01. Cemburu itu, salah?

22.1K 2.8K 365
                                    

Yang, kemarin kumelihatmu.  Kau bertemu dengannya~~ adalah lirik lagu Asal Kau Bahagia dari Armada, dendangan syahdunya menjadi backsound dalam pengiring kehadiran Marine dan Hara. Ketika Rahee ditinggalkan, detik itu pulalah dua sekawannya tiba di ruangan.

"Risiko punya pacar ganteng ya berasa hidup di Gurun pasir," celetuk Marine sambil sesekali menyeruput es kelapanya dari ujung batang sedotan.

Selaku sahabat yang baik, Hara pun menepuk pelan bahu kiri Rahee yang terlihat turun karena murung. "Ingat, Ra! Kembali ke diri sendiri. Sehun ganteng, dia pandai bikin lo cemburu. Ngaca deh, lo itu cantik." Petuah Hara yang terasa lembut menggebu, bibir manisnya kembali berucap dengan senyuman, "so, why not? Rahee, let's make him jealous!"

Seketika neon di kepala Rahee terang benderang, cahayanya sampai mengalirkan sebuah senyuman. Ia melirik Hara dengan senyum terkembang, nyaris saja kedua ujuang bibirnya menyentuh telinga.

"Orang pinter pasti ngerti maksud gue." Yang paling nyeletuk di antara mereka itu Hara, jelas kalimat barusan milik Hara. Marine hanya mengedikan kedua bahunya tak acuh sambil berkata, "Gimana baiknya saja."

Ya benar, gimana baiknya. Kalau memang jalan yang Hara sebutkan itu benar dan berakhir baik, kenapa tidak?

***

Setelah selesai jam kelas, Sehun beserta jajarannya berkumpul di gazebo Fakultas Kedokteran. Kebetulan ada dua di antara mereka yang menempati jurusan kesehatan, yakni Kai Berlyn dan Scarloth Lay.

"Hun, Nabila buat gue, ya?" Itu Chanyeol yang bilang. Lelaki dengan segala pesona player yang melekat dalam jiwanya berkoar sambil bersiul, rupanya sejak tadi tatapan Chanyeol jatuh memperhatikan sosok gadis di tengah taman dekat gazebo.

Langsung saja Sehun mendelik, "Jangan harap!" katanya. Chanyeol terkekeh, yang ada di sana pun ikut terkikik menertawakan respon Sehun barusan.

"Kalau Rahee aja gimana?" goda Luhan. Baik Chanyeol, Kai, maupun Lay serempak menghentikan tawanya. Bukan apa-apa, asal kalian tahu saja, maung dalam diri Sehun bisa bangkit kapanpun ketika nama Rahee disebutkan.

See! Lensa pekat Sehun mengunus tajam wajah Luhan. Untungnya Sehun hanyalah manusia biasa, bukan si pemilik mata laser yang mampu membuat pori-pori baru di wajah orang.

"Masih gue liatin." komentar Sehun tanpa nada, tapi mampu membuat seluruh insan yang ada di sana merinding karenanya.

Semua tidak tahu, semua tidak mengerti, apa yang ada di otak Sehun tentang Nabila dan Rahee, apalagi soal perasaannya yang entah untuk siapa kejelasannya.

Tapi, karena semua orang bisa melihat, karena semua orang bisa mendengar, mereka menyimpulkan bahwasanya status Sehun memang terikat dengan Rahee sejak lama, tipikal lelaki setia. Entah cinta atau tidak. Namun, jelas kasih sayangnya terlihat untuk Nabila. Kesimpulan yang bersifat subjektif. Soal perasaan orang, siapa yang tahu?

"Gue balik duluan, Rahee udah nunggu di parkiran." kata Sehun tiba-tiba saat setelah mendapatkan notifikasi pesan masuk dari kekasihnya. Yang lain mengangguk saja.

***

"Lama," ketus Rahee menghakimi Sehun yang membuatnya lelah menunggu.

(Book 1: AKB) World PoisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang