4

1.9K 190 10
                                    

Pintu kamar terbuka, sontak Fay lisa yang baru saja berteriak terkejut. Ia sampai terperanjat dengan nafas tercekat saat melihat tiga orang itu masuk ke dalam kamar. Detik berikutnya, ia kembali menoleh ke arah cermin dan kembali melihat penampakan yang masih saja mengejutkannya. "Beneran berubah...," gumamnya dalam hati.

"Kamu kenapa?" tanya jiyong cemas, seraya mendekat diikuti ha neul dan bi unha di belakangnya.

Fay lisa mulai berusaha mengatur nafas dan menenangkan diri dalam hatinya. "Tenanglah... Fairy nalalisa...."

Sayang sekali, tubuh manusianya sama sekali tidak bisa diajak berkompromi. Fay lisa memegangi kepalanya saat merasakan pusing yang begitu menyakitkan. Masih kurang dari dua jam memiliki tubuh manusia, ia sudah harus merasakan sakit yang begitu menyiksa di kepalanya.

"Apa rasa sakit ini hukuman dari ratu taeyeon karena aku menggunakan cara curang untuk masuk ke dalam keluarga ini?" Fay lisa mengoceh dengan suara bergumam tak jelas.

"Apa? Kamu bilang apa?" tanya jiyong saat sekilas mendengar ocehan Fay lisa. Ha neul  dan bi unha pun menatap Fay lisa penuh tanya.

Fay lisa mengerjapkan matanya, mendadak semuanya terlihat buram. Manik mata hazel-nya berputar tak jelas. Detik berikutnya, ia sudah tidak bisa merasakan tubuhnya lagi. Fay lisa melunglai tak sadarkan diri.

"Eh-heh !" Dengan sigap jiyong melesat dan menangkap Fay lisa dengan kedua tangannya, lalu menahannya di pangkuannya. "Ya ampun! Dia pingsan lagi!"

"Dady! Tidurin lagi perinya, kasihan!" pekik ha neul panik.

Jiyong segera bangkit dan kembali membaringkan Fay lisa di tempat tidurnya. "Hei... Bangun...," katanya sambil menepuk pipi Fay lisa. Tapi, Fay lisa tidak merespon. "Gimana nih, bi?!" Ia bertanya pada bi unha.

Bi unha berpikir sejenak, kemudian ia mendapatkan ide sederhana. "Kita bangunin pake kayu putih aja, tuan!" usulnya. Tanpa menunggu perintah lagi, bi uNha berlari keluar kamar untuk mencari kayu putih.

Sementara jiyong masih panik dengan tatapan tidak lepas dari wajah Fay lisa, ha neul justru memperhatikan sepatu silver yang Fay lisa kenakan. "Sepatunya bagus. Aku buka ya, dady?" tanya ha neul.

Jiyong menoleh singkat. Bagaimana bisa semua orang lupa membuka sepatu itu sejak tadi? "Ya ampun! Itu sepatunya dari tadi belum dibuka?" Ia justru bertanya dengan wajah melongo. Sepertinya, semua orang hanya terpaku melihat paras cantik gadis di depannya itu, termasuk dirinya sendiri. "Iya, buka aja, sayang."

Saat ha neul selesai membuka sepatunya, bi unha datang dengan kayu putih. "Ini, tuan." jiyong mengambil kayu putih itu dan menuangkannya banyak-banyak ke telapak tangannya. "Tu-tuan jangan banyak-banyak...." Bi unha berusaha memperingatkan, tapi jiyong tidak mendengarkan karena terlalu panik. Langsung saja jiyong mendekatkan telapak tangannya ke hidung Fay lisa.

Bisa dibayangkan? Telapak tangan besar jiyong justru menutupi hampir seluruh wajah Fay lisa. Dan parahnya, jiyong kembali menepuk pipi Fay lisa. Berpindahlah kayu putih itu dari telapak tangan jiyong ke pipi juga hidung Fay lisa.

Fay lisa mengernyit dengan mata masih terpejam. "Ini apa? Bau sekali, panas!" Rasanya sangat tidak enak di permukaan wajahnya, terutama hidung. Seperti ada yang masuk menggelitik hidungnya. Seperti itulah yang Fay lisa rasakan.

"Akhirnya, kamu sadar!" cetus jiyong lega.

Perlahan, Fay lisa membuka matanya. Tapi, ia terus mengerjap karena panas dari kayu putih. Fay lisa kemudian bangun dan berusaha untuk duduk. Ekspresi wajahnya semakin aneh dan…. "Hidung aku... haaa... haaa... HACHIIUUU!!!"

Bersin perdana seorang peri itu langsung menyembur tanpa penghalang tepat mengenai wajah jiyong. Jiyong menyeka wajahnya yang sudah basah. Tapi, berbarengan dengan bersin itu, jiyong justru merasakan udara segar nan sejuk menyapu wajahnya.

Fairy Nalalisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang