Sarang [Complete]

•°• Part 12 •°•

*Jika Anda membaca cerita ini di Platform lain selain WATTPAD, Anda kemungkinan besar berisiko terkena SERANGAN MALWARE.*

*If you're reading this story on a Platform other than WATTPAD, you are most likely at risk of a MALWARE ATTACK*

######

Yul dan tim yang dipimpinnya baru saja menyelesaikan persentasi mereka. Client tampak puas dengan ide yang mereka buat untuk iklan produk perusahaannya.

Setelah kembali dikursinya dia mengambil smartphonenya yang tadi disimpan di laci meja kerjanya.

"Yul, kau tidak pulang?."tanya Jessica

"Sebentar lagi..."

Jessica hanya bisa menghela nafasnya dan pergi.

Sekarang sudah waktunya pulang, karena tidak ada kendala apapun mereka bisa pulang tepat waktu. Tapi Timjang yang satu ini sepertinya lebih suka di kantor.

"Uisanim, apa anda sibuk?."

Yul kembali meneror dokter pribadi Taeyeon...

"Aishhh.. michyeosseo!!."

"Wae?? Aku hanya bertanya saja.."

"Baiklah, apa yang ingin kau tahu?. Aku sekarang sedang tugas di jeju, jadi tidak bisa membuat janji temu."

Yul langsung saja menelepon dokter itu dan langsung diangkat olehnya. Tanpa basa-basi dia langsung menanyakan perihal Taeyeon.

"Sebenarnya Taeyeon kenapa?, aku sudah melihat rekam medisnya tapi aku masih tidak mengerti. Kehamilan dan Keguguran bukannya itu hal biasa?."

"Bagimu hal yang biasa, tapi bagi seorang wanita itu sangat menyakitkan. Kau terlalu menganggap enteng suatu masalah. Aigo, pantas saja dongsaengku lebih memilih menjauh."

"Yakk.. uisa, kau itu dokter atau apa?."

"Hanya itu yang ingin kau tahu? Aku tutup teleponnya."

"No.. masih ada yang ingin aku tanyakan. Gangguan kecemasan apa yang di derita Taeyeon?. Hal itu tidak dijelaskan secara rinci, sepertinya masih ada dokument lain. Tapi aku tak menemukannya."

"Pasti Taeyeon menyimpan itu. Aku tak bisa memberitahumu."

"Uisanim, jebal!!."

Sesaat mereka terdiam...

"Aku akan menjelaskannya sekali, dan singkat."

"Ye.."

"Taeyeon menderita Phobia Spesific. Kau bisa mencari sendiri lebih detail lagi soal Phobia Spesific. Semenjak kejadian itu, dia jadi takut dengan Kehamilan, sex, dan anak-anak. Dia juga menjadi pribadi yang lebih tertutup dan pendiam."

"Mwo? Tapi sekarang dia menjadi guru TK? Dan mengurus keponakannya dengan baik."

"Selama ini dia sering melakukan berbagai terapi. Dan juga obat. Aku tidak terlalu memberinya obat, obat itu hanya dimakan ketika dia benar-benar merasa cemas. Soal dia yang sekarang menjadi guru TK. Itu adalah salah satu cara bertahap agar ketakutannya menghilang. Tidak mudah menghilangkan gangguan ini. Dia benar-benar berusaha keras untuk beradaptasi."