Chap 3

3.8K 563 53
                                    

Jaejoong merasa tak bermimpi buruk kemarin. Ia juga tidak merasakan firasat buruk. Tapi kenapa hari ini ia sangat sial?

Ia sekarang sedang mengajari seorang pria yg tiba-tiba saja bekerja di toko tempatnya bekerja. Padahal toko itu sedang tidak mencari karyawan baru.

Dan yg membuat Jaejoong terkejut adalah pria itu ternyata pria yg pernah ia tampar karena mengatakan ia cantik.
Jaejoong mendengus kesal. Ia berusaha menjaga jarak dari pria bernama Jung Yunho itu.

"Hei! Jangan taruh disana. Kau harus mengurutkan posisinya sesuai isi" Jaejoong berjalan mendekat. Ia tidak bisa menjaga jarak dengan Yunho. Ia kemudian mengambil minuman yg di pegang Yunho. Lalu memberi contoh bagaimana memajang barang dengan benar. Bukannya memperhatikan, Yunho malah menatap Jaejoong lekat.

Jaejoong menjadi kesal. Ia menggerutu pelan membuat Yunho tersenyum. Ia mengalihkan pandangannya saat Jaejoong menoleh menatapnya.

'Aku harus berusaha seperti di buku itu.' Batinnya.

"Kau sudah paham? Begini caranya." Jaejoong menatap Yunho kesal. Yunho hanya manggut-manggut berpura-pura mengerti.

****


Sementara itu Ji Hoon sekarang tengah pusing menangani dua perusahaan sekaligus. Ia sedaritadi mengomel karena kesal dengan putranya.
Jika saja Yunho tidak meminta untuk membuat Jaejoong mencintainya dulu sebelum melamar pria cantik itu. Ji Hoon tidak akan seperti ini. Tapi Jung senior tidak bisa menolak permintaan putra tunggalnya. Terlebih Yunho sekarang tengah berjuang mencari pendamping hidup. Putranya yg selama ini hanya bergulat dengan pekerjaan, sekarang sudah mau terjun ke dunia cinta. Ji Hoon cukup senang akan hal itu, hampir saja ia menjodohkan putranya.

Ji Hoon menoleh melihat jam tangannya. Sudah memasuki jam istirahat, ia teringat kembali pada putranya.
Apa yg dilakukan Yunho sekarang??

Ternyata Yunho kini tengah sibuk memandangi Jaejoong yg sedang membaca buku. Ia baru tau Jaejoong suka membaca novel. Mereka mendapat waktu istirahat yg bersamaan. Yunho memang sengaja meminta hal itu kepada pemilik toko ini agar ia bisa terus berdekatan dengan Jaejoong. Apa yg tidak bisa di lakukan oleh seorang Jung? Bahkan jika ia mau ia bisa saja membeli toko ini.

"Kenapa kau memandangiku seperti itu?" Lama-lama Jaejoong merasa risih dipandangi terus oleh Yunho. Kesabarannya mulai habis.

Mata Yunho bergerak gelisah saat Jaejoong juga menatap ke arahnya. Pria cantik itu terus menatapnya. Sepertinya ia marah.
"Aku tidak memandangmu." Elaknya.

Jaejoong mendekat, ia duduk di samping Yunho. Sangat dekat, membuat Yunho semakin gugup karena didekati oleh pria yg ia cintai. Jantungnya berdegup kencang.

"Mari berbicara dengan sesama pria. Apa kau menyukaiku?" Jaejoong bertanya sambil mendekatkan wajahnya pada Yunho.
Oh! Yunho sangat gugup, ia kini malah fokus menatap bibir merah Jaejoong yg sangat menggodanya.

"Ti-tidak!" Yunho berusaha menyembunyikan perasaannya. Ia sangat malu jika Jaejoong tau perasaannya.

"Bagus. Lalu kenapa kau menatapku terus sedari tadi?" Yunho memutar otak. Ia mengingat-ingat isi buku yg ia baca kemarin.

"Aku.. aku.."
Yunho benar-benar gugup.
"Ah.. ada sesuatu di rambutmu." Ia menjulurkan tangan menyentuh rambut Jaejoong. Sebenarnya tidak ada apa-apa di rambut Jaejoong. Ia berbohong karena sangat ingin menyentuh Jaejoong.

Plakk!!

"JANGAN MENYENTUHKU!"

***

"Kau kenapa?" Tae Hee kembali melihat wajah galau putranya. Ia sudah bisa menduga rencana Yunho pasti gagal.

"Dia sangat galak Umma." Ucap Yunho. Wajahnya terlihat lesu.

"Kenapa kau tidak menuruti perintah Ummanya saja dengan langsung melamarnya?" Tae Hee tau putranya memang sangat payah dalam hal cinta. Jangankan merayu, mendekatpun sepertinya Yunho ragu.

"Aku tidak ingin ia menikah denganku karena terpaksa Umma." Yunho tidak mau egois dengan hanya memikirkan perasaannya saja. Karena pernikahan bukanlah sesuatu yg main-main, ia ingin membuat Jaejoong juga mencintainya. Tapi pria itu sangat cuek, judes dan galak.

Tae Hee menghela nafas panjang.
"Lalu kau mau bagaimana?" Tanyanya.

"Di buku itu, ada dua cara menaklukan orang yg seperti Jaejoong Umma. Aku akan mencobanya besok."

"Semoga berhasil."

***

Jaejoong sangat tidak bersemangat untuk bekerja pagi ini. Ia masih merasa kesal dengan Yunho.

"Selamat pagi Jaejoong." Jaejoong mengerjap cepat. Ia hampir tak mempercayai penglihatannya, Yunho yg kemarin hanya menatapnya seperti orang bodoh kini tengah tersenyum manis padanya. Sangat berbeda dengan dirinya yg kemarin.

'Apa dia punya dua kepribadian?' Batinnya. Ia menggendikkan bahu tidak ingin memikirkan itu lalu membalas sapaan Yunho dengan senyum kecil.
"Selamat pagi Jung Yunho." Ucapnya.

Yunho berteriak girang dalam hati. Senyum Jaejoong yg sangat samar itu membuat ia bahagia. Ia akan berusaha menjalankan saran dari buku itu. Ia sudah tidak percaya lagi pada Yoochun.

Sekarang Jaejoong benar-benar heran. Yunho tidak lagi memandangnya terus seperti saat ia berbelanja dulu dan seperti kemarin. Pria itu sangat serius mengerjakan pekerjaannya. Ia juga membantu karyawan lain jika mengalami kesulitan. Tak butuh banyak waktu pria itu berhasil menjadi trending topik para karyawan wanita. Disana ada 5 karyawan wanita dan 3 karyawan pria.

Jaejoong menoleh ke kanan dan ke kiri mencari kursi. Ia kini kesulitan mengambil tissu yg ada di gudang. Tissu itu ada di tumpukan paling atas. Ia harus memajangnya karena di pajangan barang tissu yg itu sudah habis.

Jaejoong berjinjit berusaha menggapai kardus tissu. Sedikit lagi tangannya berhasil menyentuh kardua itu.

Sret..

Tiba-tiba ada tangan lain yg mengambil kardus itu. Dan ia merasa ada tubuh tinggi menjulang di belakangnya. Jaejoong berbalik hendak melihat siapa yg membantunya. Namun ia membeku saat tau Yunholah yg membantunya. Kini pria itu tersenyum manis padanya. Tubuh Jaejoong menegang saat menyadari posisinya saat ini. Wajah Yunho sangat dekat dengannya dengan senyum manis yg masih terpasang di wajahnya.

Jaejoong merasakan getaran aneh di dadanya. Ia merasakan sesuatu perasaan aneh yg menyelimuti hatinya.
'Aku kenapa?'
Ia berusaha bersikap biasa.

"Terimakasih Yunho." Ucapnya mengambil alih kardus itu dari tangan Yunho lalu cepat-cepat pergi darisana.

Yunho hanya tertawa pelan melihat reaksi Jaejoong. Pria itu sedikit lunak sekarang, tidak judes seperti kemarin.

'Ternyata isi buku itu lebih manjur daripada saran Yoochun.' Batinnya.
Ia merasa malu dan senang secara bersamaan.

Jaejoong menuju tempat tissu. Ia merasakan jantungnya berdetak cepat.
'Apa ini efek gugup? Aku tidak biasa begitu dekat dengan pria.' Batinnya. Ia meyakinkan dirinya mungkin memang karena efek gugup yg ia rasakan.

***

Yunho yg mulai merasa bahagia karena sikap Jaejoong yg sedikit lunak, berbeda dengan Heechul yg kini tengah merenung di rumahnya.

"Menantuku tidak datang lagi. Apa aku terlalu membuatnya takut ya?" Ucapnya entah pada siapa.

"Harusnya dulu aku mengajari Jaejoong jurus menggoda pria mapan. Aishh... aku akan mengunjunginya lagi nanti." Ucapnya lagi.


Saya sebenernya terinspirasi dari webtoon 'Oh Holy'. Ada yg tau webtoon itu kan? Jadi sifat Yunho yg pemalu kayak Jamie di 'Oh Holy'.
Semoga terhibur ya??

Oh Jaejoogie!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang