yoochun. Yoochun dengan sigap menangkap coklat itu.

"Kau kenapa lagi?" Yoochun duduk di samping Yunho. Ia penasaran masalah apa yg dihadapi sahabatnya ini. Apa mungkin sarannya tidak mempan? Itu tidak mungkin, biasanya semua wanita dan uke pasti akan bertekuk lutut.

"Bagaimana ini? Dia sudah memiliki kekasih." Kalimat yg keluar dari mulut Yunho membuat Yoochun tertawa, ia kira jurus manjurnya gagal. Ternyata penyebab sahabatnya seperti ini adalah sang pujaan hati yg sudah memiliki kekasih.
Yunho cemberut mendengar tawa Yoochun. Ia sedang sedih dan ditertawakan. Itu sangat mengesalkan.

"Berhenti tertawa. Kenapa kau tak memberiku solusi. Dasar tega." Yoohun berusaha menghentikan tawanya. Setelah berhenti, ia berdehem pelan.

"Hanya ada satu cara. Pelet dia." Ucap Yoochun tersenyum. Yunho mengernyit tak mengerti.

"Maksudmu?" Tanyanya bingung.

"Apa kau tidak mengerti? Guna-guna, buat dia menyukaimu dengan cara dukun."

"Hah? Apa itu benar-benar manjur? Bagaimana jika itu gagal?"

"Tidak mungkin gagal." Yoochun memberi isyarat agar Yunho mendekat. Kemudian Yoochun berbisik di telinga Yunho.

"Benarkah?"

Yoochun mengangguk yakin.
"Jika gagal, kau boleh memanggilku park jidat seumur hidup."

Yunho manggut-manggut puas.
"Baiklah park jidat."

"Hey, kau belum tentu gagal." Yoochun menjitak kepala Yunho.

***

Disinilah Yunho sekarang. Ia berdiri di depan sebuah rumah. Ia mengecek sekali lagi alamat yg diberikan Yoochun. Yunho sangat yakin jika alamat ini sudah benar.

Ia mengetuk pintu depan.

Tokk.

Tokk..

Tokkk..

Tak lama pintu terbuka, Yunho sedikit terkejut melihat penampilan orang yg membukakan pintu. Pria itu memakai jubah disertai hoodie di kepalanya. Ia juga mengenakan cadar, hanya matanya saja yg terlihat.

"Ada apa anak muda?" Pria itu bertanya ramah.

"Mianhamnida. Benarkah ini rumah dukun K."

"Iya benar. Silahkan masuk." Pria itu membuka pintu rumahnya lebih lebar guna memberikan Yunho jalan masuk. Ia mengajak Yunho menuju ruang kerjanya. Yunho sedari tadi terus menoleh menatap di sekitar karena merasa aura rumah itu berbeda.

Mereka sampai di ruang kerja si dukun. Dukun itu duduk dibalik meja yg sudah dipenuhi dengan barang-barang berbau mistis.

"Apa yg bisa saya bantu?" Ia menatap Yunho.

"Aku ingin kau membuat orang yg aku cintai juga mencintaiku."

"Guna-guna maksudmu? Pelet? Jaran goyang? Semar mesem? Hahaha.. kau datang pada orang yg tepat nak." Yunho menganga mendengar istilah aneh yg disebutkan oleh dukun itu.

"Apa kau punya identitasnya? Nama? Alamat?" Yunho tersadar, ia tidak tau apa-apa tentang Jaejoong kecuali hanya nama saja.

"Aku hanya tau namanya saja. Apa tidak bisa di pelet hanya dengan foto?"

"Bagaimana bisa kau tidak tau alamatnya? Bagaimana kau mencintai orang yg tidak kau tau? Bagaimana nanti jika pelet ini salah alamat?"
Yunho mulai berfikir cara apa yg bagus agar ia bisa pelet Jaejoong sekarang juga. Ia terlalu malas untuk memerintah bawahannya agar mencari tau tentang Jaejoong.

"Begini saja. Kau coba dulu hanya dengan foto. Aku akan membayar berapapun jika itu berhasil."
Mata si dukun berubah hijau saat mendengar kata "berapapun" yg Yunho ucapkan. Ia akan mencobanya kalau begitu.

"Coba serahkan foto orang itu." Yunho mengambil foto Jaejoong yg ia ambil diam-diam. Si dukun menerima foto itu. Namun ia terkejut setengah mati saat melihat siapa orang yg akan di pelet oleh pria muda di depannya ini.

Itu adalah foto putranya Kim Jaejoong.

Kalian pasti tau siapa dukun itu sebenarnya.

Oh Jaejoogie!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang